Clarity

801 152 14
                                    

Pintu tertutup. Itachi berjalan pelan menuju ranjangnya, dan duduk bersandar di sana. Tak berapa lama, ia menghela napas.

​Perutnya terasa penuh, semua berkat Sakura. Rasa makanan yang dibuat gadis itu  biasa saja, namun karena Sakura sendiri yang membuatnya, Itachi jadi merasa seperti di rumah.

Sudah berapa lama ia tak memakan masakan rumahan?

​Perlahan potongan-potongan ingatan mengenai masa lalu muncul, seperti sebuah adegan film. Ia melihat potongan adegan makan malam keluarga kecilnya. Ibu yang memasak di dapur, sementara Itachi dan ayahnya bercengkerama, menunggu di meja makan. Ingatan-ingatan itu bergerak semakin cepat, hingga kini sampai pada bagian ia melihat adiknya, Sasuke, berusaha mengalahkan seekor babi besar di kebun warga.

​Lelaki kecil dengan wajah yang menggemaskan. Selalu merajuk jika Itachi sibuk dan menolak ajakannya untuk berlatih. Sasuke kecil yang tak tahu apa-apa, dan ia tak akan membiarkan adik kecilnya itu untuk mengetahui apapun, sampai akhir.

​Itachi menutup mata sebentar, dan membukanya kembali. Begitulah cara untuk memutus kenangan-kenangan itu agar tak berlanjut. Ia hanya ingin mengenang hari-hari baik. Hari-hari dimana kehidupannya berjalan selayaknya manusia normal.

​Angin malam mulai merayap masuk melalui rengkahan jendela kaca, membuat Itachi menoleh, menatap tirai yang bergerak pelan tertiup angin.

​Itachi menarik napas dalam-dalam, dan mengeluarkannya secara perlahan.

​"Sakura—" ucapnya lirih, mengingat gadis bersurai merah muda yang kini tinggal bersamanya.

​Itachi memijit pelipis.

Apakah ini sebuah kebetulan, atau semesta sengaja mengirim gadis ini padanya?

​Setelah semua hal buruk yang dilaluinya, kini semesta ingin berpura-pura terlihat baik.

Jangan konyol.

​Sekilas, wajah Sakura saat  tertidur terlintas di benaknya. Wajah mereka saat itu sangat dekat. Itachi bisa mengingat detail wajah gadis itu dengan baik. Bulu matanya sedikit pendek, hidungnya bagus, meski tidak terlalu mancung, bibir penuhnya merah alami. Beberapa helai rambut merah muda Sakura terjuntai ke bawah, menutup dahinya yang cukup lebar.

​Pemandangan yang tak pernah di sangka Itachi akan dilihatnya dalam hidup. Wajah seorang perempuan yang tertidur pulas di sampingnya.

Itu pasti ketidak sengajaan, bukan?

​"Dia pasti kelelahan, dan tertidur—" Itachi berdecak lidah. Kepalanya mendongak, bersandar di kepala ranjang, sambil menatap langit-langit.

​Itachi tak sengaja menggoda Sakura beberapa saat yang lalu. Ia melihat gadis itu salah tingkah, dan menutup wajah dengan tangan, terlihat malu-malu. Bibirnya sedikit berkedut, saat mengingat kulit putih Sakura yang perlahan memerah.

​Detik berikutnya, Itachi mendesah pelan.

Apa yang harus dilakukannya pada gadis itu, setelah ini?

**

​"Itachi—"

​Suara gedoran pintu membangunkan Itachi. Ia mengerjap beberapa kali, sebelum melangkah membuka pintu.

​Itachi mengintip, dan melihat Sakura berdiri di depan pintu kamarnya.

​"Kau sudah bangun—"

​"Hmm."

​Sakura tampak ragu-ragu sejenak. "Aku sudah membuatkan sarapan, jadi keluarlah—"

​Itachi membuka pintu kamarnya lebih lebar.

Itachi : A Man Who Doesn't Want To Be LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang