Bya masih sibuk dengan sebuah panggilan dari seseorang di ujung extension miliknya. Tangannya masih sibuk mengotak-atik data yang ada di hadapannya.
"Fi, ini kalo dilanjut pake thread yang udah jalan, warehouse nggak ada stoknya loh," balasnya pada Fiona di ujung panggilan itu.
Keningnya mengernyit, mendengar balasan Fiona, kembali mengetikan keyword lain pada file yang ia buka. "Pilihannya set-up ulang di produksi atau mati produksinya, Fi," balasnya sebelum menyandarkan punggungnya yang mulai terasa pegal.
Hari ini adalah hari terakhirnya ke kantor, sebelum dirinya cuti. Tapi, sepertinya beberapa hal tidak terduga benar-benar terjadi hari ini, salah satunya adalah issue yang berhasil membuat kepalanya pusing satu ini.
Ada kesalahan penggunaaan thread yang dipakai untuk produksi. Penggunaan thread yang terbalik, membuat consumption tidak sesuai dengan data IE.
"Tadi kata Mas Dino, kemarin waktu PP meeting sama follow up dijelasinnya juga kayak gitu loh, Fi," gerutu Bya membaca material guide yang dibawanya. "Coba kamu tanya sama follow up, kalo emang kebalik, segera buat memo ke orang produksi, aku bakal turun kesana buat check. Tapi, aku nggak janji orang produksi bakal denger omonganku, tanpa memo dari tim PIC."
Bya berdiri, setelah menutup panggilan itu. Dino yang masih panik bahkan hanya bisa membuntuti Bya, "kita minta buat setting ulang, Mbak?" tanya Dino yang langsung dibalas Bya dengan anggukan.
"Mau nggak mau, bukan salah kita sih, tim follow up yang salah intruksi," balas Bya terlihat lebih santai, "siapin thread buat jaga-jaga, sambil nunggu memo turun dari follow up."
Keduanya berpisah, Dino berjalan kearah gudang stok dan Bya keluar dari warehouse menuju ke area produksi.
Sungguh di luar dugaan Bya. Ketika dirinya mendekat ke salah satu line yang dimaksud. Salah satu tim PIC terlihat disana, bersama dengan leader tim produksi.
"By," panggilnya ketika melihat Bya yang berjalan mendekat. Perempuan dengan jilbab hitam itu terlihat cukup panik.
Bya mendengar sedikit keriuhan disana sembari mengatur napasnya, terlihat juga dua orang tim mekanik sudah stand by dengan perlengkapan mereka.
Siska menatap Bya kebingungan, "sett-up ulang, By," gersahnya setelah berunding dengan laki-laki yang menjadi leader tim produksi.
Bya hanya mengangguk, sesuai prediksinya karena tidak mungkin menghentikan produksi mengingat waktu export yang sudah cukup mepet.
"Ok, Pak Hen, adminnya suruh ambil thread di gudang stok, udah ada Mas Dino disana, sambil nunggu memo dari tim PIC," pinta Bya pada Pak Hen, production leader yang ada disana.
Tak banyak bantahan, Pak Hen langsung memanggil admin line bersangkutan untuk melakukan sesuai arahan Bya.
"Sett-up ulang, buat memo penggantian thread aku tunggu secepatnya ya, Sis?" alih Bya yang langsung dibalas perempuan berkacamata di sampingnya.
Perempuan itu kembali berjalan keluar setelah menyelesaikan urusannya disana, sempat berpapasan dengan Fiona yang cukup tergesa.
"Memo maksimal jam sebelas ya, By, sebelum lunch," ucapnya yang hanya dibalas Bya dengan anggukan.
Bya mengusap perutnya pelan, ternyata hari terakhir yang ada di pikirannya memang hanya angan-angan. Dan dirinya akan merindukan huru-hara dadakan semacam ini untuk beberapa bulan kedepan sepertinya.
"Loh, Bu, aku kira udah cuti loh," sapa salah satu security perempuan yang bertugas di area produksi.
Bya tersenyum tipis, "hari terakhir," balasnya menunjukan pin ibu hamil miliknya yang sudah tertulis tanggal perkiraan cutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Everyday
أدب نسائيMenurut Bya, jatuh cinta tidak ada dalam daftar jobdesk ketika dirinya menandatangani kontrak dengan HRD. Kevin Kuo, tidak pernah menyangka jika dia bisa menjadikan seseorang baru sebagai tempatnya kembali setiap malam, bercerita panjang lebar tenta...