14 - Easter Egg

27 6 6
                                    

Floria masih tidak percaya dengan apa yang disampaikan Luciel. Gadis itu tidak dapat membendung air matanya, tangisnya pecah begitu Luciel mengusap punggungnya yang mulai bergetar.

Menurut Luciel, jenazah Higea ditemukan tidak jauh dari pemberhentian pertama stasiun kereta, tepatnya di kota Oak. Kematiannya diperkirakan terjadi pada malam hari.

Luciel menyaksikan jenazah Higea saat sedang mencari bahan kue dan mengunjungi kedua orang tuanya di kota Oak. Pagi tadi, ia melihat ada garis polisi melintang di tempat pembuangan sampah, beberapa warga berkumpul di sekitar sana mengamati mayat Higea yang gosong tersambar petir.

"Tidak mungkin tersambar petir, untuk apa dia turun di stasiun kota Oak?" Menurut Floria, Higea seharusnya berhenti di kota Maple yang juga pemberhentian terakhir kereta.

Gadis itu mencurigai Tommy alias Late Zappelin. Hari itu juga, Floria terpaksa memberitahu rahasia Higea dan seluk beluk masalah prostitusinya dengan anak Undergound.

Luciel yang terkejut setelah mendengar cerita itu, bersedia menemani Floria pergi ke toserba tempat Higea pernah bekerja. Floria berencana mengintrogasi Tommy pemilik akun Late Zappelin—soal kejadian tempo hari di apartemen Higea.

"Apa kalian teman Tommy? Kebetulan aku juga ingin menghadiri pemakamannya." Seorang pegawai toserba yang baru selesai melayani pelanggan menaruh uangnya ke dalam mesin kasir.

"Tunggu, pemakamannya? Siapa yang meninggal?" Floria mencondongkan badannya.

Pegawai toserba bertubuh gempal itu mengerjapkan matanya. "Aku kira kau sudah tahu soal kematian Tommy."

Suasana kemudian hening, Floria memijat pelipisnya dan mendengkus. Menurut pegawai itu, Tommy ditemukan tewas di kamar mandinya pagi ini.

"Ia menelan cairan pembersih kamar mandi. Aku tidak menyangka orang seperti Tommy bisa bunuh diri." Entah seperti apa sosok Tommy yang ada dalam pikirannya. Pegawai yang sedang menata minuman kemasan di kulkas itu kelihatan sedih.

Floria melemparkan lirikannya, Luciel hanya mengedikkan baju dan menggeleng. Mereka kemudian pergi meninggalkan toserba itu karena tak mendapatkan petunjuk apapun soal kematian Higea, mereka justru dikejutkan dengan kabar kematian Tommy.

Mungkin saja Tommy bunuh diri karena merasa bersalah pada Higea, pikir Floria. Namun ada banyak kejanggalan soal kematian Higea. Gadis itu ditemukan gosong dekat pembuangan sampah di kota Oak. Pertanyaannya untuk apa Higea ke kota Oak? Floria bertanya-tanya dalam hati.

"Setahuku, ayahnya tidak tinggal di kota Oak." Gadis itu mencoba menjelaskan keanehan yang ia maksud.

Luciel mengangguk, ia memberikan asumsi lain. "Mungkin saja Higea sedang mencari oleh-oleh di kota Oak, sebelum menemui ibunya di kota Maple."

Floria terdiam, kali ini penjelasan Luciel terdengar cukup masuk akal. Ia berharap tidak ada orang lain yang menyakiti Higea, apalagi sampai tega membunuhnya.

"Apa kau takut ada seseorang yang membunuh Higea, seperti apa yang dialami kakakku?"

Floria menggeleng pelan menampik pernyataan itu, ia kemudian sadar masih terbawa suasana penyelidikan kematian Laluna—kakak kandung Luciel.

***

Kota Oak merupakan kota pusat oleh-oleh di negara Goldwater. Selain oleh-oleh, kota itu menjual banyak barang artistik dan bahan baku berkualitas tinggi. Penduduknya terkenal sangat kreatif dan pintar. Keluarga besar Luciel juga tinggal di kota tersebut.

Berbeda dengan kota Willow—ibu kota negara Goldwater—yang menjadi pusat pemerintahan, memiliki penduduk yang sibuk bekerja dan individualis. Namun kota Willow terkenal akan wisata kulinernya.

Forget Time [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang