Bya masih berkutat dengan cutting memo di hadapannya, sesekali tangannya bergerak untuk menulis sesuatu setelah berhasil menganalisis data base yang sudah dirinya siapkan.
Tadi, Joan dan Jeff sempat mengabari jika mereka sudah berangkat. Ya, sepupu Kevin itu hanya datang untuk menyerahkan barang-barang bayi yang keduanya beli untuk calon anak Bya dan Kevin.
Subuh tadi keduanya meminta sopir pribadi mereka untuk menjemput, beralasan jika bagasi mereka akan over weight mengingat penerbangan domestik kali ini, terlebih tidak ada penerbangan langsung dari Semarang ke Surabaya dan Joan jelas menolak satu hal ini.
"Nisa, penerimaannya udah di update, kah?" tanya Bya pada Nisa yang masih melakukan input data dari kertas yang bertumpuk dimejanya. Sasha sedang ada meeting dengan tim HSE.
Membalikan kursinya perlahan, "udah, Mbak Bya," jawab Nisa menatap Bya. Gadis itu sempat mengangguk pelan membuat Bya membalas dengan anggukan singkat.
Suasana warehouse tidak sesibuk beberapa hari lalu, barang yang masuk masih dipegang berdasar tingkat urgency. Dan timnya sedikit bisa lebih tenang dalam bekerja, termasuk Bya sendiri.
Grata sesekali masih turun, bahkan pagi tadi saat morning briefing, Grata menjelaskan bahkan pada hari rabu minggu depan akan ada kunjungan dari para pemegang saham di perusahaan tempat mereka bekerja.
Sedikit huru-hara dari timnya yang lain pagi tadi, tapi siang ini setelah semua mulai bisa di handle suasana kembali tenang.
Bya melirik sekilas ketika Eric masuk bersama dengan seorang perempuan dan seorang laki-laki. Mungkin atasannya itu hanya memperkenalkan warehouse pada keduanya.
"Bya," panggil Eric membuat Bya mau tidak mau beranjak dan segera mendekat pada Eric yang berdiri di tengah ruangan.
"Gimana, Bos?"
Eric tersenyum singkat, kembali berbincang dengan bahasa mandarin. Bya bisa mendengar beberapa kali namanya disebut dan juga nama Kevin.
"Bya, kenalin ini Amber dan ini Haven," kenal Eric pada keduanya bergantian. Bya menyalami keduanya bergantian, memperkenalkan dirinya singkat.
"Jadi, Amber dan Haven joined our company, Amber akan pegang order control for GAP, dan Haven akan pegang order control for UA," Bya, mengamati selama Eric memperkenal keduanya. Tersenyum ramah pada dua orang yang baru dirinya temu itu.
Amber tersenyum ramah pada Bya, perempuan seusianya yang terlihat sangat cantik. "Bya, aku bisa bahasa Indonesia loh, meskipun masih sedikit kaku," ucap Amber membuat Bya tersenyum. Benar, perempuan itu memang cukup lancar berbahasa meskipun masih terdengar nada khas.
"Sounds great, berarti kita bisa pakai bahasa, ya?" tanya Bya memastikan yang langsung disetujui Amber. "How about, you, Haven?" alih Bya pada laki-laki yang hanya tersenyum melihat obrolan Bya dan Amber.
"Aku bisa juga, tapi nggak selancar Amber, so, please let it go but slowly," balasnya malu-malu membuat Bya langsung setuju.
Eric berpamitan setelah memasrahkan keduanya pada Bya. Seperti tamu lainnya, starter kegiatan mereka dengan warehouse tour. Dimulai dari center warehouse, hingga membawa keduanya ke empat sub-warehouse.
Menjelaskan sistem kerja di warehouse dari proses pembongkaran barang masuk, hingga bagaimana loading barang ke sub-warehouse dapat dilakukan. Satu persatu dijelaskan Bya dengan detail.
Ketiganya berakhir di salah satu meja yang kadang digunakan timnya untuk berdiskusi, Bya duduk di hadapan Amber dan Haven yang terlihat seperti sedang melakukan tutor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Everyday
ChickLitMenurut Bya, jatuh cinta tidak ada dalam daftar jobdesk ketika dirinya menandatangani kontrak dengan HRD. Kevin Kuo, tidak pernah menyangka jika dia bisa menjadikan seseorang baru sebagai tempatnya kembali setiap malam, bercerita panjang lebar tenta...