Itachi menarik keluar sebuah kimono hitam dari paper bag yang ada di atas kasurnya. Dipandanginya pakaian itu dengan seksama, sebuah seringaian tipis terpampang di wajah datarnya.
Siapapun bisa tahu bahwa kimono ini berkualitas tinggi. Bagaimana bisa gadis itu mengatakan bahwa dia mendapatkan ini dari pembelian satu gratis satu? Yang benar saja.
Kini kimono itu telah terpasang rapi di tubuh tinggi Itachi. Pemuda itu menatap pantulan bayangannya di dalam cermin, beberapa kali ia memiringkan tubuh untuk melihat apakah pakaiannya sudah benar-benar dipasang dengan benar.
Sakura sepertinya sudah memilih kimono yang pas untuk tubuh Itachi. Kimono itu sama sekali tidak kebesaran ataupun kekecilan, benar-benar tampak sempurna melekat di tubuhnya.
Itachi keluar dari kamar, menuju ruang depan. Selagi menunggu Sakura selesai bersiap-siap, ia duduk di sofa, memandangi model pakaian yang sudah sejak bertahun-tahun lalu berhenti dikenakannya.
Ah, aku bahkan belum sempat melihat Sasuke mengenakan pakaian semacam ini.
"Kau sudah lama menunggu?"
Itachi mendongak. Untuk sesaat, waktu terasa seperti berhenti berputar. Sakura berdiri di hadapannya, mengenakan kimono merah bercorak hitam. Entah memang modelnya ketat atau gadis itu sengaja membuatnya tampak begitu dengan simpul pita yang membalut pinggang mungilnya, yang jelas kimono itu menempel sempurna, memperlihatkan lekuk tubuhnya yang ramping. Tidak seperti biasa, rambut merah muda Sakura disanggul tinggi ke atas dan ditengah-tengah sanggul rambutnya menyembul sebuah stik berwarna merah.
Wajah Sakura tampak merona, begitu pula bibirnya. Itachi sempat bertanya-tanya apa yang membuat wajah gadis itu begitu, tapi setelahnya ia tersadar bahwa itu adalah riasan wajah. Tak heran bila melihat ada cairan aneh di bibir gadis itu yang membuatnya tampak berkilau, dan sejujurnya pemandangan itu sedikit mengusik Itachi.
"Mau berangkat sekarang?" Itachi bangkit, berjalan menuju pintu. Sakura mengangguk dan mengikutinya perlahan.
Langit di luar tampak kekuningan, dimana artinya penduduk desa pasti sudah berkerumun di pusat desa untuk memeriahkan festival. Itachi dan Sakura berjalan menelusuri jalan setapak yang mengarah ke pusat desa. Keduanya berjalan beriringan tanpa suara.
Itachi bisa merasakah bahwa gadis disampingnya terus melirik berulang kali. Ia sempat mengabaikannya, tapi lirikan itu semakin terang-terangan dan membuatnya bertanya-tanya apakah ada sesuatu yang salah dari dirinya.
"Ada apa?" Itachi akhirnya bersuara, merasa tidak nyaman terus-terusan diperhatikan.
"Eh—" Sakura terlihat sedikit kaget. Gadis itu berdehem pelan sebelum menggelengkan kepalanya dengan tidak yakin. "Ti—tidak ada. Kenapa bertanya?"
"Dari tadi kau memandangiku. Pakaianku terbalik?" tanya Itachi datar, sambil terus berjalan ke depan.
"Ti—tidak. Kau memakainya dengan benar." Sahut Sakura. Gadis itu terlihat sibuk menjinjing kimononya ke atas. Sepertinya kimono merah itu terlalu panjang dan mengganggu geraknya saat berjalan. "Kau tidak terpaksa pergi, kan?" Dia menoleh ke samping, menatap Itachi setelah menemukan posisi yang nyaman untuk berjalan.
Itachi menggeleng pelan, tapi tidak balas menoleh.
"Baguslah. Aku juga sudah memastikan keadaanmu tadi pagi. Jadi tidak masalah bila kau berjalan-jalan sedikit malam ini." Sakura bergumam riang.
Tak lama, begitu dapat melihat jalanan desa yang sudah dipenuhi lampu warna-warni dan hiasan, gadis di samping Itachi mulai mempercepat langkahnya. Pupilnya bertambah lebar begitu melihat deretan gerobak makanan yang berjejer di tepi jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Itachi : A Man Who Doesn't Want To Be Loved
FanficHidup hanyalah sebuah perjalanan panjang untuk menemukan sesuatu yang membuatmu yakin untuk tetap hidup. Namun tidak berlaku bagi Itachi. Jalan hidupnya sudah digariskan. Dari awal, sampai akhir, ia hanya punya satu tujuan. Mengorbankan hidupnya de...