27. [Season2] Penderitaan itu, aku juga ingin merasakannya.

589 50 16
                                    

Makasih yg udh kasi review 🙆🏻‍♀️
***
*
*

    Jeino menikmati wine nya dengan santai, tanpa mengindahkan tumpukan-tumpukan dokumen di hadapannya yang seharusnya ia selesaikan.

"Berapa lama lagi acaranya dimulai?" Setelah hampir tiga jam tidak membuka suara, akhirnya Kaisar muda itu berbicara.

Ian khawatir pada suasana hati Kaisar.

"Sekitar dua jam lagi, Baginda. Hadiah dari para tamu sudah sampai lebih dulu." jelas Ian.

Seharusnya sekarang Jeino berada di ruang makan bersama para tamu negara untuk menikmati makan malam bersama mereka yang terakhir sebelum mereka kembali ke Kerajaan masing-masing.

Namun Jeino memilih untuk tidak hadir dan membiarkan para tamu itu menguasi ruang makan Istana tanpanya.

"Baginda, Raja Salvis beberapa kali mengajukan permintaan bertemu dengan anda secara pribadi.  Sepertinya beliau ingin membahas soal pertarungan yang akan datang." ujar Ian.

Jeino baru ingat, setelah ini akan ada pertarungan antara pasukan Balion dan pasukan Manhatan. Sepertinya Salvis benar-benar menyiapkannya dengan sungguh-sungguh.

"Pppfffttt.." Jeino hampir saja tertawa, mengingat Chanelion tidak perlu mempersiapkan apapun karena kekuatan pasukannya yang sudah terbukti hebat.

Setidaknya Jeino sudah melihatnya secara langsung dan ia yakin Balion akan menang. Sebenarnya pasukan Manhatan bukanlah lawan yang cocok, karena Balion terlalu hebat untuk dibandingkan dengan mereka.

"Hahahaha.. aku tidak sabar melihat eskpresinya nanti."

Tawa itu ditujukan untuk meledek pihak Salvis, Ian tahu. Namun Ian malah semakin khawatir, sekarang Kaisar-nya sudah terlihat mabuk.

"Baginda, anda harus segera bersiap-siap."

Tawa di wajah Jeino lenyap, menatap Ian dengan tajam. "Kenapa aku harus bersemangat disaat bintang utama pesta masih berada di dalam kamar Yang Mulia-Ku? hum?"

"Sir Sehun dan Mage Luhan sedang berusaha membawa Duke Karanos." sahut Ian.

"Berani sekali mereka!"

"Baginda, itu sudah menjadi tugas mereka sebagai orang pribadi Duke dan Yang Mulia Bada."

"Kau benar, hanya aku yang pengecut disini." Jeino menyesap wine nya lagi. "Aku bahkan tidak berani melangkah keluar dari ruangan ini."

Jeino merasa jika ia keluar dari ruang kerjanya, keinginannya untuk menemui Bada sangat besar. Jeino tidak ingin mengacaukan hubungan mereka, semalam Bada sudah menjelaskan bahwa ia tidak akan meninggalkan sisinya. Itu sudah cukup, Jeino merasa ia tidak bisa meminta lebih daripada ini.

"Para tamu pasti akan mempertanyakan keterlambatan mereka berdua dan juga anda, Baginda Kaisar."

Benar, jika mereka terlambat itu berarti akan ada tambahan masalah lagi.

"Baiklah, siapkan air mandiku."

"Baik, Baginda."

****

Light Out! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang