ARRAZELL 21

512 27 7
                                    

HAII HAII DAN HAII
SEBELUMNYA MAU MINTA MAAF DAN MAKASIH KARNA UDAH MAU MAMPIR DI CERITA AKU. AKU PENULIS BARU JADI MASIH BELUM BANYAK PENGALAMAN APABILA ADA SALAH PENGETIKAN MOHON DI MAAFKAN

DAN CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN AKU SENDIRI. SEMOGA KALIAN SUKA SANA CERITA AKU.

SELAMAT MEMBACA BEBSS

Abell langsung meletakkan ice cream di meja lalu berlari ke arah tangga menuju lantai dua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abell langsung meletakkan ice cream di meja lalu berlari ke arah tangga menuju lantai dua.

"Heyy!!" Gibran mengejarnya.

"Jangan lari-lari Bell!!" Tegurnya walau ya agak panik juga.

"Gak boleh heh!" Tegur Gibran saat Abell hendak membuka kamarnya.

"Privasi Bell" ucapnya.

"I know! Abell cuman mau liat!"

"Gak ada apa-apa Bell"

"Really?" Abell mengode ke arah leher sang abang.

"G-gak nga-ngap-pain"

"Oh oke" Abell mengangguk lalu berjalan turun ke bawah dengan perasaan kesal.

Abell sebenarnya tak masalah jika abang-abangnya bisa atau pernah melakukan hubungan badan, tapi ada satu rasa sakit di hatinya dan rasa kesal karna karma nya ke adek perempuan mereka kan? Atau anak mereka di masa depan.

"Lo masih bisa bawa motor kan?" Tanya Abell ke Marvel.

"Dengerin penjelasan abang dulu"

"Jangan pegang Abell!" Perintahnya.

"Ini gak kaya yang kamu pikirin Bell"

"Ayo!" Abell menarik tangan Marvel untuk pergi dari rumah ini.

Memang Abell bukan adek kandung Gibran tapi tetap saja Abell tak suka melihatnya, selalu terbayang di otak Abell kalau dirinya yang di posisi perempuan itu gimana? Di rusak oleh laki-laki juga? Memikirkan nya saja membuat Abell ingin menangis.

"Bell"

"Arrazell"

"Zell"

"Oh come on!!"

"AREAZELL RABELLY!!" Abell menatap Gibran, mata nya merah menahan air mata yang hendak keluar.

"Dek? Sorr.." tak sempat berucap karna Abell sudah pergi lebih dulu dari Marvel.

Marvel mengejar Abell, di jalan Abell menangis entah kenapa dirinya menangis padahal bukan dia yang salah.

"Sayang" panggil kekasih Gibran yang baru turun.

"Sorry" ucapnya.

"Sttt, gapapa. Oh ya kamu jadi ke rumah sakit?" Tanya Gibran.

"Jadi"

ARRAZELL RABELLY  V BRILLIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang