17|PR Matematika

368 49 39
                                    

Andrean berjalan menuju kelas 12 IPA 1, suasana pagi ini begitu tenang membuatnya bisa menikmatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Andrean berjalan menuju kelas 12 IPA 1, suasana pagi ini begitu tenang membuatnya bisa menikmatinya. Para siswi yang biasanya mengekor tidak mungkin datang sepagi ini.

"Andrean!! Tunggu!!" Hancur sudah ketenangan yang Andrean inginkan saat Farel dan Gio berlari kearahnya.

"Ada apa Yo?" Tanyanya malas.
"Nanti basket jam ke 3 dan 4," ucap Farel, Andrean mengangguk pelan.

"Tumben datang pagi?"

"Biasa mau kerja kelompok dulu." Andrean menyerngit, heran dengan ucapan Gio.

"Kerja kelompok?"
"Iya, ngerjain matematika. Dari pada lari lapangan." Gio menatap kearah Andrean.

"Ngapain lo liatin gue?"
"Lo, mirip Alvaro." Andrean tak menggubris, ia melanjutkan langkahnya bersama Farel dan Gio.

"Apa benar Alvaro beli rumah?" Tanya Andrean tiba-tiba.
"Iya, katanya udah dibayar setengah." cowok itu nampak berfikir, "Kurang berapa emang?"

"Kenapa? Mau bayarin?" tanya Farel. Andrean hanya diam. "Lo tau rumah penjualnya dimana?" Gio mengangguk pelan.

"Lain kali anterin gue ketemu tuh orang."
"Oke Re." Gio mememberi hormat padanya.

"Kenapa lo lakuin ini Re?" Andrean menatap Farel singkat. "Dia Adek gue, apapun milik gue milik Alvaro juga."

"Termasuk Leonara? Cewek kesayangan lo?" Andrean terdiam saat Gio mengatakan itu. "Gue gak suka sama cewek itu." ucapnya dingin.

"Kenapa lo paksa Leonara, Re?" Farel To the poin.
"Gue gak suka dia, Varo yang suka sama Ara." ketusnya.

"Jangan bohong Re, cara lo salah kasihan Leonara." Andrean hanya diam.

"Gue-" ucapan Farel terjeda saat ponselnya berdering.
"Alvaro?" tangan Andrean tergerak untuk menyalakan speeker.

"Rel, buku matematikanya dikumpulin ya?"

Terdengar suara Alvaro yang panik.
"Gak, kenapa?"

"Buku gue gak ada!! Udah gue cari dari tadi gak ketemu!!"

Mendengar itu Andrean segera mengambil buku matematika didalam tasnya, menghapus namanya lalu menggantinya dengan nama Alvaro.

"Bilang Varo, bukunya lo bawa. Gue duluan." Gio menatap buku matematika milik yang ada ditanganya.

"B-buku lo gue bawa, sorry Ro."

"Anjing lo Yo!!"

Teriak alvaro lalu memus sambungan. Kedua cowok itu menatap Andrean yang perlahan mulai menjauh.
"Segitunya dia berkorban demi Alvaro."

I'm Your Brother ✔| PROSES NASKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang