Juna sudah rapi dengan kemeja biru dongker yang di gulung sampai siku. Pria yang berprofesi sebagai dokter itu mendapat tugas menjadi pembicara di seminar yang di adakan oleh salah satu kampus bergengsi di Jakarta.
"Kamu ada jadwal dimana hari ini?"tanya Juna memecah keheningan. Karena sejak tadi hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yang beradu menemani sarapan pagi pasangan suami istri tersebut.
"Masih di tempat kemarin,ada yang belum selesai"jawab Alexa seadanya.
"Mau mas Juna anter?"tawar sang suami namun mendapati gelengan dari Alexa.
"Oke kalo gitu,oh iya buat yang kemari_"
"Aku yang minta maaf"Alexa dengan cepat menyela ucapan Juna.
"Maafin aku,mas Juna boleh kapan aja dateng ke tempat aku kerja"
Juna tersenyum hangat,berpindah tempat duduk menjadi di samping istri nya yang sedang sarapan. Hal itu mendapat respon kebingungan dari Alexa.
"Kenapa pindah?""Ga boleh?"Juna balik bertanya.
"Ya boleh-boleh aja"
Setelah mengucapkan kalimat itu,mereka kembali terdiam dengan pikiran masing-masing.
Juna dengan pikiran nya pada seseorang dan Alexa soal mempertimbangkan kapan akan memberi tahu Juna perihal kehamilan. Dirinya tidak bisa menghadapi kemarahan Juna jika sampai pria itu tahu hal ini dari orang lain.
"Mas Juna berangkat yaa"ucap Juna yang sudah berdiri dari duduk nya,tidak lupa memberikan kecupan di puncak kepala Alexa.
"Habis seminar langsung ke rumah sakit?"tanya Alexa yang berusaha untuk tetap kelihatan baik-baik saja.
"Iyaa sayang"
"Pulang nya jam berapa?"
"Agak sore mungkin,mas Juna mau ketemu temen juga nanti"
"Oohh yaudah kalo gitu hati-hati"
Juna pun keluar rumah kemudian melajukan mobil nya menuju tempat yang menjadi tujuan utamanya pagi ini.
___
Mobil yang di kendarai Juna berhenti di depan sebuah toko bunga,dengan langkah mantap pria itu berjalan masuk.
"Pak,bunga yang kaya biasa yaa"ucap Juna,dan dengan segera sang pemilik toko mengambilkan bunga yang sudah biasa pria itu beli.
"Terima kasih ya pakk"ucap nya sembari memberikan beberapa lembar uang.
Dengan senyuman sang pemilik toko menatap Juna.
"Sampein salam saya buat dia ya dokter"ujar sang pemilik toko di iringi senyuman tulus.Hal itu membuat sudut bibir Juna terangkat mendengar nya.
"Pasti pak,dia pasti udah nungguin saya. Pergi dulu ya pak"Juna keluar dari toko itu kemudian melajukan mobil nya untuk menemui seseorang yang sangat di rindukan nya akhir-akhir ini. Bukan hanya akhir-akhir ini saja, Juna merindukan nya setiap hari.
Hingga sampai lah Juna ke tempat tujuan nya pagi ini. Diambil nya bunga daisy yang sudah di siapkan nya tadi, Juna menghembuskan nafas nya terlebih dahulu sebelum melanjutkan langkah nya.
"Hai"sapa Juna.
Dengan tatapan yang menyiratkan kerinduan begitu besar, Juna mendudukan dirinya di depan pusara seorang wanita yang bertuliskan nama Agatha Pricillia.
"Aku bawain bunga kesukaan kamu"ucap nya lalu meletak kan bunga daisy itu di atas makam Agatha.
Mengganti bunga yang sudah kering menjadi bunga segar sudah menjadi rutinitas Juna yang dilakukan nya sejak kepergian Agatha.

KAMU SEDANG MEMBACA
Untouched
Fanfiction"Jaga perasaan lo deh,jangan sampe suka sama gue" Pria itu terlihat bingung mendengar kalimat yang dilontarkan oleh wanita di hadapan nya "Saya juga ga ada niat buat suka sama kamu"timpal sang pria Aneh,itulah kalimat yang bisa diucapkan ketika meli...