36. [Season2] Pengorbanan

387 35 9
                                    





Chanbaek!




Seorang lelaki terduduk lusuh, surai kecoklatannya setengah basah akibat keringat yang terus mengalir tanpa henti dan punggung lemahnya bersandar pada dinding di dalam sebuah ruangan yang gelap. Rintih keluar dari bibirnya berulang kala rasa sakit menyerang di bagian perutnya yang terluka parah. Darah mengalir meski tidak sederas sebelumnya, tapi cukup membuatnya kehilangan tenaga.

Satu-satu penerangan disana adalah cahaya bulan yang menyorot dari celah atap yang sedikit terbuka. Lelaki itu menengadah menatap langit, dalam hati terus berdoa mengharap sebuah jalan keluar. Ia tidak ingin mati, karena dia tidak memiliki alasan untuk itu.

Ada banyak orang yang menunggunya untuk pulang.

"Eghh..." erangan dan rintihannya berbunyi berurutan. Tangan kekarnya menekan luka itu agar tidak semakin banyak mengeluarkan darah.

"Kai! Kau dimana?" suara familiar terdengar.

"Sehun.." lirihnya, membuka matanya yang terus memaksa untuk ditutup. "Sehun...aku.. egh.. disini.."

"Kai!... Kai..."

Terakhir....

Ingatan terakhir Kai adalah seekor kelinci, Kai melihat seekor kelinci yang sedang bersembunyi di bawah semak-semak.

"Aku akan menangkapmu." seru Kai sambil membasahi bibirnya.

"Aku yang akan menangkapmu." suara dari arah lain. Kai terlonjak kaget dan menoleh. Seharusnya tidak ada siapapun yang bisa masuk kesana karena para Prajurit Balion menjaga area luar hutan.

Kai yakin dia dan Sehun sudah memastikan hanya ada mereka dan anak-anak Chanyeol dihutan itu.

"Siapa Kau?" tanya Kai. Wajah pria itu tidak dapat terlihat dengan jelas karena penerangan yang kurang.

Kai melirik pedang es yang bercahaya ditangannya, ia langsung mengarahkan pedang tersebut pada pria itu dan di waktu yang sama Pria itu berlari pergi.

"Sial!"

Melupakan kelinci buruannya, Kai pun mengejar Pria itu. Kai tidak tahu bahwa keputusan tersebut akan menjadi sebuah penyesalan.

"Sir Kai.."

Kai terkesiap, mata sayupnya bergulir ke arah suara.

"Jemin.." dengan rintih.

"Sir Kai... akhirnya! saya menemukan anda!" Jemin berlari ke arahnya.

"Anda harus segera pergi dari sini." ucap Jemin.

Kai dengan setengah kesadarannya itu menyentuh lengan Jemin. "B-bagaimana.. egh.. kau bisa ada disini?"

"Entahlah... saya juga tidak tahu, tapi yang pasti anda harus segera keluar dari sini. Jadi anda harus sadar."

"Sadarlah.. sir Kai.. bangunlah.. saya mohon.. bangun."

Kai tidak mengerti kenapa Jemin menyuruhnya bangun sementara untuk menggerakkan tangannya saja ia sulit. Kai yakin dia sudah menyentuh lengan Jemin, tapi entah kenapa ia tidak merasakan apapun.

"Sadarlah... saya mohon."

"Sir Kai..."

Ini aneh, suara Jemin terdengar semakin pelan di telinganya. Kai merasa kepalanya berdengung.

"Anda harus keluar dari sini..saya mohon, sir Kai.. sadarlah.. anda harus bangun sekarang."

Tunggu, ada yang salah dengan kalimat Jemin. Kenapa hanya dia yang harus keluar dari tempat itu, bagaimana dengan Jemin?

Light Out! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang