Part 18.

189 24 7
                                    

Hari yang cukup cerah hari ini bagi semua orang kecuali Juna yang seharian sangat sibuk dengan pasien pasien nya. Sudah 2 hari ini keadaan rumah sakit sedikit hectic karena kebanjiran pasien.

Hal itu tentu saja sudah menjadi konsekuensi Juna sebagai seorang dokter. Selama 2 hari,Juna sering melewatkan jam makan nya karena memang banyak sekali pasien yang harus ditangani nya.

Melihat raut wajah lelah dari atasan nya itu,membuat suster Cika berinisiatif membelikan minuman di kantin.

"Ini buat dokter Juna"ucapnya sembari menyodorkan minuman isotonic yang memang dibelikan nya untuk Juna.

"Ah iya,thanks yaa" jawab Juna seadanya,lalu mengambil minuman dari tangan suster Cika.

"Dokter istirahat dulu sebentar,pasti cape banget 2 hari ini"

Juna tersenyum mendengar ucapan suster Cika,karena sudah dipastikan jika penampilan nya sekarang sangat amburadul.

"Keliatan banget ya kecapekan nya?"

Suster Cika mengangguk sebagai jawaban.Di ruangan Juna sekarang hanya ada mereka berdua. Sebenarnya suster Cika ingin keluar namun ditahan oleh Juna agar beristirahat sejenak di sofa yang ada diruangan nya.

"Sus Cika berapa saudara?"tanya Juna tiba-tiba.

Suster Cika menolehkan pandangan nya kearah Juna yang sedang duduk di kursi kerja nya,pria itu berbicara kepadanya namun menatap lurus langit langit ruangan.

"Saya dua bersaudara dok"

Juna mengangguk mengerti ketika mendengar jawaban suster Cika.

"Anak ke berapa?"

"Saya anak pertama,punya adik cewe satu"

"Oalah ternyata anak sulung,sama kaya saya"

Suster Cika semakin fokus menatap Juna,jarang sekali pria itu menceritakan tentang keluarga nya. Juna memang pria yang ramah dan mudah bergaul dengan lingkungan sekitar namun untuk urusan keluarga,sungguh pria itu sangat menjaga privasi.

"Dokter Juna anak sulung juga?"tanya nya sebagai bentuk respon dari perkataan Juna tadi.

"Iya saya anak sulung juga"

"Punya adik cowo atau cewe?"

Juna merubah posisi duduk nya menghadap suster Cika yang berada di hadapan nya.

"Saya punya satu adik cowo tapi ga tinggal di Indonesia"

"Oalah pantesan jarang keliatan"

Juna terkekeh mendengar jawaban asisten nya itu.

"Lah kok ketawa?ada yang lucu?"

"Ga ada sih,pengen ketawa aja"

Mendengar jawaban Juna membuat suster Cika terkekeh juga. Ternyata begini sifat seorang Juna Austin Dirgantara jika sedang si mode santai.

"Emang ketawa harus ada alasan nya ya?"

"Iyalah,kalo ketawa ga ada sebab mah orgil"

"Tapi siapa tau kan ketawa tanpa sebab itu buat nutupin kesedihan nya yang ga bisa di ungkapin?"

"Kok mikirnya gitu?"jawab suster Cika yang mulai tertarik kearah obrolan yang Juna buat.

"Banyak orang yang nutupin kesedihan nya terus buat mereka ga bisa ngeeskpresiin sedih nya dia gimana ya jadinya mungkin dengan ketawa tanpa sebab itu bisa ngurangin sedikit rasa sedih nya"

"Dokter Juna sedih?karena apa?"tanya suster Cika yang langsung menangkap maksud dari Juna.

"Saya?engga lah. Kan cuma perumpamaan aja"

UntouchedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang