6. Edge of Night

30.5K 2.5K 19
                                    

Bya melirik sekilas jam yang ada di ruang tengah, ketika jarum kecil menunjukkan pukul delapan.

Suaminya masih belum sampai di rumah, sore tadi, Kevin mengirimkan pesan jika laki-laki itu akan terlambat pulang, membuat Bya menyiapkan makan malam sedikit terlambat dari biasanya.

Memotong jamur yang akan dia gunakan untuk memasak creamy mushroom fettuccine, suasana rumah yang cukup tenang membuat suara pisau yang beradu dengan talenan jelas terdengar disana.

Sejak menikah, hobinya memasak seolah mendapat tempat, Bya yang biasanya memasak segala ide masakan hanya pada hari sabtu atau minggu, kini bisa menuangkan setiap resep baru yang dia dapat hampir setiap hari.

Kevin, suaminya, tidak pernah protes untuk mencicip setiap masakannya. Sesekali laki-laki itu memberinya masukan sebagai koreksi, membuatnya merasa diapresiasi.

Tangannya tengah menaburkan blackpaper pada dada ayam yang sudah ia siapkan ketika suara mobil terdengar masuk garasi, suaminya baru sampai.

Tak sampai lima menit, suaminya masuk dengan wajah yang terlihat jelas kelelahan. Berapa banyak rapat yang dia jalani hari ini? batin Bya.

"Take a bath, Kev? biar aku masakin dulu, ini tinggal pan sear ayamnya aja," ucap Bya yang diangguki oleh Kevin.

Kevin meletakkan tas kerjanya di ruang tengah, sepertinya suaminya akan melanjutkan pekerjaannya.

"By, aku mau kopi ya, ada laporan yang harus aku kejar soalnya," pinta Kevin sebelum naik ke kamar mereka. Bya mengiyakan dan segera memasukan kopi yang biasa Kevin minum ke mesin kopi otomatis yang ada di dapurnya.

Segera menyelesaikan masakan yang dia siapkan, tangannya segera platting dua piring berisi pasta dengan saus berwarna putih, tak lupa potongan dada ayam, serta menaburkan parsley di atasnya sebelum membawa dua porsi makanan itu keatas meja makan.

Kevin turun dengan rambut yang masih basah, wajahnya terlihat lebih segar meskipun penat masih tersisa disana.

"Ayo makan dulu, aku udah siapin kopinya," ajak Bya.

Kevin berjalan dan menempati kursi yang biasanya dia tempati, laki-laki itu terlihat kelelahan.

Mereka makan dengan diam, setelah sepuluh menit berlalu, Bya segera membawakan kopi yang diminta suaminya.

"Are you, ok?" tanyanya yang langsung dibalas dengan anggukan, Bya tau jika seperti ini, kondisi sebenarnya berlawanan dengan jawaban.

Memeluk Kevin dari belakang membuat Bya bisa mencium aroma mint dari sampo suaminya. Aroma yang bercampur dengan seasalt yang lembut.

"Nggak mau istirahat dulu? jangan dipaksain, hm?" ucap Bya menciumi rambut Kevin yang masih setengah basah.

Tangan laki-laki itu sigap menarik Bya, membawa si puan untuk duduk di pangkuannya, tak lupa melingkarkan kedua tangannya memeluk pinggang sang istri.

Kevin menyandarkan kepalanya pada kepala Bya, "maunya sih istirahat, tapi besok pagi udah harus siap buat meeting," keluh Kevin pelan.

Bya mengalungkan kedua tangannya dileher suaminya, membuatnya mampu merasakan hembusan napas satu sama lain, "istirahat dulu, kalo kamu sakit, aku yang bakal ditatar sama Ndoro Putri,"

Kevin terkekeh pelan, membuat Bya mengerucutkan bibirnya, "so, kayaknya aku yang jadi anak Ibu, bukan Shabea, huh?" ejek Kevin.

Bya menjauhkan kepalanya, menatap Kevin dengan kesal, "kamu ngasih Ibu pelet ya, Kev?" asal Bya membuat Kevin tergelak.

Your EverydayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang