10. Play The Fool

27.1K 2.4K 40
                                    

Bya melirik sisi pojok desktop komputer miliknya, masih jam tiga sore, waktu pulangnya masih satu jam lagi.

Setengah jam lalu, Kevin mengabari jika pesawatnya akan take off. Suaminya berangkat dari Semarang ke Jakarta sekitar jam delapan pagi tadi, dan penerbangannya ke Taoyuan sekitar dua puluh menit lalu.

"Mbak By, Mbak Sofi, tau nggak sih diantara anak head office kemaren pada bilang, cerita rame kata si Jihan," ucap Sasha salah satu asisten Bya dengan semangat, "katanya salah satu orang HQ yang exchange di warehouse itu tunangan 'Tuan Muda'," lanjutnya.

Bya paham benar siapa yang Sasha maksud dengan 'Tuan Muda'. Membuat indera pendengarannya aktif sepenuhnya untuk menyimak.

Gosip semacam ini memang kadang menjadi bumbu selingan, cerita ditengah hiruk pikuk pekerjaan mereka. Tidak munafik, Bya kadang juga mendengarkan setiap cerita baru di lingkungan kerjanya.

Tapi kali ini berbeda, ketika gosip tentang suaminya menguar. Si Tuan Muda yang dimaksud Sasha adalah Kevin Kuo, suaminya.

"Tunangan?" Sofi bersuara, mencoba memastikan. Bisa Bya rasakan jika rekan di sampingnya itu meliriknya.

Anggukan tegas Sasha seolah menjawab pertanyaan Sofi, "he'em, Mbak, kalo aku sih nggak kaget, kan Pak Kevin emang lama di Taipei kan, ya wajar sih" lanjutnya.

"Emangnya kalo pasangan Pak Kevin bukan orang Taipei itu nggak wajar?" tanya Bya. Membuat Nisa menampilkan cengiran khasnya.

"Bukan nggak wajar, lebih gimana ya Mbak By, kan lama di Taipei nih, masa dapetnya orang Indonesia sih?" sambung gadis berjilbab itu.

Sasha terkekeh setuju dengan rekannya, "mungkin sih, kalo iya berarti lama dong pacarannya, terus kalo nggak pasti karena dijodohin," serunya menambahi.

"Terus ya, ternyata tim HQ juga balik ke Taipei hari ini, so, mereka barengan dong," tambah Nisa, "menurut Mbak Sofi sama Mbak Bya, yang tunangan Pak Kevin yang mana?" Nisa menatap Bya dan Sofi bergantian.

Bya langsung mengedikan kedua bahunya, "mana aku tau, coba besok pas orangnya balik kalian tanya langsung aja," nada suaranya sedikit ketus, entahlah.

"Nah, besok coba tanyain sama Tuan Muda," Sofi membeo ucapan Bya yang langsung dibalas dengan gidikan ngeri dari kedua asisten mereka.

"Nggak deh, serem. Belum mulai udah ambyar," sahut Nisa yang diikuti Sasha.

Sofi terkekeh melihat respon asistennya, "mending lanjut kerjanya, aku tunggu laporannya loh, Sha," ucap perempuan hamil itu sebelum menatap Bya singkat.

"Kenapa?" tanya Bya menatap Sofi, temannya itu menatapnya seolah menanyakan are you ok?

Bya hanya mengedikan bahunya lagi. Moodnya mendadak anjlok padahal seharian ini dirinya merasa baik-baik saja.

🍃

Memarkirkan mobilnya di samping mobil Kevin, Bya segera turun, pintu rumahnya terbuka, sepertinya Mbok Har baru selesai membersihkan taman depan.

Mbok Har keluar ketika Bya duduk di salah satu kursi teras melepaskan sepatu kerjanya, "loh kok Mbok ndak denger suara mobil masuk, kenapa ndak klakson tadi?"

Bya tersenyum, "nggak papa, Mbok, Mboh Har masak apa hari ini?" tanya Bya membawa tas kerjanya masuk kedalam.

Mbok Har mengikuti langkah Bya dengan serbet di pundaknya, "tadi masak sop bening sama goreng ayam, Mbak Bya mau disiapin sekarang?" tawar wanita enam puluh tahunan itu.

Your EverydayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang