Johnny menghela nafasnya panjang, menatap sebuah berkas yang berisikan misi rahasia dari ketua FBI.
" Prediksi mu?" Tanya Johnny pada bawahannya, sekaligus tangan kanan kepercayaannya
" Kita kalah" Ucapnya tegas.
Johnny kembali menghela nafasnya panjang, menatap sebuah figura foto di meja kerjanya. Menapakkan dirinya yang merangkul putranya dengan hangat saat kelulusan putranya di akademi polisi.
" Kalau begitu kau ku keluarkan dari misi ini" Ucap Johnny tegas, tampak wajah tidak terima dari pria muda di depannya itu, tapi ia mengerti posisinya, ia hanyalah seorang bawahan, karena itu ia memilih diam.
" Tapi aku memerintahkan mu untuk melakukan misi lain, dan jika kau gagal, aku akan membunuhmu" Ucap Johnny lagi
" Siap, laksanakan!" Ucapnya tegas sambil memberikan gerakan hormat.
~~~~~~~~~
Johnny menatap putranya itu miris, bukan apa apa, hanya saja Johnny adalah seorang Jendral perang. Dia begitu dihormati dan ditakuti. Sosoknya dikenal sangat serius, berwibawa dan tegas. Dengan perawakan tubuh yang besar, tinggi dan kekar, banyak yang takut bahkan hanya menatap atau berpapasan dengan dirinya.
Tapi entah apa yang direncanakan tuhan, ia malah dikaruniai anak yang sangat bertolak belakang dengannya. Tubuhnya mungil, bahkan wajahnya lebih cantik dari seorang wanita, fisiknya tidak bisa diandalkan, dan sifatnya sangat kekanak kanakan. Beruntung ia punya otak yang sangat cerdas sehingga bisa lulus dari akademi polisi dan kini bergabung di BIN (Badan Intelijen Negara) sebagai ahli strategi.
Johnny melarang putranya itu untuk turun ke lapangan, karena putranya itu bisa mati hanya satu jam ditaruh di medan perang. Sebagai seorang lulusan akademi polisi, tentu memegang dan menggunakan senjata adalah hal wajib untuk dikuasai. Tapi putranya itu hanya pintar dalam teori, untuk urusan praktik, minus. Hingga sekarang bahkan putranya itu tidak bisa membidik dengan benar.
" Haechan-ah... bagaimana pekerjaanmu" Ucap Johnny menyelingi makan malam mereka.
" Menyenangkan, tapi aku kesal dengan rekan tim ku, mereka selalu meremehkan ku, mengatai ku siswa SMP! Huh dia tidak lihat bagaimana otakku bekerja nanti!" Kesalnya mengomel dengan tangan yang setia memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
" Yah... kalau itu sih ayah juga setuju, makanya kau harus rajin olah raga... dan sifat kekanak-kanakan mu itu... tolong dihilangkan!"
" Papi.....lihat ayah mengataiku lagi, padahal wajah cantik dan imut ini pemberian dari mu, sepertinya dia tidak mencintaimu" Ucap Haechan pada sebuah foto yang terpajang cukup besar di ruang keluarga mereka.
Johnny hanya menggelengkan kepalanya gemas, istrinya meninggal saat Haechan masih kecil, karena itu sudah biasa bagi Haechan berbicara sendiri pada foto itu.
" Apa kau sudah punya pacar?" Tanya Johnny lagi
" Tidak.... Kenapa? Ayah akan menjodohkanku? Aku tidak mau ayah! Biarkan aku memilih pilihan hidupku sendiri... aku ingin menikah dengan orang yang aku cintai.... Untuk apa aku menikah dengan orang yang bahkan tidak aku kenal dan lag-"
"Kau ingat anak yang pernah ku bawa waktu itu, namanya Mark -"
" Oh, oke, aku mau, kapan aku menikah dengannya? Besok?"
Johnny kembali menghela nafasnya panjang sambil geleng geleng kepala. Ia tau putranya itu sudah menyukai bawahannya itu sejak lama. Johnny beberapa kali pernah membawa Mark kerumah. Dan sejak pertama kali putranya itu melihat Mark, ia menjadi seorang fanatik Mark dan begitu memuja muja pria itu, bahkan alasan putranya itu masuk ke akademi polisi karena ingin bertemu dengan bawahannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lifetime Mission || Markhyuck
FanfictionMark yang dijulusi sebagai "Senjata Perang" adalah seorang anggota agen rahasia dari FBI yang sangat dingin kaku, mendapat misi seumur hidup yang sulit untuk ia mengerti dan jalani. Namun, karena misi ini, ia bisa belajar, apa itu namanya cinta, pe...