17

1.8K 191 10
                                    

Mark menghela nafasnya panjang, mengurut pelan keningnya sambil menatap layar komputernya.

Dia... orang yang berbeda?

Cicit Mark dalam hati menatap dua biodata orang yang namanya mirip. Lee Jeno dan Kim Jeno. Mark masih ingat, tunangan Jaemin itu bernama Lee Jeno. Walaupun Jaemin sering memanggil pria itu dengan sebutan "Nono", tapi Mark yakin saat itu Jaemin pernah menyebut nama pria itu, terlebih lagi Jaemin yang mengatakan namanya akan berubah menjadi Lee Jaemin. Lee Jeno adalah seorang polisi yang bekerja pada bagian panggilan darurat. Kemudian Kim Jeno, adalah anggota tim ACE yang baru, seorang anggota militer angkatan darat. Ia pun lulusan Akademi polisi yang sama dengan dirinya dan Jaemin.

Seharusnya.... Aku pernah melihatnya setidaknya sekali.... Tapi kenapa aku tidak pernah melihatnya.

Ucap Mark menatap foto Kim Jeno, berdasarkan catatan pendidikannya, seharusnya ia berada di angkatan yang sama dengan Jaemin. Mark tau Akademi polisi itu muridnya sangat banyak, tapi setidaknya pasti Mark pernah bertemu dengannya, tapi Mark benar benar baru melihat Kim Jeno di markasnya saat itu.

Mark awalnya mengira semua teror ini dilakukan oleh tunangan Jaemin dan Mark mengira Kim Jeno lah orangnya, tapi saat Mark membandingkan foto Lee Jeno dan Kim Jeno, dua orang ini adalah dua orang yang berbeda, terlebih lagi ketika Mark memeriksa data diri Lee Jeno, pria itu kini tengah bekerja di Amerika serikat dan sudah tidak pernah lagi pulang ke korea sejak dua tahun yang lalu. Mark kembali menghela nafasnya panjang, ia pikir ia berhasil memutus benang merah ini, tapi nyatanya semuanya semakin bertikai dan Mark tidak tau harus melangkah kemana.

" Hun..." Panggil Mark keluar dari ruang kerjanya sedangkan Haechan hanya berdehem dari dapur pasalnya pria itu tengah menyiapkan makan malam.

" Sudah ku bilang kau istirahat saja, BIN melindungi ku..." Ucap Haechan kala merasakan Mark yang merebahkan wajahnya pada pundaknya dan memeluknya dari belakang.

Sejak tadi pagi, Mark sibuk di ruang kerjanya, Haechan yang sadar wajah khawatir serta serius dari suaminya itu tidak berani menanyakan apapun, tapi Haechan yakin Mark sudah memiliki suspect.

" Bagaimana perkembangan pria itu?"

" Ah? Lee DongJin, dia bersih, terlebih lagi pria itu sekarang sedang berkuliah di jepang dan dia tidak tau apapun soal ini...."

Mark mengangguk paham dan menghela nafasnya panjang.

" Ah, bagaimana dengan BIN? Kau tau kan, ak-"

" Tenang saja... aku mengatakan suamiku adalah seorang pebisnis dan salah satu petinggi di pemerintah ahahah, karena aku bilang kau adalah kenalan ayahku, mereka percaya, Tuan Lee membantu ku menutup identitas mu" Senyum Haechan

" Baguslah...."

Mark kembali merebahkan kepalanya, memeluk Haechan dari belakang sedangkan pria itu masih sibuk memasak menyiapkan makan malam.

" Hun...."

" Hmm?"

" Bagaimana jika kau kembali bekerja? Seperti biasa? Aku juga akan kembali bekerja ke markas" Ucap Mark pelan.

Haechan membalikkan badannya, menatap suaminya itu sedikit khawatir.

" Kau yakin? Kau baik baik saja?" Tanya Haechan lembut dan Mark menganggukkan kepalanya, menatap istrinya itu penuh arti.

" Kau mencurigai seseorang? Kau kekurangan bukti?" Tanya Haechan lagi dan Mark menganggukkan kepalanya.

Haechan tersenyum tipis dan mengecup pelan pipi Mark.

" Kalau begitu, baiklah.. Lagi pula aku sudah berlatih dengan mu bagaimana membidik dengan baik, aku akan baik baik saja" Senyum Haechan cerah.

Mark menghela nafasnya panjang, kepalanya benar benar buntu, ia tidak bisa menemukan petunjuk apapun, satu satunya cara untuk menemukan petunjuk adalah dengan membuat si peneror itu untuk kembali muncul. Sayangnya sudah satu minggu ini Mark dan Haechan hanya berdiam diri di rumah, sehingga tidak ada teror yang terjadi.

Lifetime Mission || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang