Bangunan kayu sudah mulai terlihat di depan mata. Sakura berhasil sampai di teras rumah, dengan keadaan basah kuyup, tentu saja. Sementara Itachi sudah lebih dulu sampai dan kini sedang mengamati perempuan itu dari depan pintu.Sakura memegangi jubah yang dikenakannya, seolah berusaha lebih menutupi dirinya dari penglihatan Itachi yang tajam.
"Masuklah." Ujar lelaki itu datar.
Sakura menekuk wajahnya. "Tanpa kau persilahkan pun aku akan masuk sendiri." Balasnya, sengit. Gadis itu melalui Itachi, masuk ke rumah. Itachi mengikut masuk setelahnya.
Saat hendak mendorong pegangan pintu, Sakura menoleh ke belakang. "Itachi—"
Pintu kamar Itachi berhenti bergerak, kemudian sebuah kepala mencuat dibaliknya. "Hngg?"
"Aku akan menggunakan kamar mandi lebih dulu." Ujar Sakura, tegas.
Lelaki di balik pintu mengangguk, tidak keberatan, setelah itu langsung menutup pintu kamar tanpa berkata-kata.
Hah, menyebalkan sekali.
Sakura segera masuk ke kamar dan menutup pintu dengan hentakan, yang ternyata cukup kuat untuk mengagetkan dirinya sendiri.
"Astaga, kenapa aku membanting pintu sekeras itu—"
Ia segera menanggalkan jubah yang sudah basah kuyup, meletakkannya di sudut ruangan, kemudian berjalan ke depan cermin. Wajahnya seketika bersemu merah, melihat pantulan bayangan dirinya di dalam sana.
Itachi melihat penampilanku yang seperti—astaga, ini benar-benar memalukan!
Sakura menyambar handuk dan mengambil pakaian ganti secara acak dari lemari, kemudian berjalan ke luar kamar, menuju kamar mandi.
Gadis bersurai merah muda menarik karet pengikat, membiarkan rambutnya tergerai panjang ke bawah. Dia mulai menanggalkan pakaiannya satu persatu, melemparnya ke dalam baskom berukuran sedang, yang biasa digunakannya untuk mencuci.
Sambil mengguyur diri di bawah pancuran air, Sakura menggosok sekujur badannya dengan sabun. Setiap kali tak sengaja melihat tumpukan kain kotor di dalam baskom, wajahnya memanas.
Kenapa harus disaat aku mengenakan warna merah muda...
**
Sakura saat ini sedang berkecimpung di dapur, menyiapkan makan malam. Tangannya bergerak lincah, memotong sayuran dan berikutnya daging. Sesekali ia mengecek air di dalam panci, apakah sudah mendidih atau belum. Ia hendak menggunakan air itu untuk merebus mie.
Malam ini Sakura akan menghidangkan yakisoba lengkap dengan sayuran dan daging.
Membayangkannya saja membuat air liurku menetes.
Sekarang masih pukul 4 sore, masih lama sebelum waktu makan malam. Tapi sepertinya Sakura memiliki alasan mengapa ia memasak lebih cepat dari seharusnya.
Sakura menoleh ke belakang, menyadari bahwa Itachi baru saja keluar dari kamar dan sedang menuju ke dapur.
"Kau tidak keberatan kita makan malam lebih cepat, kan?" ujarnya, kembali menatap talenan di depannya.
"Hnng."
"Duduklah, sebentar lagi aku akan selesai."
Sakura bisa mendengar Itachi menuruti perkataannya dan duduk di meja makan.
Diam-diam gadis itu mengulum senyum. Entah sejak kapan mereka jadi selalu makan bersama seperti ini. Dan sejak kapan pula Itachi memiliki inisiatif untuk menyediakan bahan makanan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Itachi : A Man Who Doesn't Want To Be Loved
Fiksi PenggemarHidup hanyalah sebuah perjalanan panjang untuk menemukan sesuatu yang membuatmu yakin untuk tetap hidup. Namun tidak berlaku bagi Itachi. Jalan hidupnya sudah digariskan. Dari awal, sampai akhir, ia hanya punya satu tujuan. Mengorbankan hidupnya de...