18 - Sengatan Listrik

16 4 2
                                    

"Flo ... Kau baik-baik saja?"

Floria menyipitkan kedua matanya, mencoba menangkap jelas bayangan yang terlihat samar-samar di sampingnya. Ia berbaring menatap langit-langit putih yang disinari cahaya lampu, ada bau alkohol, antiseptik dan antibiotik yang menguar di sekelilingnya. Jari jemarinya bergerak lembut meraba ranjang kasur. Tak lama suara bed side monitor tertangkap di telinganya.

Tut... Tut... Tut... Tut...

"Kakak ..." Gadis itu merintih begitu pandangan matanya jelas. Floria berusaha meraih Dayana yang duduk di sampingnya, tubuhnya terkulai lemas.

"Apa yang terjadi?"

Kejadian itu terjadi tengah malam. Sebelumnya Floria berkata akan melakukan eksperimen untuk melihat reaksi yang ditimbulkan jika tidak memainkan Verlore Paradys seharian.

Intuor yang tergeletak di atas kasur itu ia singkirkan sebelum merapikan tempat tidur, tapi nahas sebuah gelombang mengejutkan langsung menjalar ke sekujur tubuhnya, gadis itu tidak bisa bergerak dan akhirnya akhirnya jatuh pingsan. Sengatan listrik itu membuat sebagian kulit tangannya terbakar.

Dayana menemukan Floria dini hari sekitar jam tiga pagi karena saat itu ia mengalami diare dan berniat pergi ke kamar adiknya untuk mengambil obat.

"Untunglah kau selamat, aku sangat takut." Suara Dayana terdengar gemetar. Wajahnya yang nampak kurang tidur dan berantakan itu menggambarkan kasih sayang yang tersembunyi dalam hatinya.

Floria meminta maaf, ia mengusap punggung tangan sang kakak yang masih menggenggam tangan kanannya dengan erat. Dayana memutar bola matanya ke tangan kiri adiknya yang terkulai. Tangan itu masih dibalut perban karena mengalami luka bakar akibat tersengat listrik.

"Tadi Apoteker memberimu salep antibiotik khusus luka bakar. Untunglah lukanya tidak terlalu parah," ucap Dayana sambil menunjukkan bungkusan salep itu.

Floria termenung. "Intuor itu mengeluarkan sengatan listrik, kak," ia bergumam.

Menurut Dayana, jika ada kerusakan pasti balai pelayanan sudah memberitahu pengguna untuk segera di reparasi. Selain itu, tidak mungkin Intuor memiliki tegangan listrik yang sangat tinggi. Sepertinya karena aku tidak main game seharian, Floria membatin.

Menurutnya, Intuor itu mungkin menyetrum peserta yang tidak memainkan Verlore Paradys seharian. Karena peraturan terbaru menyebutkan, seluruh peserta wajib memainkannya setiap hari walau hanya beberapa detik.

"Seharusnya ada lebih banyak pasien di sini, jika mereka tersetrum hanya karena lupa main game." Dayana menampik pernyataan adiknya.

"Tidak mungkin ada lebih banyak pasien."

Menurut analisa Floria, peluang kejadian itu pasti akan sedikit. Floria menghitung dari rentang usia pemain yaitu 17 hingga 25 tahun, dan jenis kelamin pemain yang bisa laki-laki atau perempuan—itu artinya terdapat dua pilihan.

Jika dihitung menggunakan rumus peluang, ada 18 kemungkinan dibanding banyaknya jumlah pemain. Semakin banyak jumlah pemain akan semakin sedikit kemungkinan itu terjadi.

"Juga faktor lain yang tidak absolut, seperti mereka sengaja tidak memainkannya atau mereka lupa memainkannya," lanjutnya.

Banyak variabel yang membuat Floria sulit mendeteksi, apakah setruman itu berasal dari update game versi terbaru, atau kabel Intuor yang konslet seperti kata Dayana.

Mungkin Luciel bisa membantuku, batinnya. Salah satu cara membenarkan dugaannya adalah menyuruh Luciel sedikit berkorban.

***

Forget Time [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang