11

2K 212 3
                                    

" Minhyung Hyung....."

Mark tersentak ketika mendengar suara yang memanggilnya, suara yang sudah lama tidak ia dengar. Mark membalikkan badannya, di depannya berdiri seorang pria lengkap dengan seragam perangnya, menatapnya lurus dengan mulut yang mengeluarkan darah.

" Kenapa kau tidak menyelamatkan ku? Kenapa kau memerintahkanku kesana...."

Mark menelan air ludahnya kasar, nafasnya memburu.

" Mark...."

Mark kembali membalikkan badannya, terkejut ketika melihat Johnny yang menatapnya penuh kecewa.

" Seharusnya kau ikut bersamaku.... Kaulah yang harusnya menjalankan misi itu..."

" Kau membunuhku Hyung" / " Aku kecewa pada mu Mark" / " Kau yang seharusnya mati Hyung" / " Kenapa kau membiarkan ku pergi sendiri?"

Suara itu memenuhi kepala Mark, berputar berulang kali membuat kepalanya pusing. Mark menutup kedua telinganya, menggeleng ribut berusaha mengabaikan suara itu.

"Dasar pembunuh" / "Seharusnya aku tidak menyelamatkanmu" / " Kau berjanji menyelamatkan ku" / " Kau tidak pantas untuk hidup" / " Dasar manusia tidak berperasaan" / "Tinggalkan markas, kau tidak pantas disana" / " Kau tidak pantas bahagia " / " Seharusnya kau membusuk hidup sendiri"

" Cu-cukup.... Berhenti...." Ucap Mark lirih sambil menggeleng ribut, ia benar benar tidak sanggup lagi mendengar suara itu.

" MARK!!"

Mark membuka matanya perlahan, suara teriakan tadi menyadarkannya, tapi sedetik kemudian ia kembali mendengar suara Johnny dan sahabatnya itu yang menghukumnya. Mark kembali menutup matanya dan menggeleng ribut.

" MARK JANGAN DENGARKAN!!"

" Haechan...." Ucapnya lirih, itu suara Haechan Mark yakin.

" Sayang! Dengarkan aku.... Semua itu tidak benar!"

" Haechan-ah... kau dimana...." Mark berdiri dari duduknya meneriaki nama Haechan.

" Haechan...." Mark berlari mengejar Haechan saat melihat Haechan yang berdiri cukup jauh darinya, tapi saat tangannya hampir menggapai tangan Haechan, tubuh pria itu menghilang.

" Hae-Haechan?" Mark dengan panik membalikkan badannya mencari dimana Haechan.

" Ti-tidak Haechan! Jangan!" Mark berteriak panik kala melihat Haechan yang berjalan sambil bergandeng tangan dengan Johnny dan sahabatnya.

" Ti-tidak jangan tinggal aku!" Mark kembali mengejar Haechan, tapi semakin lama Haechan menjauh dan perlahan menghilang.

" TIDAK!"

Mark membuka matanya, nafasnya memburu, kepalanya pun terasa sakit. Karena Mark yang bangun sedikit berteriak, Haechan terbangun yang sedari tadi tidur disampingnya.

" Hey sayang kau ke-" Belum sempat Haechan menyelesaikan kalimatnya, Mark sudah memeluk Haechan dengan kuat, nafasnya pun semakin memburu.

" Haechan-ah..... Haechan-ah....." Panggil Mark lirih, tangannya sedikit bergetar, nafasnya masih memburu dan jantungnya masih berdetak cepat.

" Kau mimpi buruk?" Tanya Haechan lembut dan Mark menganggukkan kepalanya.

" Aku disini... tak apa, jangan takut. Aku tidak akan meninggalkan mu" Ucap Haechan membawa Mark ke dalam pelukannya sambil menepuk nepuk pelan pundak Mark guna menenangkannya.

~~~~~~~~~

" Sayang kita pulang nanti malam saja ya?" Tanya Haechan dan Mark menaikkan alisnya pelan.

" Uhm, itu jadi anak anak katanya mengadakan permainan kecil, karena kekurangan orang mereka meminta ku untuk ikut bermain bersama, tidak apa kan?" Tanya Haechan lagi

" Permainan?" Tanya Mark sedikit bingung

" Eung... aku juga tidak tau apa, Jeno baru mau menjelaskannya padaku setelah ini, kau mau ikut?"

Mark menelan air ludahnya kasar, kembali menundukkan kepalanya.

" Maaf..." Ucapnya pelan

" Kau tidak mau ikut? Tak apa...." Senyum Haechan sambil mengecup pelan pipi Mark

" Ti-tidak... Maaf menyeretmu kesini... seharusnya itu tugas ku" Ucap Mark masih tertunduk.

" Tak apa sayang... lagipula ini hanya permainan, dan jujur aku sudah lama tidak turun ke lapangan seperti ini, walaupun hanya permainan aku sangat bersemangat. Ucap Haechan sambil mengepalkan kedua tangannya semangat.

" Baiklah aku pergi dulu ya... kau istirahat saja, mereka bilang aman kok, jadi aku pasti akan baik baik saja" Ucap Haechan kemudian mengecup pelan bibir Mark.

" Tu-tunggu..." Ucap Mark menahan tangan Haechan, Haechan tersenyum tipis, menaikkan kedua alisnya.

" Kenapa? Kau mau mencium ku lagi?" Tanya Haechan menggoda Mark dan wajah Mark langsung memerah, ia pun memalingkan pandangannya dan menggelengkan kepalanya.

" Ak-aku akan ikut...." Ucapnya pelan

" Kau yakin? Tak apa jika kau masih tidak enak badan...." Ucap Haechan meyakinkan

Mark menghela nafasnya panjang dan menggelengkan kepalanya.

" Aku baik baik saja... " Ucapnya lurus menatap Haechan sambil menggenggam tangan Haechan kuat.

" Hehe baiklah... ayok, mereka sudah menunggu" Ucap Haechan kembali mengecup pipi Mark dan menggandeng tangan Mark.

Jeno menjelaskan terkait permainan yang akan ia mainkan dengan anggota tim ACE yang baru. Karena tempat pelatihan mereka berada di tengah hutan, sehingga ini cocok untuk bermain menangkap harta karun. Mereka telah menyembunyikan beberapa bendera di sekitar hutan, tim pun dibagi menjadi 2, perampok dan pencari harta karun. Tim perampok harus bisa menembak tim pencari harta karun sebelum mereka berhasil menemukan semua bendera itu, kemudian tim pencari harta karun harus bisa menemukan semua bendera dalam waktu 30 menit dan tentu saja menembak perampok. Mereka bermain menggunakan peluru mainan, jika mengenai kaki atau tangan, masih dianggap hidup, hanya saja mereka mengalami freeze mode selama 10 menit tapi jika mengenai badan, dianggap gugur.

" Aku, Haechan Sunbae dan kalian kita satu tim jadi pencari harta karun ya, sisanya perampok" Ucap Jeno sambil menunjuk tiga orang anggota yang baru.

" Ah untuk tim perampok, Hendry Sunbae kau mau membantu memberikan arahan" Ucap Jeno lagi. Hendery menganggukkan kepalanya, dan menjentikkan jarinya. Hendery adalah orang yang juga diminta untuk membantu melatih anggota tim ACE yang baru, hanya saja ia hanya berperan sebagai pendamping, dan Mark lah mentor utamanya.

" Untuk kita... hmm.. Haechan Sunbae bagaimana? Secara kau bekerja sebagai ahli strategi di BIN" Tanya Jeno

" Aku mau, tapi sejujurnya aku ingin turun ke lapangan, kalian saja ya?" Tawar Haechan.

" Uhm... tapi kami tidak ada yang kompeten Sunbae.... hmmm... " Jeno mengurut pelan dagunya.

" Boleh aku kasih saran? Salah satu dari kalian saja, mungkin Jeno atau yang lain yang mengatur strategi, kan ada Mark, dia bisa membantumu? Benar kan?" Tanya Hendery pada Mark yang sedari tadi hanya diam mendengarkan mereka berdiskusi.

" Uhm... aku..." Ucap Mark ragu.

" Tak apa Sunbae, Sunbae hanya melihat saja dan mengoreksi ku, yang memberikan arahan dan perintah nanti aku bagaimana?" Tawar Jeno

Mark menghela nafasnya panjang, menatap Haechan sebentar, Haechan tersenyum lembut dan menganggukkan kepalanya.

Aku akan membantumu

Ucap Haechan tanpa suara kemudian mengedipkan matanya, Mark pun menghela nafas panjang dan akhirnya menganggukkan kepalanya.

" Ba-baiklah...."

Ini adalah rencana mereka, dengan Jeno yang mengatur strategi dengan asal asalan dan membuat tim mereka hampir gagal, Mark yang melihat itu pasti geram dan mau tidak mau mengambil alih untuk memimpin tim. 

Lifetime Mission || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang