8 - Roseberry Marry

40 8 3
                                    

Ada sebuah toko unik bernama Amethyst Eye di Verlore Paradys. Kebanyakan orang pasti salah sangka dengan toko itu, dari bentuk bangunannya yang menyerupai bola kristal, tempat itu lebih mirip organisasi peramal dibanding toko alat tulis.

Inspirasi nama itu diambil dari hobi unik yang dimiliki Seraphine—mengoleksi batu Amethyst. Sera percaya bahwa batu kecubung warna ungu itu dapat melindunginya dari pengaruh buruk. Neneknya pernah berkata, jika memakai batu Amethyst urusan hidupnya akan dipermudah. Nama itulah yang akhirnya dipilih untuk toko online-nya.

"Aku menunggu di sini saja." Luciel yang canggung melihat banyaknya Ibu menyusui di ruangan tersebut, memilih untuk tidak masuk.

Di dalam ruang bersalin yang serba putih, harum kain lembut membelai rongga hidungnya. Tangisan bayi yang nyaring di telinga, menyambut kedatangan Floria. Gadis itu meletakkan buket bunga Hyacinth ke atas meja seorang pasien bernama Seraphine.

Wanita berambut ungu yang sedang menyusui bayinya, tampak kebingungan melihat kedatangan gadis itu. Floria yang menangkap maksudnya, segera memperkenalkan diri dari awal.

"Oh ya, aku mengingatmu." Entah ingatan seperti apa yang ada dalam pikirannya, tetapi Floria segera dipersilahkan duduk. Tanpa basa-basi, gadis itu menjelaskan maksud dan tujuannya datang ke sana.

"Tentu aku mengenal Madeleine, dia sangat manis."

Sera mencoba mengingat beberapa hal sambil tersenyum. Dari ceritanya yang terdengar antusias, sosok Madeleine jelas sangat populer di kalangan para pemain versi uji coba. Kini Floria mengerti, mengapa banyak sekali pedagang di Verlore Paradys yang menyukai Madeleine. Kepopulerannya yang sudah terlihat, membuat para pemain berpikir Madeleine akan menjadi primadona saat versi resmi diluncurkan.

"Sayangnya setelah versi resmi keluar, Madeleine malah menghilang."

"Apa kau tahu dia meninggal?" tanya Floria.

Wajah antusias yang masih menyimpan kisah manis itu, tiba-tiba berubah drastis. Sera menutup mulutnya yang ternganga, menahan jeritan yang hampir keluar. Floria mengangguk pelan, untuk meyakinkan kembali bahwa yang ia katakan benar. Gadis itu juga menceritakan soal jeratan tali di leher Madeleine dan bagaimana mayatnya ditemukan.

"Aku kesini untuk membantu adiknya. Pria yang di luar sana."

Sera mengatakan, ia sama sekali tidak tahu bagaimana cara untuk membantu Floria menemukan pelaku pembunuhan Madeleine. Namun Ibu muda itu berasumsi, jika mungkin Madeleine dibunuh oleh pengusaha lain yang iri dengan popularitasnya.

"Coba buka ponsel Madeleine, mungkin itu bisa jadi petunjuk. Maaf, aku tidak bisa banyak membantu."

Takut menggangu proses pemulihan pasca persalinannya, Floria mengucapkan terima kasih, setelah mendapat petunjuk. Ia membuka knob pintu dan melambaikan tangan.

***

Karena ide yang diusulkan Sera terdengar cukup meyakinkan, Floria lantas memberitahunya pada Luciel. Pria itu mengangguk setuju, saat ini tidak ada bukti apa-apa untuk mencari tahu pelaku pembunuhan Laluna. Dengan melihat isi ponselnya, mungkin bisa mendapatkan petunjuk.

Luciel mengernyit, tiba-tiba pria itu diliputi keraguan. Ia memang menyimpan ponsel warna rose gold milik kakaknya. Namun ada masalah lain yang baru saja ia sadari.

"Aku tidak tahu password-nya," keluh Luciel.

Gadis itu menepuk jidatnya seraya menghela napas panjang. Namun begitu, Luciel belum menyerah, kali ini ia mau menggunakan sedikit kemampuan cenayangnya—lebih tepatnya kemampuan menebak-nebak.

Forget Time [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang