23| Licik

399 41 92
                                    

"Hiks

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hiks.. hiks.. Mas.. kalungku hilang," Lidiya menangis histeris sembari memeluk Kenzo dengan erat. "Kamu letakkan dimana sayang?"

Hanya gelengan lemah sebagai jawaban, "Gak papa, nanti beli lagi ya cantik." perlahan tangis Lidiya berhenti.

Andrean menatap malas, perempuan itu sedari pagi sudah memulai dramanya.
"Re, kamu nanti antar Mama Lidiya belanja. Papa ada kerjaan."

Andrean menghentikan sarapanya, beralih menatap intens kearah papanya. "Re sibuk," ketusnya.
"Kamu sakit?"

"Kenapa Pa?" Kenzo meraih tangan Andrean dan menggenggamnya. "Kalau gak sakit turutin kata Papa." tegas Kenzo penuh penekanan.

"Peduli apa Papa sama Re?"

"Kalau bukan Papa siapa yang nanggung hidup kamu?!" Andrean tersenyum getir sembari bangkit,

"Kalau Papa sayang sama aku, jangan nikahi Lidiya..." ucapan Andrean terjeda ia menarik nafas dalam, "tapi apa Papa tetap nikah dengan dia kan? Meski Re sekarat atau meninggal."

Plak!

Andrean terdiam sembari menyentuh bekas tamparan keras yang terasa panas di pipinya.
"Sudahi semuanya Re! Berani kamu lawan Papa?!!"

"Sikap keras kepala Nina juga menurun sama kamu! Pembangkang! Tidak tau diuntung! Menyesal saya dulu menikahi perempuan yang tidak bisa mendidik anak!!"

"Papa!!!"

"Arghh-" Andrean mencengkram erat perutnya, rasa sakit semakin menjadi. Andrean tak bisa menyembunyikan rautnya.

"Arghhhh.."

"Andrean kamu kenapa Nak?" tangan Lidiya ditepis kasar oleh Andrean, "Gak usah sok baik lo!"

"Ini Mama sayang." Andrean tak peduli ia segera pergi menuju kamarnya. "Andrean, Papa minta kamu ke Rumah Sakit!"

"Mau hidup atau matipun, Re bukan urusan Papa!"

"Nih bocah kebo banget sih," ucap Farel sebal karena Alvaro dan Gio yang sangat susah untuk dibangunkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nih bocah kebo banget sih," ucap Farel sebal karena Alvaro dan Gio yang sangat susah untuk dibangunkan.
"Diceburin ke kolam renang kuy, Rel"

Farel melirik Danil dan Marvin yang mempunyai banyak ide aneh, seketika senyum smrik terukir dibibirnya. "Bantuin angkat."

I'm Your Brother ✔| PROSES NASKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang