Part 07.

135 22 9
                                    

Ting

Pintu lift terbuka tepat di lantai 3,Welina segera melangkahkan kaki nya keluar untuk mencari pria yang Juna sebutkan tadi.Di edarkan pandangan nya ke setiap sudut lantai 3 dan dapat dilihat nya seorang pria berbadan jangkung yang mengenakan kemeja coklat.

Welina merasa seperti nya benar itu teman Juna karena pria itu pun seperti menunggu seseorang.

"Maaf,bener temen nya mas Juna?"tanya nya hati hati pada pria berbadan jangkung itu.

Chandra memperhatikan wanita di hadapan nya dari atas sampai bawah untuk memastikan benar wanita ini yang diberi tahu oleh Brian.

"Oh iya gue temen nya mas Juna."

"Lo yang gue anter pulang ya?"tanya Chandra.

Welina mengangguk kan kepala nya kemudian dapat dilihat nya Chandra tersenyum tipis.

"Gue Chandra,dokter disini juga.Temen nya mas Juna juga"pria itu mengulurkan tangan nya dan di terima baik oleh Welina.

"Gue Welina,temen nya mas Juna"

Mereka sama sama terdiam dengan tangan yang masih saling berjabat.

"Permisi dokter Chandra"suara salah satu suster membuat mereka segera menarik tangan masing-masing.

"Iya suster?"

"Dok,masih ada 3 pasien anak anak yang perlu di cek satu jam lagi"

"Oh iya sus,nanti bakal saya cek.Makasih ya"ucap nya,kemudian suster itu pergi dari hadapan mereka.

"Gue jadi ngerepotin banget nih"ucap Welina merasa tak enak mengganggu pekerjaan orang lain.

"Udah santai,ini juga masih kosong kok sampe satu jam ke depan"

"Ayo kalo gitu ke basement"ajak Chandra.

Chandra merupakan tipe orang yang sangat mudah bergaul dengan siapapun berkat sifat ekstrovert nya.

"Lo kenal mas Juna darimana?"tanya Chandra.

"Temen gue yang kenal sama mas Juna"

Chandra mengangguk heran,teman mas Juna?siapa?Alexa?sebab wanita ini menjadi salah satu dari ke lima orang yang berada di lantai 7 tadi.

"Ntar kasih tau aja ya alamat nya"ucap Chandra lalu membuka kan pintu untuk Welina.

Setelah mereka berdua masuk,mobil sedan hitam itu melaju pergi dari basement rumah sakit.

___

Tatapan Juna tak bisa lepas dari wanita yang sedang memejamkan mata dihadapan nya itu.

"Kalo perlu sesuatu,panggil saya ya"ucap Juna kemudian beranjak menuju sofa.

Karena keterbatasan dalam pergerakan,Alexa hanya melirik Juna yang sudah menjauh dari nya.Dia bingung dan merasa canggung pada Juna.

"Gue mau nanya"ucap Alexa.

"Istirahat dulu,ntar kepala nya sakit lagi"balas Juna dengan mata yang masih memejam.

"Ini penting"

"Ga ada yang lebih penting dari pada kesehatan kamu,Alexa"

Alexa hanya bisa mendengus sebal mendapat respon seperti itu dari Juna.Dia sangat bosan karena tidak bisa berbuat apa apa.

"Ini tempat kepala gue bisa dinaikin dikit ga,datar banget soalnya"pinta Alexa.

Dengan sigap tanpa membuang waktu,Juna berdiri dari tidur nya lalu berjalan mendekat ke ranjang pasien itu.Tangan nya memutar tuas ranjang sehingga membuat posisi kepala Alexa sedikit lebih tinggi dari pada sebelum nya.

UntouchedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang