Langit sudah berubah warna menjadi kekuningan, tapi pria bermata tajam itu masih duduk di tepi sungai, mendongak, memandang kosong ke arah langit.
Hari ini Itachi baru saja kembali dari tugasnya. Ya, tugas yang tentu saja berkaitan dengan membunuh atau terbunuh. Beruntung, semua berjalan lancar. Ia dapat dengan mudah menghabisi target, tanpa campur tangan rekan satu timnya.
Itachi dan Kisame sudah berpisah sejak dua jam yang lalu. Tapi bukannya langsung kembali ke rumah, pria ini malah melamun di tepi sungai, cukup dekat dengan daerah perbatasan desa Hoshigakure.
Tak selang berapa lama, ketika langit perlahan mulai menjadi gelap, Itachi bangkit dan segera beranjak pergi. Tak butuh waktu lama baginya untuk sampai di rumah.
Saat membuka pintu, ia langsung disambut dengan ruangan yang gelap gulita.
Tumben sekali rumah dibiarkan gelap.
Setelah menghidupkan lampu, dan sekilas menatap pintu kamar Sakura, Itachi masuk ke kamarnya untuk mengambil pakaian ganti dan juga handuk, setelah itu langsung menuju kamar mandi.
Suasana terasa sangat tenang saat Itachi keluar dari kamar mandi. Ia menoleh ke arah pintu kamar Sakura.
Apa dia sudah tidur?
Tepat saat itu, pintu kamar terbuka. Mata gelap Itachi langsung bertemu pandang dengan mata emerald Sakura. Hanya sedetik, gadis itu segera memalingkan wajah dan berbelok ke dapur, tanpa mengucapkan sepatah kata pun padanya.
Tampaknya dia masih kesal dengan pembicaraan pagi tadi.
Kini Sakura sedang mengiris sesuatu di dapur, sepertinya hendak membuat menu makan malam. Itachi memperhatikan gadis itu dari belakang. Entah mengapa dia terlihat sangat lesu. Beberapa kali Itachi pernah memperhatikan gadis itu memasak, dia terlihat lincah dan cekatan, terlebih saat menggunakan pisau. Tapi hari ini berbeda.
Tak mau memikirkan hal itu lebih lanjut, Itachi kembali masuk ke kamar, duduk di kasur dan menoleh ke arah jendela.
Meski sebenarnya sedang dalam masa libur, Itachi tetap menerima dan menjalankan tugas seperti biasa. Sebenarnya bukan libur, ia hanya meminta izin untuk menetap didaerah yang cukup jauh dari markas kelompok Akatsuki. Ia tak menyebutkan maksud dibalik keputusannya itu, tapi sepertinya Akatsuki sangat menghargai privasi setiap anggotanya. Mereka tidak bertanya ataupun menuntut penjelasan.
"Haruskah aku keluar sekarang?" Itachi menghela napas saat perutnya mengeluarkan suara seperti gemuruh. Ia sangat menyesal tidak singgah ke kedai makan terlebih dahulu, sebelum kembali ke rumah.
Sehabis membersihkan diri tadi, Itachi sengaja pergi ke kamar. Ia tahu bahwa mood Sakura masih tidak baik, kehadirannya di dapur pasti akan membuat suasana menjadi canggung dan tidak nyaman.
Sudah dua jam berlalu, sejak gadis itu memulai kegiatan di dapur, namun sampai detik ini, dia tak menunjukkan gelagat untuk segera beranjak dari sana.
Tak bisa menunggu lebih lama, Itachi akhirnya keluar dari kamar dan langsung menuju dapur. Sakura menoleh saat mendengar langkah kaki Itachi mendekat. Sama seperti tadi, mata emerald itu berputar melewati Itachi begitu saja, enggan untuk saling bertatapan. Tak menunggu Itachi sampai di dapur, Sakura langsung membawa piring makan yang tampak belum sepenuhnya habis, menuju wastafel.
Menyadari gelagat Sakura yang seolah ingin menghindarinya, Itachi memilih untuk menghentikan langkah, menunggu gadis itu selesai dengan aktivitasnya. Tak butuh waktu lama, Sakura sudah berbalik dan berjalan cepat menuju kamarnya. Dia sama sekali tak menoleh pada Itachi meski mereka berpapasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Itachi : A Man Who Doesn't Want To Be Loved
FanficHidup hanyalah sebuah perjalanan panjang untuk menemukan sesuatu yang membuatmu yakin untuk tetap hidup. Namun tidak berlaku bagi Itachi. Jalan hidupnya sudah digariskan. Dari awal, sampai akhir, ia hanya punya satu tujuan. Mengorbankan hidupnya de...