Sheerin berjalan di koridor sekolah yang masih sangat sepi. Sheerin sengaja untuk datang pagi-pagi sekali hari ini agar ia bisa melihat siapa orang yang memberinya amplop setiap pagi.
Sheerin duduk di pojokan kelas dan bisa dibilang sedikit bersembunyi. Dirinya terus melihat ke arah pintu, berjaga-jaga seseorang itu akan datang.
Ddrrrrttt...drrrt..
From : Mr. A
Lo ga usah ngumpet gitu. Hari ini gue ga usah ngasih surat ke elo ya. Abis lonya aja udah dateng. Bye. Nikmatin setiap oksigen yang masih bisa lo hirup!
Sheerin mebelalakan matanya dan langsung berdiri dari acara bersembunyinya. Mata Sheerin berkeliling mencari sosok yang baru saja memberinya pesan. Tapi ia sama sekali tidak menemukan seorang pun. Akhirnya Sheerin berjalan ke tempat duduknya dan mulai bermain handphone.
"Lo lagi ngapain?"
Sheerin tersentak mendengar suara yang tiba-tiba dari depannya. Ia tambah kaget ketika tahu bahwa orang itu adalah Azrie.
"Lo.. Kenapa datengnya pagi banget?"
"Lo sendiri kenapa? Gue sih mau lari dulu tadi. Eh malah nyampe sekolahnya kecepetan."
Sheerin diam. Dan itu membuat tatapan tanya Azrie mengarah kepadanya dengan selidik. Azrie dengan cepat mengambil handphone yang berada di genggaman Sheerin. Ia melihat pesan yang baru saja Sheerin terima.
"Dia udah tau nomer lo?"
Sheerin mengangguk pelan dan ragu.
"Dari mana?"
"Ga tau."
"Dan lo percaya kalo itu dia?"
"Hm. Banyak pembuktiannya."
Azrie terdiam sambil memerhatikan handphone Sheerin. Lalu matanya mengarah kepada Sheerin yang kini memandang sepatunya. Azrie menyerahkan handphone itu yang langsung di terima oleh Sheerin.
"Kalo misalnya si Mr. A itu gue gimana?"
Pertanyaan Azrie itu membuat Sheerin menatap Azrie dengan serius dan penuh tanya. Azrie hanya tersenyum miris membalas tatapan Sheerin.
"Ja..jadi lo?"
"Engga. 'Kan kata gue misalnya. Bukan berarti itu gue 'kan?"
"Hm." Balas Sheerin sambil tersenyum.
Drrtt..drrrttt...
Sheerin menatap handphonenya yang berdering dan tersenyum melihat nama kakaknya tertera di layar ponselnya.
"Dari Kak Kevin. Gue angkat dulu ya?" Ucap Sheerin sambil pergi keluar kelas.
"Yak! Kenapa ga nelfon nelfon? Ga tau apa gue udah ga kuat nahan kangen?"
"Jadi adek gue kangen banget nih sama gue? Ckck.. Ga gue sangka lo bisa blakblakan gitu kalo lagi beneran kangen."
"Ga usah ketawa! Lagian lo jahat banget sih? Lo 'kan janji mau ngehubungin gue terus."
"Ya gue banyak tugas kemarin-kemarin. Kalo gue terus-terusan ngehubungin lo, kuliah gue ga kelar-kelar."
"Hm. Ya udah sana! Kerjain lagi tugasnya. Terus cepet pulang."
"Iya. Eh sebentar. Papa udah pulang?"
"Anda tau sendiri bagaimana kesibukan bapak Raldo Akantara."
"Hm. Ya udah gue mau ngerjain tugas lagi ya. Bye."
Sheerin tersenyum senang sambil memperhatikan handphonenya. Tapi saat Sheerin mendongakkan kepalanya, ia melihat Luna yang menatapnya terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. A
Fiksi Remaja[INI BUKAN FANFICTION] Sheerin tidak akan pernah mau mengenal dan berhubungan dengan masalah percintaan. Karena baginya cinta itu membawa kekecewaan. Membawa penderitaan. Dan juga membawa tangisan. Hingga pada akhirnya Sheerin bertemu dengan seseora...