" H-hun... kau meremukkan tubuhku..." Ucap Mark susah payah
" Diam! Aku masih belum puas!" Haechan semakin menguatkan pelukannya pada Mark.
Sudah satu hari semenjak Mark kembali pulang, setiap kesempatan, Haechan akan memeluk tubuh suaminya itu dengan kuat. Haechan juga tidak mengerti kenapa dia begitu menyukai memeluk Mark, terlepas dari tingkah Mark yang menggemaskan, memeluk Mark membuatnya nyaman begitu saja.
" Kau menyukai memelukku?" Tanya Mark datar dan Haechan menganggukkan kepalanya, dengan kepalanya yang masih ia tenggelamkan pada tubuh Mark. Memeluk tubuh pria itu sambil berbaring adalah hal yang paling ia senangi, bahkan terkadang ia bisa tertidur karena suasana nyaman dari panas tubuh Mark dan nafas teratur dari pria itu.
Mark hanya tersenyum tipis, kemudian ia mengelus pelan rambut Haechan sambil memainkan rambutnya pela, Haechan pun terdiam, melonggarkan pelukannya pada Mark, menatap suaminya itu heran dan curiga. Mark mengangkat alisnya pelan, menatap Haechan lurus.
" Tadi Kau mengelus kepalaku? Memainkan rambutku?" Tanya Haechan mendongakkan kepalanya, menatap suaminya itu heran dan penasaran.
Mark menelan air ludahnya kasar, entah kenapa jantungnya berdetak dengan cepat, dan Haechan rasanya terlihat lebih imut dari biasanya.
" Ya-ya... kau tidak menyukainya?" Tanya Mark dan mengangkat tangannya dari kepala Haechan.
" Aku menyukainya, hehe lakukan lagi..." Ucapnya girang, membawa tangan Mark untuk ditaruh di kepalanya, dan kembali memeluk Mark dengan kuat.
Selama ini, Mark memang beberapa kali mengelus pelan kepalanya, itupun karena Haechan yang memintanya, dan ketika Haechan yang sibuk memeluknya, Mark hanya diam, atau hanya sekedar membalas pelukannya, bahkan terkadang pria itu sambil memainkan ponselnya atau membaca kasus. Tapi kali ini Mark ikut membawanya ke dalam dekapannya, mengelus pelan kepalanya sambil memainkan pelan rambutnya, seolah Mark juga nyaman dengan moment itu dan ikut menikmatinya.
" Kenapa kau bersikap manis hmm?" Tanya Haechan kembali mendongakkan kepalanya menatap Mark, dan Mark langsung memalingkan wajahnya, entah kenapa ia malu dan takut untuk menatap istrinya itu.
" Uhm... Jeno bilang kau mungkin akan menyukainya...." Ucap Mark pelan.
" Benarkah? Kenapa kau begitu menggemaskan hmmm, lalu dia mengatakan apa lagi...."
Haechan terkekeh pelan, semenjak ia bertemu dengan anggota timnya yang baru itu, Haechan mereka Mark menjadi sedikit lebih santai dan ekspresif, bahkan saat ini, Mark sering menampakkan wajah malu dan salah tingkahnya saat Haechan menatapnya dan Haechan menyukai itu.
Di tengah mereka yang bercerita, seseorang memencet bel pintu rumah mereka. Mark sedikit mengerutkan keningnya, tidak banyak yang tau alamat rumahnya, tapi sedetik kemudian ia sadar, semenjak ia tinggal dengan Haechan, begitu banyak paket yang datang dan semua itu adalah barang belanjaan Haechan.
" Apa kau membeli sesuatu lagi?" Tanya Mark pelan dan Haechan menggelengkan kepalanya.
" Entahlah aku tidak yakin"
" Biar aku saja..."
Melepas pelukannya dari Mark dan Mark segera berdiri membukakan pintu. Haechan sedikit risih semenjak tinggal dengan Mark karena pria itu yang memiliki tingkat kewaspadaan tinggi, sehingga setiap mengambil paket, Haechan harus sabar Mark yang memeriksa isi paket itu takut ada penyadap, alat mencurigakan lainnya bahkan bom. Haechan sedikit mengerti karena mereka berdua adalah orang dengan pekerjaan yang pasti memiliki musuh kapanpun dan dimanapun, karena itu keselamatan terancam setiap detiknya.
PRANK
Haechan tersentak ketika mendengar suara benda jatuh. Dengan segera ia berlari keluar dari kamarnya, dan sedikit terkejut melihat Mark yang sudah terduduk sambil menutup mulutnya.
" Sayang ada apa?!"
Tanya Haechan dengan cepat berlari dan memeluk Mark. Haechan pun mengikuti arah mata Mark, menatap sebuah paket yang baru saja ia terima tadi terjatuh di lantai. Haechan pun mendekat ke arah paket itu, memeriksa apa isi di dalam sana. Haechan pun berteriak kaget setelah melihat isi paket itu. Di dalam sana, terdapat satu buket bunga tulip yang dipenuhi bercak darah, kemudian foto pernikahan mereka dan foto Mark dengan anggota tim Ace yang baru saat acara perpisahan mereka kemarin malam yang juga dipenuhi bercak darah.
" Hey tak apa, aku baik baik saja hm? Kita akan baik baik saja.." Haechan dengan cepat memeluk Mark, menangkannya ketika pria itu yang mulai kesusahan bernafas dan tangannya yang bergetar hebat.
~~~~~~~~~
" Kita tidak mendapatkan informasi apapun... Bahkan dari pihak ekspedisi juga tidak tau"
Ucap Renjun dari seberang telpon sedangkan Haechan hanya bisa menghela nafasnya panjang
" Aku sudah mengirimkan tim untuk berpatroli di sekitar rumahmu, tenang saja kau aman dan kami selalu memantau kalian "
" Eung...terimakasih... Maaf sepertinya aku tidak bisa bekerja beberapa hari ini, Mark tidak melepaskanku" Ucap Haechan sendu, sambil mengelus pelan tangan Mark yang tengah tertidur.
" Tentu saja dia tidak mengizinkan mu bekerja! Rumah nya lebih aman dari pada kantor BIN"
" Tidak Renjun, dia benar benar tidak melepas ku.... Kondisinya benar benar buruk, bahkan dia demam tinggi, jika aku tidak menggenggam tangannya, ia kembali panik"
" Kau baik baik saja hanya berdua? Butuh bantuan?"
" Sejujurnya iya, setidaknya ada yang membantuku untuk menyiapkan makan atau semacamnya, tapi sepertinya Mark tidak mengizinkannya, aku masih baik baik saja, setidaknya saat ia terlelap, aku bisa melepaskan diri sejenak."
" Kau punya suspect?"
" Entahlah, aku bahkan tidak tau apakah orang yang melakukan teror padaku sama dengan yang mengirimkan barang ini, Jika orang yang sama, sepertinya aku punya...."
" Siapa?"
" Lee DongJin, dia anak dari supir bus, korban dari kecelakaan beruntun 4 tahun lalu, saat itu ayahku yang menangani kasus itu, Lee Dongjin pernah mendatangi kantor BIN dan mengatakan bahwa ayahnya sempat menelfonnya di detik terakhir dan itu mengatakan bahwa ayahnya tengah disandera dan kasus itu adalah kasus teror. Namun karena kecelakaan itu adalah permintaan pemerintah untuk menutup kasus suap, Ayahku terpaksa menutup kasus itu dengan kecelakaan biasa dan Ayah Lee Dongjin sebagai tersangka. Ayahku sampai sekarang mengatakan masih bersalah dengan kasus itu, tapi bagaimana pun, ayahku juga bekerja, nyawa ku akan terancam jika ayahku membeberkan hal itu" Jelas Haechan panjang lebar
" Baiklah aku mengerti, aku akan mencari tau tenang orang ini, apakah ia juga pengirim dari paket itu"
" Hanya saja...."
" Iya?"
" Di Dalam paket itu ada foto Suamiku dengan rekan kerjanya.... Maksudku, kau tau kan Mark itu adalah seorang agen rahasia, tidak banyak yang tau tentangnya, Aku takut... ia bukanlah orang yang membenciku, tapi membenci Mark, namun menargetkan ku..."
" Haechan-ah.... Aku bersumpah atas nama ayah dan ibuku, aku tidak ada hubungannya dengan hal ini, kepala ku menjadi taruhannya."
" Hahaha, iya Renjun aku tau, karena itu aku memberi tau mu... hanya saja aku tidak tau siapa saja yang menjadi musuh Mark..."
" Haechan-ah..."
" Ya..."
" Mark sudah bercerita dengan siapa saja? "
" Yang tau aku diteror hanya angota timnya, tapi untuk paket ini belum ada, hanya dirimu kenapa?"
" Untuk sementara, jangan ceritakan apapun terkait paket ini? Seperti yang kau bilang, ada foto anggota tim suamimu disana, jadi bisa saja Orang dalam atau mungkin orang terdekat Mark..."
" Eung.. baiklah... terimakasih aku akan berhati hati..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lifetime Mission || Markhyuck
FanfictionMark yang dijulusi sebagai "Senjata Perang" adalah seorang anggota agen rahasia dari FBI yang sangat dingin kaku, mendapat misi seumur hidup yang sulit untuk ia mengerti dan jalani. Namun, karena misi ini, ia bisa belajar, apa itu namanya cinta, pe...