Sakura tak bisa menahan rekahan bibirnya untuk terbuka, saat sosok pria yang tadinya berjarak cukup jauh, kini tiba-tiba saja berteleportasi kehadapannya. Apa ia salah lihat? Tidak mungkin. Jika Itachi berlari, Sakura pasti mendengar langkah kaki pria itu sebelum menoleh ke belakang. Tapi ia sama sekali tak mendengar apa-apa, selain suara berat Itachi yang menyebut namanya dengan suara yang cukup lantang.
"Apa yang kau—"
"Kau berdarah, Sakura—"
"Apa?"
"Kau berdarah—" Pria itu menuding tubuh bagian belakang Sakura.
"Ada apa sih?" Sakura berusaha melihat tubuh bagian belakang yang dimaksud Itachi. "Astaga—" Ia menutup mulut, tidak percaya. Celana putih yang dikenakannya kini sudah berganti warna menjadi merah cerah.
"Kau harus ke rumah sakit—" Ujar Itachi datar. Ditariknya lengan Sakura dengan lembut, kemudian dituntunnya gadis itu berjalan menuju pintu.
"Itachi, ini tidak —"
Pria itu berhenti dan menoleh. Sakura merasa gugup, saat mata gelap Itachi menatapnya dengan cukup intens. Beberapa detik terlena oleh tatapan itu, ia tak menyadari bahwa Itachi menyangkutkan jubah hitam ke tubuhnya. Sepertinya dia berpikir untuk menutupi noda merah itu dengan jubah, karena letaknya yang bisa dibilang cukup memalukan.
"Pakailah jubah itu, udara malam cukup dingin."
Sakura menelan ludah dengan gugup. Dugaannya ternyata salah.
Itachi, apa benar ini kau?
Pria itu kembali menarik tubuhnya.
Sebelum sampai di pintu, akhirnya Sakura menghentikan langkah kakinya, yang tentu saja membuat Itachi ikut berhenti.
"Kau salah paham, Itachi." Ujarnya. Kedua alis Itachi terangkat, bingung. "Ini tidak seperti yang kau pikirkan. Darah ini—" Sakura menunjuk tubuh bagian belakangnya, tanpa malu-malu. "Kau tahu setiap bulan perempuan selalu kedatangan tamu, kan?"
"Tamu?" Ulang Itachi bingung. Sakura hampir saja menyemburkan tawa saat melihat ekspresi Itachi yang terlihat begitu polos. "Apa maksudmu?"
"Ekhm—" Sakura berdehem, sembari menatap lengan tangannya yang masih digenggam Itachi. Pria itu lantas segera melepaskannya. "Sepertinya kau tidak tahu banyak tentang wanita—"
Sakura bisa melihat Itachi mendesah pelan dan membuang wajah.
Reaksi itu jelas mengatakan bahwa kau tak memahami wanita, sedikit pun tidak, Itachi.
Ia terkekeh pelan, yang kemudian langsung disambut tatapan tajam dari Itachi.
"Ini darah datang bulan. Bagi seorang perempuan ini merupakan—" Sakura dapat melihat ekspresi keterkejutan dari wajah Itachi. Pria itu langsung buru-buru memotong penjelasannya.
"Aku mengerti. Kau tidak perlu menjelaskannya padaku." Ujar Itachi kikuk.
Sakura terkekeh lagi. Namun baru saja hendak menertawakan kepolosan Itachi, perutnya tiba-tiba saja berbunyi dengan cukup kencang. Itachi langsung menoleh.
Lelaki itu tidak mengejeknya, namun tatapan dari wajah datar pria itu tetap saja membuat Sakura merasa jengkel.
"Ah, aku sudah mengatakannya tadi, aku menunggumu pulang, dan, dan tidak sempat makan. Jadi—"
"Gantilah pakaianmu."
Sakura membalikkan mata, tidak mengerti dengan maksud kalimat yang baru saja dikeluarkan Itachi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Itachi : A Man Who Doesn't Want To Be Loved
FanfictionHidup hanyalah sebuah perjalanan panjang untuk menemukan sesuatu yang membuatmu yakin untuk tetap hidup. Namun tidak berlaku bagi Itachi. Jalan hidupnya sudah digariskan. Dari awal, sampai akhir, ia hanya punya satu tujuan. Mengorbankan hidupnya de...