Suara nyanyian Brenda masih menguasai ruang tengah di rumah itu. Anak perempuan berumur tiga tahun itu masih terus menari di atas karpet.
Di belakangnya ada Kevin dan Darius yang sibuk mengobrol. Darius, Papi si anak gendut itu sesekali mengingatkan Brenda untuk hati-hati.
"Kamu ndak mau babymoon, tah, By?" tanya Natalie.
Perempuan itu sudah siap dengan pleated two tone midi dress berwarna putih dengan sentuhan warna biru dari Luisa Beccaria, sebuah dress sederhana yang Bya yakin tidak dengan harganya.
Bya menggeleng, menjawab Natalie, "belum kepikiran sih, Ci, soalnya kan aku sama Mas Kevin juga kerja," balasnya pelan.
Tangannya sibuk melumuri roti tawar dengan susu yang sudah ia campur dengan telur. Pagi tadi dirinya sangat ingin menikmati lembutnya french toast dengan caramel manis di atasnya.
Natalie menatap Bya dari kursi bar, "mesti gara-gara Kevin sibuk, tah?" percayalah kalimat ini persis seperti Mama Erina, ya, mengingat Natalie juga tinggal di Surabaya. "Ngomong ae loh, biar tak bilangke Ai," desaknya.
Bya hanya menggeleng setelah memasukan lembaran roti di atas teflon panas, "bukan, Ci, emang masih sama-sama sibuk," belanya pada Natalie.
"Arek kuwi emang kucluk seh, disuruh berhenti kerja kok malah pindah cabang aja," racau Natalie melirik adik sepupunya. "Abisin aja duitnya. Kevin, itu orang nggak kerja sepuluh tahun juga nggak bakal miskin."
Kalimat terakhir Natalie berhasil membuat Bya tergelak, kakak iparnya itu benar-benar ajaib jika menyangkut tentang Kevin, padahal mereka itu sama.
Bya memindahkan toast yang baru saja matang kedalam piring, "ya masa mau nggak kerja, Ci," gumamnya setelah berhasil meredakan tawanya, "susunya bocah, perlengkapannya juga apalagi, mahal semua, belum kalo sekolah."
Natalie hanya tertawa setuju, berdiri dan membantu Bya untuk melakukan torch pada gula pasir yang baru adiknya itu taburkan.
"Seumpamane wae, By," gelaknya sebelum mulai menyalakan torch dan diarahkan pada toast di atas piring.
Natalie Carey Hardjo-Hasibuan. Anak pertama Ernando Hardjo, kakak tertua Mama Erina.
Natalie sendiri bekerja di bank milik keluarga mereka, menjabat sebagai Credit and Legal Director.
Seingat Bya, Natalie pernah ramai dibicarakan ketika perempuan itu bergabung dengan salah satu perusahaan milik pemerintah diposisi yang sama. Tapi siapa sangka, karir seorang Natalie Hardjo tetap kembali ke perusahaan keluarganya.
Kevin, suaminya pernah bertanya padanya tentang kapan ia siap untuk kembali ke Surabaya.
Sama seperti Natalie, Kevin juga harus kembali ke perusahaan keluarganya entah seberapa tinggi jabatan laki-laki itu di perusahaan mereka sekarang. Terlebih lagi, perusahaan milik mendiang Papa Ric yang kini hanya dipegang Kevin by remote, lambat laun juga mengharuskan Kevin berada disana.
"Bya, udah ada obrolan buat balik Surabaya?" tanya Natalie kembali menatap Bya.
Bya mengangguk pelan, "pernah, Ci," ya, kembali ke Surabaya yang dimaksud adalah Kevin kembali ke perusahaan keluarga.
"It's ok, nggak perlu diburu-buru, suamimu itu pasti bakal minta persetujuan kamu buat setiap langkah yang dia pilih."
"Mami," suara Brenda menginterupsi kedua perempuan itu, anak itu mendekat membawa botol susunya yang sudah tandas, "mamam?" tanyanya melihat si ibu yang sedang sibuk dengan sesuatu di piring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Everyday
Chick-LitMenurut Bya, jatuh cinta tidak ada dalam daftar jobdesk ketika dirinya menandatangani kontrak dengan HRD. Kevin Kuo, tidak pernah menyangka jika dia bisa menjadikan seseorang baru sebagai tempatnya kembali setiap malam, bercerita panjang lebar tenta...