Left To Reveal

33.6K 2.8K 147
                                    

Suara Brenda masih mengisi ruang rawat yang di tempati Bya, gadis kecil itu masih sangat heboh menatap adik kecilnya yang berada pada gendongan sang ibu.

"Baby, so tiny," bisik Brenda keheranan dengan tangan yang membentuk sebuah jumputan kecil, "pipinya red, Mami," adunya pada sang ibu, mengelus lembut pipi si bayi yang kemerahan.

Brenda langsung berlari begitu pintu kamar mandi terbuka, menubruk tubuh Kevin dengan manja, "baby bawa Ci Blenda, ok?" tanya polos Brenda yang berhasil membuat Kevin dan Bya tergelak.

Bukan hanya si orang tua baru, seluruh keluarga juga ikut tertawa melihat tingkah lucu Brenda yang sangat excited dengan kehadiran Kalu.

"Terus nanti Tante By, sama siapa, Ci?" tanya Bya dengan raut pura-pura sedih setelah berhasil kembali duduk di pinggiran tempat tidur, "atau Cici aja yang disini sama adek?" tawar Bya.

Sebuah tawaran yang berhasil membuat Brenda mengangguk dengan yakin, "Oke, Blenda tini tama adek," serunya dengan tepuk tangan kesenangan, "nanti bubuk tama adek boyeh, Tate?" lanjutnya memastikan pada Bya yang hanya tersenyum kegemasan pada gadis kecil itu.

"Hati-hati, By, kalau besok Brenda nggak mau diajak pulang, bisa-bisa Kalu yang dibawa pulang sama Maminya Brenda," ucap Joan terkekeh geli yang langsung dibalas dengan tunjuk setuju oleh Genevieve.

Bya hanya mampu tertawa, "Papanya Kalu bakal mencak-mencak deh, Jo," balas Bya melirik Kevin yang sibuk mengupas jeruk di hadapannya.

"Kamu benci banget sama Gege apa gimana, Mbak By? sampai Kalu ngeborong Papanya full set begini,"

Kali ini gantian Genevieve yang menunjuk Kevin dan Kalu bergantian, perempuan itu bahkan memasang wajah herannya.

Tidak ada yang salah dari ucapan Genevieve, karena bayi yang berumur belum genap sehari itu memiliki jiplakan Kevin, kecuali alis dan mata yang mirip seperti Bya. Bahkan bentuk hair line bayi itu juga menjiplak milik Kevin sepenuhnya.

"Nggak tau aja, sebelum kesini, aku kena amuk Mamanya Kalu," sahut Kevin terkekeh geli meletakkan potongan jeruk yang sudah bersih di piring Bya.

Bya hanya mampu terkekeh geli, setuju dengan ucapan suaminya, "suruh siapa impulsif nggak ketulungan," elak Bya sebelum memasukan potongan jeruk yang sudah bersih ke dalam mulutnya.

Ucapan Bya berhasil membuah Kevin menerima pukulan pada bahunya, "inget, udah ada Kalu," ucap Natalie menidurkan bayi yang lelap itu di baby box yang ada di samping brangkar Bya.

"Makin inget Kalu, yang ada seisi toko makin dibawa balik," sindir Mama meletakan botol air mineral di atas nakas samping Bya, menatap putranya keheranan.Ya, Bya memang sempat menceritakan tingkah Kevin kemarin di sela-sela kontraksi yang dialami menantunya itu.

Celetukan Mama berhasil membuat seisi ruangan tertawa, menatap Kevin yang hanya mampu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Tapi, suara tawa itu harus terhenti ketika suata tangis bayi kecil disana kembali terdengar. Dengan sigap, Kevin segera beranjak, "aduh, kalau yang satu ini kayaknya nurun dari Mama ya, nak?" gumam Kevin mengangkat bayi mungil itu dari dalam box.

Mama yang kebetulan berdiri di dekat Bya, segera membantu menantunya guna memasang sebuah bantal berbentuk huruf C pada pinggang Bya, "aduh, lucunya," puji Mama pada bayi yang masih menangis itu, sebelum keluar meninggalkan keduanya.

Dengan telaten, Kevin membantu Bya untuk mendapatkan posisi yang nyaman sebelum mulai menyusui bayi kecil mereka. "Masih sakit?" tanya Kevin begitu melihat ringisan Bya ketika Kalu mulai menyusu.

Your EverydayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang