33| Detak Yang Sama

460 33 16
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak ya Jangan jadi ninja dengan menghilang tanpa meninggalkan jejak, bikin bunda sedih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa tinggalin jejak ya
Jangan jadi ninja dengan menghilang tanpa meninggalkan jejak, bikin bunda sedih

Tandai TYPO

Jangan lupa
Baca
Vote
Komen
Share

Spill next part

😘 Sayang Readers

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

😘 Sayang Readers

Ria

Alvaro terbangun dengan tubuh di banjiri keringat dingin setelah mimpi itu kembali terulang untuk kesekian kalinya.

Tangan cowok itu tergerak mengusap dadanya beberapa kali, berusaha menetralkan detak jantungnya yang berpacu cepat.

"Alvaro tenang, semua akan baik-baik saja." Tubuh cowok itu melemasa kearah seorang wanita muda yang saat ini tengah memeluknya dengan sangat erat. "B-bunda...."

"Iya sayang, kamu tenang ya." Seiring dengan pelukan Tania yang hangat membuat Alvaro merasa lebih baik. Tangan Tania tergerak mengusap lembut pipi Alvaro, nampaknya cowok itu masih kebingungan dengan ruangan serba putih itu.

"B-bunda Varo dimana?"

"Kamu di rumah sakit sayang. Tenang saja Bunda di sini buat jagain kamu."

Mata Alvaro melirik kearah Farel yang berdiri tak jauh dari dirinya, cowok itu menatapnya dengan raut khawatir. "Mama, Varo tadi mimpi di datangi mama Nina."

"Kalau Varo sudah di izinkan pulang, Varo bisa ke rumah Mama. Dengan syarat kondisinya harus membaik ya sayang."

Anggukan kecil sebagai jawaban dari anak itu, tangan Tania tergerak mengusap lembut pipi Alvaro yang mulai basah karena air matanya yang tiba-tiba mengalir. "Gak papa sayang, Mama tidak akan pernah marah sama kamu."

I'm Your Brother ✔| PROSES NASKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang