23

1.3K 176 2
                                    

Renjun menghela nafasnya panjang, ketika menatap layar ponselnya, melihatkan pergerakan dari posisi Haechan dan Mark yang semakin menjauh. Renjun membanting ponselnya kesal dan berteriak frustasi.

"Kenapa kau tidak mengerti dengan pesanku" Ucap Renjun lirih menitikkan air matanya.

" Ini salah ku Hyung.... Maafkan aku... kau pasti marah padaku" tangis Renjun terisak.

Semua ini berawal semenjak ia bertemu dengan Mark di depan kantornya, lebih tepatnya saat Mark mengenalkan dirinya sebagai suami Haechan.

Renjun cukup terpukul karena kematian Jaemin. Alasan ia menjadi seorang angola BIN karena ia yang begitu mengagumi kakaknya itu. Renjun mati matian belajar dan sekolah di akademi polisi karena ia yang ingin mengikuti jejak kakaknya itu. Dan saat kematian Jaemin, adalah hari terhancurnya. Renjun benar benar kehilangan semangat hidupnya, ia bahkan sempat ingin mengakhiri hidupnya, agar ia bisa bertemu dengan kakaknya itu.

Walaupun Renjun tau, karena kematian kakaknya, misi yang dijalankan berhasil, bahkan kakaknya itu berhasil menyelamatkan banyak nyawa, tapit tetap saja Renjun tidak terima, dari semua orang kenapa harus kakaknya yang dikorbankan. Namun seiring berjalannya Renjun mulai menerima apa yang terjadi, mulai mengikhlaskan kematian kakaknya. Ia juga bekerja di tempat dimana terkadang Renjun harus memilih pilihan yang sebenarnya bukanlah sebuah pilihan. Renjun mulai memaknai apa itu pengorbanan.

Namun, semua benci dan penyesalan itu kembali muncul saat Renjung bertemu dengan Mark, tersenyum tipis padanya, mengulurkan tangannya dan mengenalkan dirinya. Renjun ingat siapa orang yang ada didepannya saat itu, orang yang selalu kakaknya kagumi, orang yang menjadi alasan kakaknya terus berjuang dalam hidupnya dan menjadi orang yang berhati besar, orang yang menjadi alasan kakaknya terus tersenyum dan membantu orang lain, dan orang itu adalah Mark.

Renjun ingat, di misi terakhir kakaknya sebelum pergi, Jaemin yang mengatakan bahwa ia sangat senang bekerja dibawah Mark.

Injun-ah... kau tidak usah takut, walaupun ini misi Red Code, tapi kau tau siapa yang memimpin misi ini? Mark hyung... kau ingat dia kan? Aku pernah membawanya berkunjung ke panti. Tenang saja dia itu adalah sosok leader yang sangat bijaksana, dia peduli dan sayang pada anggota timnya, jadi kau tidak perlu khawatir, karna leaderku adalah Mark hyung dan dia pasti akan menjaga kami.

Begitulah ucap Jaemin melalui panggilan telepon, dan Renjun masih ingat betapa bahagia dan kagumnya Jaemin saat mengatakan dia bekerja dibawah Mark. Renjun berfikir Mark memang orang berhati besar seperti itu, tapi nyatanya pria itu menghilang, bahkan tidak pernah mengunjungi makam kakaknya, padahal Mark pernah bercerita bahwa ia paling dekat dengan Jaemin, lantas kenapa pria itu terlihat seolah tidak peduli dengan kematian rekan kerjanya itu? Terlebih di misi yang ia pimpin.

Dan setelah menghilang lama, pria itu muncul di depannya, terlihat sehat bahkan baik baik saja, dan fakta yang ia temukan bahwa pria itu sudah menikah dan kini menjadi salah satu agent rahasia terbaik FBI. Renjun tidak terima bahwa pria itu baik baik saja saat ini.

Karena itu Renjun mengirimkan teror pada Mark, mengancam Mark bahwa ia akan mencelakakan orang yang ia sayang jika Mark tidak menebus kesalahan dan melakukan apa yang seharusnya ia lakukan. Renjun hanya ingin tau, apakah Mark merasa bersalah dengan kematian kakaknya, apakah Mark mengingat kakaknya, apakah Mark menyesal dengan apa yang terjadi pada kakaknya. Renjun hanya ingin, Mark mengunjungi makam kakaknya.

Ya, itu rencana Renjun diawal, ia bahkan tidak pernah merencanakan ingin mencelakakan Haechan, karena bagaimanapun, ia sudah berbagi waktu yang sama cukup lama dengan Haechan, teman kerja bahkan sahabatnya, Haechan benar benar teman baiknya. Terlebih lagi, ketika mendengar Mark yang panik saat ia diharuskan kembali ke markas, dan meminta Haechan untuk menemani Mark mengunjungi makam Jaemin, Renjun akhirnya mengerti, Mark bukannya tidak peduli dengan kakaknya, Mark bukannya angkuh dan egois mengorbankan kakaknya, tapi karena rasa bersalah dan menyesalinya itu, membuat Mark bahkan hanya untuk mengunjungi makam Jaemin ia tidak sanggup.

Lifetime Mission || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang