"Mama,Varo datang." Alvaro berjongkok didekat pusara Nina sembari meletakkan bunga mawar merah.
"Mama, maafin Varo, sekarang jarang kesini." Alvaro tersenyum sendu."Sekarang Varo dan Kakak udah nggak tinggal bersama, Varo udah punya rumah sendiri, maaf ya Ma kalau Varo nakal." Varo mencium nisan itu.
"Ma beberapa hari lalu Varo ikut balap liar, kasihan banget lawan Varo sakit." setelahnya ia terdiam, fikiranya melayang pada saudara kembarnya.
"Kasihan kalau kakak lagi sakit. Varo rindu saat indah bersama Mama dan Kakak, andai saja Kakak tidak buat Mama meninggal." lirihnya. "Varo rindu bersama Kakak, seperti saat Varo kecil, saat Mama masih ada."
"Tapi sekarang Kakak jahat, dia bikin Varo menderita." Alvaro mengusap nisan itu.
"Maafin Varo ya Ma, sekarang tidak bisa kalau harus bersama dengan Kakak, maafin Varo."Alvaro berjalan santai menuju kelas 12 IPS 1, datang terlambat seolah tak membuatnya merasa khawatir akan hukuman dari guru. "Selamat pagi Pak Aldi." Alvaro memasuki kelasnya begitu saja.
"Sekarang jam berapa Alvaro Narendra?"
Alvaro melirik jam tanganya. "09.55 Pak, kenapa?" ucapnya santai.
"Sudah tau kesiangan masih bertanya!Keluar kamu dari kelas ini!" Alvaro hanya menurut. Sebelum pergi ia menyerahkan buku matematikanya."Mau ngapain kamu?! Nego tugas lagi?"
"Aelah Pak! Meski saya bandel dan langganan terlambat, ya gak selalu gitu kali." cibirnya, Pak Aldi memeriksa PR Alvaro.
"Tumben kamu ngerjain PR, pasti Andrean kan?" Alvaro tersenyum smrik."Sebodoh-bodohnya saya masih bisa mikir Pak! Lagian tinggal terima aja apa susahnya?! Masih untung saya ngerjain, malah ceramah!" omelnya.
"Kamu hormat bendera sampai jam saya selesai!" Alvaro pergi berjalan menuju lapangan."Kalian?!" Alvaro terkejut saat melihat keempat temanya sudah hormat bendera dibawah teriknya matahari.
"Kapan lo datang?" heran Danil.
"Barusan, ngapain lo pada?"
"Biasa matematika, gue lupa ada PR." Gio tertawa pelan."Lo ngapain?" Alvaro dengan malas berdiri didekat Farel lalu hormat bendera.
"Gue terlambat, udah ngerjain PR masih dihukum."
"Emang gila tuh guru." Danil menendang kaki Marvin karena Sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Brother ✔| PROSES NASKAH
Teen Fiction⚠️17+ Mengandung kekerasan ⚠️Dengan Follow, Vote, Komen, Share kalian sebagai Readers ngehargai gue sebagai penulis ⚠️Berani Plagiat? Gue hapus ⚠️Up setiap Sabtu "Karena gue kakak lo!!!" Bentak Andrean tepat didepan wajah Alvaro. Sementara Alvaro h...