*****
*
*
*
*"Apa yang—," Amestyc membuka lebar matanya ketika pedang es itu mengarah padanya. Tubuhnya terasa seperti tersengat listrik dan rasa dingin mulai mengikatnya.
"I-ini... aacck!!"
"Luhan, sekarang." ucap Sehun.
Luhan berlari dan memegang kedua bahu Amestyc dari belakang lalu mulai menyerap energinya.
Perlahan tapi pasti tubuh Amestyc mulai berubah menjadi serpihan, dimulai dari kaki hingga ke pinggang.
Bersamaan dengan itu darah keluar dari hidung Luhan karena sejatinya ia sudah kelelahan.
"Sedikit lagi, Lu.. bertahanlah.." pinta Sehun dengan wajah putus asa. Masih mengarahkan pedangnya pada Amestyc.
Luhan mengangguk sambil tersenyum pahit dan lalu memejamkan matanya, kali ini ia akan mengeluarkan seluruh kemampuannya agar prosesnya menjadi lebih cepat.
Menit berlalu dan tubuh Amestyc pun hancur, energinya sudah di serap sepenuhnya dan Luhan jatuh pingsan.
Sehun langsung melempar pedangnya asal dan berlari menangkap tubuh Luhan.
"Kita, berhasil."
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki kuda, Sehun sudah memperkirakan ini. Mereka pasti orang-orang yang Chanyeol perintahkan untuk membereskan sisanya.
Sehun membawa tubuh Luhan dan ia tidurkan disamping tubuh Dio. Lalu mereka bertiga menghilang bagai di telan angin.
Pasukan berkuda pun datang, seseorang yang berada di barisan paling depan lebih dulu menuruni kudanya dan melangkah mendekati tubuh Chanyeol dan Baekhyun yang masih tergeletak berlumuran darah dengan posisi berpelukan.
"Sampai akhirpun kalian tetap seperti ini." ucapnya sambil memandangi Chanyeol yang memeluk Baekhyun dengan erat. Miris sekali.
"Yang mana yang harus aku selamatkan lebih dulu?"
"Baekhyun...bawa tubuh Baekhyun pada Bennedict."
"Kau yakin? kau memintaku untuk menyelamatkannya dengan memberi tubuhnya pada keluarga yang menentang hubungan kalian berdua?"
"Lakukan dan jangan bertanya lagi, Jed! atau kau tidak akan pernah menemukan pohon yang kau cari."
"Baiklah, lalu bagaimana dengan tubuhmu? apa yang harus aku lakukan jika aku melihat mayatmu disana?."
"Setelah kau memastikan tubuh Baekhyun bersama Bennedict, bawa aku ke tengah hutan Benvill sepuluh langkah dari pondok tua, disana...disana.. ka-kakakku akan menemukanmu."
Jed tertawa tidak habis pikir setelah mengingat kembali pembicaraannya bersama Chanyeol dua hari lalu.
"Aku bahkan masih terkejut mendengar kau mengakui bahwa Phell adalah kakakmu dengan wajah putus asa seperti itu. Hahh.. baiklah, ini bukan permintaan yang sulit." Jed melirik pasukan yang ikut bersamanya barusan.
"Bawa yang ini ke kediaman Bennedict!" titah Jed.
"Tapi, Penyihir agung! kenapa kita harus membantu mereka? bukankah percuma karena mereka sudah tidak bernyawa.?" tanya salah satu anak didiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light Out! [COMPLETED]
FanfictionCHANBAEK STORY || Fantasi - SMUT - ANGST - Romance || A/B/O version