Sejak awal pernikahan, Kevin tidak terlalu banyak menuntut Bya untuk melakukan hal-hal yang pasangan lain lakukan.
Keduanya hanya terikat pada kesepakatan untuk saling menghormati hubungan mereka senormalnya pasangan lain. Tapi menikah karena kesepakatan bukan berarti keduanya akan berpisah kamar atau yang lain.
Mereka hidup sewajarnya pasangan suami istri lain, tetap berhubungan, dan tetap melakukan kewajiban masing-masing.
Mungkin pada awal mereka menikah, hubungan itu hanya berdasar kewajiban, tanpa adanya embel-embel cinta sedikitpun. Kevin yang menawarkan dan Bya yang tidak menolak. Toh, keduanya sudah sama-sama dewasa.
Dua tahun lalu, Kevin mati-matian mengubah tujuannya setelah dirinya bertemu kedua orang tua Liv untuk terakhir kali. Mengutuki dirinya sendiri atas kegagalannya mempertahankan perempuan yang hampir lima tahun menemaninya.
Andai saat itu Kevin tidak terlalu sibuk dan lebih cepat mempersiapkan hubungan mereka, pasti Gerald tidak akan ia temui di apartemen Liv malam itu.
Kevin tidak menyalahkan Liv sepenuhnya, Gerald ada untuk perempuan itu jauh sebelum dirinya datang. Menyebut Gerald perebut sepertinya kurang cocok, karena Gerald lebih dulu bersama Liv, dan mencintai Liv dalam diam selama ini.
Gerald dan Liv, keduanya sudah dekat sejak awal Kevin mengenal perempuan itu. Gerald yang memperkenalkan mereka berdua di tahun pertamanya.
Gerald yang menemani Liv saat Kevin absen pada hari-hari Liv. Mungkin Kevin terlambat menyadari perasaan Gerald untuk Liv. Atau Liv yang sering kesepian ketika dirinya sibuk mengurus pekerjaan atau urusan di Indonesia.
Ketidakpekaan yang harus dibayar mahal olehnya, ketika melihat Gerald keluar dari kamar kekasihnya. Yang berhasil menghancurkan keyakinan yang selama ini ia jaga.
Kevin merutuki dirinya yang tidak lagi cukup untuk Liv, yang membuat kekasihnya harus membawa orang lain untuk menutupi kekurangannya. Kevin gagal untuk membuat perempuan yang ada di pelukannya merasa cukup dan itu melukai harga dirinya.
Tidak ada pertengkaran, malam itu dirinya memilih pergi, kembali ke apartemen Alvin.
Kevin membawa Alvin bersamanya kerumah kedua orang tua Liv, laki-laki tu menjelaskan untuk batalnya rencana yang sebelumnya juga sudah ia pinta pada orang tua Liv untuk pertunangan mereka.
Butuh hampir setahun baginya untuk memaafkan dirinya sendiri, memaafkan ketidakpekaannya terhadap Liv dan hubungan mereka.
Ketika di suatu malam, dirinya tidak sengaja mendengar seorang perempuan terisak sendiri di salah satu bangku yang ada di belakang resto.
Perempuan dengan sorot sendu, perempuan yang dirinya yakini jika bernasib sama dengannya.
Shabea, nama yang malam itu Eric kenalkan padanya. Si pemilik mata sendu yang membuat siapapun bisa merasakan duka yang ia alami.
Shabea yang dirinya kenal malam itu mungkin memang Shabea yang sama yang saat ini terlelap dalam pelukannya. Hanya satu yang berbeda, Shabea yang saat ini memeluk pinggangnya erat adalah Shabea yang lebih hidup.
Mereka mungkin tidak memiliki banyak waktu untuk saling mengenal, hanya empat bulan masa perkenalan yang lebih banyak dihabiskan untuk mengurus pernikahan dan hal lain di belakangnya.
Kevin mungkin tidak tau kapan istrinya ulang tahun, apa makanan kesukaannya, atau sekedar bagaimana perasaan Bya saat itu.
Keduanya hanya berhubungan jika itu membahas kebutuhan pernikahan tidak ada yang lain.
Tapi, detik ini, Shabea yang sama berhasil merebut segenap atensi yang dirinya miliki. Bya berhasil mengambil seluruh dunia Kevin, berhasil membuat laki-laki itu kalang kabut ketika dirinya terluka, dan berhasil membuat Kevin menggantungkan hidupnya pada Bya seutuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Everyday
ChickLitMenurut Bya, jatuh cinta tidak ada dalam daftar jobdesk ketika dirinya menandatangani kontrak dengan HRD. Kevin Kuo, tidak pernah menyangka jika dia bisa menjadikan seseorang baru sebagai tempatnya kembali setiap malam, bercerita panjang lebar tenta...