(18) Gugurnya Kelopak Mawar

253 10 2
                                    

Sheerin terus melangkahkan kakinya menyusuri koridor mencari sosok orang yang membuatnya penasaran semalaman. Seseorang yang di kabarkan pergi,  tetapi mampu memberinya surat.

"Sheerin."

Sheerin tersenyum mendengar suara berat dari sebelah kanan memanggilnya. Batinnya terus mengharapkan sesuatu yang ia inginkan datang.

Tetapi, setelah ia menoleh, ia malah mendapati Azrie yang sedang tersenyum manis ke arahnya. Melihat itu Sheerin langsung mengubah raut wajahnya menjadi datar.

"Kenapa?"

Sheerin tidak menjawab. Tapi matanya dengan cepat mengubah fokusnya ke arah seseorang di belakang Azrie.

"Azrie di sini? 'Kan tadi kita janjinya di kantin."

Azrie menoleh dan langsung mendapati Luna yang sudah menggandeng tangannya manja. Azrie menatap kesal perilaku Luna, lalu ia pun kembali menatap Sheerin yang masih memasang wajah datarnya. Azrie paham pandangan yang Sheerin berikan itu. Lalu dengan seketika Azrie menghentakkan tangannya, sehingga membuat pegangan Luna terlepas.

"Kok gitu sih Zrie?" Sungut Luna yang malah di tatap malas oleh Azrie.

"Lo kenapa sih? Otak lu itu pergi kemana? Gue itu Azrie, Lun. Pacarnya Sheerin."

Luna mengubah raut wajahnya menjadi malas. Lalu ia melipat kedua tangannya di dada dengan angkuh.

"Kalo lo pacarnya dia kenapa?"

"Ya , lo ga pantes lah berbuat kayak gitu ke pacar orang."

Luna sedikit tertawa mengejek. Lalu ia langkahkan kakinya menuju Sheerin yang masih terus diam. Tangan Luna tergerak memegangi dagu Sheerin dengan kencang lalu mengarahkannya kepada Azrie.

"Orang ini pacar lo?" Luna kembali tertawa mengejek. "Bahkan dia ga ngelakuin apapun waktu gue sama lo. Tempo hari aja dia malah ngerelain gue jalan sama lo. Yakin orang ini pacar lo?"

"Lepasin tangan lo dari Sheerin." Ucap Azrie dengan penuh penekanan.

"Apa sih yang lo liat dari muka jeleknya dia ini?"

Luna mengarahkan wajah Sheerin tepat di depannya, lalu menepuk-tepuk pipi Sheerin berulang kali. Namun di sela-sela acaranya, tangannya di tarik seseorang dan tubuhnya di dorong hingga ia tersungkur begitu saja.

"Lo apa-apaan sih Zrie? Lo ngebiarin Sheerin di gituin di depan lo?! Gila!!" Teriak histeris Keisha yang tiba-tiba datang bersama Rendy yang kini sudah membawa Sheerin pergi.

Setelah mengatakan itu, Keisha menatap sinis Luna yang sedang menepuk roknya lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Gue ga tau mau lo apa. Tapi cukup sampai disini permainan yang lo buat itu. Kalo ga, gue pastiin lo ga bakal dapet posisi nyaman lagi di sekolah ini." Ucap Azrie dingin sambil memasukkan tangannya di saku celana. Dan pergi meninggalkan Luna.

***

"Lo jadi pendiem gini sih sama gue? Kenapa ga cerita?"

Sheerin diam. Ia hanya terus menyesap minumannya tanpa menatap ke arah Keisha maupun Rendy di depannya. Keisha menghela nafas kasar. Ia tahu bagaimana sifat Sheerin. Tapi terlalu menyakitkan ketika melihat sahabatnya terus diam tanpa bercerita. Pasti ada sesuatu yang berat yang sedang Sheerin alami.

"Gue cuma butuh waktu sendiri. Gue mau intropeksi diri gue dulu."

Keisha mengangkat alisnya tidak mengerti. Lalu dalam beberapa saat Rendy menepuk bahu Keisha mencoba memberi tahu gadisnya bahwa bukan saatnya mereka menanyakan hal seperti itu pada Sheerin.

Mr. ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang