Semuanya kembali normal, Mark yang kembali mengajar di Markas dan mengambil beberapa misi ringan, dan Haechan kembali menjalani kehidupan normalnya menjadi seorang istri dan anggota BIN. Mark yang awalnya hanya mengajar selama dua minggu, diminta untuk tinggal lebih lama karena mereka mengatakan masih banyak ilmu yang belum terserap, karena itu sudah hampir 3 bulan lamanya, Haechan menjalani hubungan jarak jauh dengan Mark, walaupun terkadang di akhir pekan, Mark akan pulang atau Haechan yang berkunjung.
Haechan awalnya befikir, karena memang pribadi Mark yang cuek dan kaku, hubungan LDR ini akan terasa membosankan, tapi siapa sangka, ternyata Mark cukup romantis, Mark selalu menelponnya setiap hari, baik itu hanya menanyai kabar dan bertegur sapa ataupun bercerita akan kesibukan mereka seharian. Bahkan setiap malam, Mark akan menemani Haechan yang memasak makan malam, dan panggilan ponsel itu akan mati esok harinya.
" Hahahaha Jisung dan Seunghan menangis? Ya ampuun mereka sangaat lucuuuu...." Ucap Haechan gemas, saat mendengar Mark yang bercerita dua anak itu menangis karena Mark sudah selesai mengajari mereka.
Mark pun kini kembali menoreh hubungan baru dengan teman temannya disana, Mark sangat dekat dengan tiga anggota tim baru disana, Jeno, Jisung dan Seunghan. Mark mengatakan ia benar benar lelah jika berada di dekat tiga orang tersebut karena mereka yang sangat berisik dan selalu mengajaknya bicara.
" Apa orang mudah menangis seperti itu? Padahal aku hanya tidak mengajar lagi, kita pasti akan bertemu lagi di markas" Jelas Mark dari seberang telfon
" Yaah... itu karena dia yang sangat mengagumimu, dia senang berada di dekat mu, karena itu dia menangis saat kau tinggal"
" Lalu, apa kau juga menangis saat ku tinggal?"
Haechan menutup wajahnya, wajahnya sedikit bersemu merah. Ia juga tidak mengerti sejak kapan Mark sangat handal dalam ucapannya begitu. Haechan memang menangis? Ia masih ingat saat Mark menelfon bahwa ia harus diperpanjang untuk menjadi mentor di markas, saat mendengar itu Haechan jujur sangat senang, bahkan dia mensupport suaminya itu seratus persen. Tapi setelah panggilan telfon itu ditutup, ia menangis menjadi jadi, takut suaminya itu akan kembali trauma dan menahan perasaannya begitu lama. Belum lagi ia yang takut tiba tiba Mark disuruh menjalankan misi.
" Ti-tidak.... Ah sudah lupakan! Ngomong ngomong acara makan makan nanti malam jadi?"
" Eung....mereka mengatakan itu untuk acara perpisahanku dan mereka ingin mengundang mu"
" Baiklah aku nanti akan kesana sedikit la-"
" Jeno akan menjemputmu"
Haechan menghela nafasnya panjang. Beberapa hari ini, Mark sedikit protektif terkait hal yang menyangkut dirinya.
" Sayang aku baik baik saja, BIN juga sudah menjamin keselamatan ku-"
" Jeno akan menjemputmu!"
Ucap Mark lagi tegas.
Sudah hampir satu bulan belakangan ini, Haechan mengalami teror. Sebenarnya ini bukanlah hal yang baru bagi Haechan mengalami hal tersebut, ia adalah anak dari seorang petingi tentara, karena itu sejak kecil, Haechan sudah terbiasa dia yang tiba tiba diikuti oleh pria asing, bahkan hampir diculik. Haechan tau, Mark hanya menghkawatirkannya, terlebih lagi tidak ada yang tau, saat ini yang meneror Haechan adalah musuh ayahnya, atau musuh Mark, atau bahkan musuh dirinya sendiri, karena itu Mark sangat hati-hati akan kesalamatan Haechan.
" Baiklah.... Aku akan pergi dengan Jeno, jadi kau tidak perlu khawatir hm?"
" Ma-maaf sedikit membentak mu...." Ucap Mark dan Haechan bisa mendengar helaan nafas panjang dari Mark
" Tak apa sayang... heheh aku tau kau mengkhawatirkan ku... yasudah aku tutup dulu ya, jam makan siang ku sudah selesai, sampai jumpa nanti, muah!"
" Eung... sampai jumpa nanti hun...."
" Tunggu... kecupan untuk ku mana?!" Ucap Haechan protes
" Hu-hun... aku bersama anak anak sekarang..."
" Aku tidak peduli! Kecupan ku!" Ucap Haechan lagi sambil tersenyum jahil, mengerjai Mark seperti ini adalah hobi barunya.
" A-aku akan memberikannya nanti...." Ucap Mark dan suaranya semakin memelan.
" Itu berbeda sayaaang.... Setiap malam kau selalu memberikan ku kecupan, kenapa sekarang tidak?"
" Hun...." Panggil Mark memohon
" Ke.cu.pan.ku!" Ucap Haechan menekankan suaranya.
Haechan menahan tawanya ketika mendengar suara helaan nafas panjang Mark.
" Muach... sampai jumpa nanti" Ucap Mark setelah Haechan menunggu beberapa detik.
" Hehehehe... muach muach muach... sampai jumpa nanti sayaang...." Kekehnya sambil mengecup gemas layar ponselnya setelah itu mematikan ponselnya.
" Hueek... ingin muntah rasanya aku melihat mu..." Sindir Renjun yang sedari tadi mendengar percakapan pasutri baru itu sedangkan Haechan memberikan tatapan sinis dan mengejek.
" Yang jomblo diam saja blek! Kau sudah lama melajang, mau ku kenalkan dengan kenalan ku dia seumuran dengan kita kok, kau pasti cocok dengannya"
" Tidak! Aku lebih baik menjomblo bersama Chenle..." Ucapnya sambil merangkul Chenle yang juga ikut duduk makan bersama mereka.
" Aku punya pacar Hyung... maaf..." Ucap Chenle santai melepas rangkulan Renjun dan terus memainkan ponselnya, membalas pesan dari pacarnya itu.
" Heol.... Ada apa dengan anak muda jaman sekarang... argggh... kenapa semua orang memiliki pasangan aku tidak!" Kesalnya sambil merebahkan kepalanya.
" Mau tidak? Dia cukup tampan... namanya Jeno...." Ucap Haechan berbisik
" Je-Jeno?" Tanya Renjun kaget dan langsung menegakkan tubuhnya.
" Ya... Jeno.. dia murid suamiku" Ucap Haechan sambil mengangkat alisnya.
Renjun terdiam sebentar, menenggak air ludahnya kasar, kemudian menggelengkan kepalanya cepat.
" Kenapa?" Tanya Haechan sedangkan Renjun hanya tersenyum tipis.
Sepertinya memang perasaan ku saja.
Ucap Renjun sambil menghela nafasnya panjang. Dan menggelengkan kepalanya menatap Haechan lembut
KAMU SEDANG MEMBACA
Lifetime Mission || Markhyuck
FanfictionMark yang dijulusi sebagai "Senjata Perang" adalah seorang anggota agen rahasia dari FBI yang sangat dingin kaku, mendapat misi seumur hidup yang sulit untuk ia mengerti dan jalani. Namun, karena misi ini, ia bisa belajar, apa itu namanya cinta, pe...