[DON'T FORGET TO COMMENT AND KLIK STAR🌟]
Laki-laki berambut merah muda berlari di lorong rumah sakit menuju ruangan rawat inap, untuk bertemu dengan kekasihnya yang dikabarkan mengalami kecelakaan. Setelah pulang sekolah ia kemari, padahal hari senin adalah jadwalnya latihan sepak bola tapi dirinya meminta izin untuk tidak ikut kali ini.
Pintu itu ia buka secara perlahan, ada perempuan sedang duduk menatap jendela, menikmati senja dengan tenang.
"Ayaka? Ya ampun, bagaimana dengan keadaan mu cantikku?"
Suara lembut itu mengambil atensinya, senyumnya tiba-tiba tercetak begitu saja.
Azayaka membuka tangannya, beri isyarat agar ia dipeluk.
Chigiri paham, perempuan itu ia peluk dengan penuh kasih sayang dan tak henti-hentinya mencium pucuk kepala sang kekasih.
"Aku jauh lebih merasa baik ketika kamu ada di sini."
"Sudah makan? Minum obat? Masih sakit? Kenapa bisa kamu jatuh hmm?"
"Sttttt! Nanti aku jawab semuanya, aku cuma pengen di peluk kamu dulu aja."
Laki-laki itu tertawa kecil. "Oke baiklah."
Beberapa menit berlalu, Azayaka melepaskan pelukan itu, sang kekasih duduk di depannya. "Jadi bisakah kamu mulai bercerita?"
"Yaaa intinya setelah kamu mengantar aku pulang, salah satu orang rumah memarahi ku padahal bukankah dia sendiri yang tidak memperbolehkan aku pulang karena ada temannya yang berkunjung untuk bermain game. Kita sempat adu mulut, aku marah dan berlari ke kamar saat di tangga aku jatuh, untungnya kepala ku sempat dia tahan jadi yang parah hanya kakiku saja."
Azayaka bercerita panjang lebar tanpa menyebut nama Nagi Seishiro di dalamnya, Chigiri menjadi pendengar yang baik. Sesekali laki-laki itu menyuapi gadisnya buah yang ia bawa sebelumnya.
Pintu ruangan itu diketuk, Chigiri membukakan pintunya.
Seorang perempuan menyerobot masuk mendorong Chigiri, itu adalah Kazuha Zhu.
"Nooooo! Azayaka kamu kenapaaaa?" Teriaknya heboh, Yaka terkejut dengan kehadirannya tapi ia bahagia.
Mereka berdua berpelukan, matanya tertuju pada teman-teman yang sudah melihat kehebohan dua perempuan.
Ternyata di sana ada Isagi, Bachira, Rin, Sae dan Nagi.
Padahal Azayaka berharap Nagi tidak mencarinya di rumah sakit karena laki-laki itu tidak tahu ruang rawat inap nya, tapi bodohnya ia melupakan jika mereka semua adalah teman satu circle.
Satu-persatu mempertanyakan keadaan Azayaka.
"Kapan kamu mulai sekolah lagi?" Tanya Zhu dengan tak sabaran.
Rin tersenyum kecil melihat kekasihnya yang sangat peduli itu, salah satu yang membuatnya terlihat sangat istimewa di mata Itoshi Rin.
"Rabu nanti, semoga aku cepat pulih. Aku juga mengikuti terapi jalan di sini kok jadi tenang saja."
"Syukur lah." Ucap Isagi sambil mengambil buah apel yang sudah Chigiri kupas.
"Eh! Tidak itu untuk Ayaka!" Protes Chigiri dengan tegas.
"Iya! Tidak boleh seperti itu, lagian yang sakit itu sahabat kita." Sahut Bachira yang langsung memakan dua potong apel dan berlari ke belakang Nagi.
"Jadi ini alasan seorang Hyoma Chigiri tidak mengikuti latihan?" Itoshi Sae angkat bicara dengan suara dingin seraya duduk di sofa depan ranjang.
Chigiri melipat tangannya lalu tersenyum miring. "Jelas, karena dia kekasihku Sae-san."
Hati seorang Hyoma Chigiri tiba-tiba ingin mengatakan ini, terutama dengan laki-laki bernama Itoshi Sae. Ia menaruh curiga. Sebab Sae tidak mungkin mau menjenguk orang lain, bahkan ketika teman satu tim nya sakit ia tidak menjenguknya sama sekali dan apa ini tiba-tiba menjenguk Azayaka semudah itu.
Semua orang di sana terkejut.
"Sungguh?" Tanya Zhu dengan wajah tak percaya.
Isagi dan Bachira yang sedang berebut apel terakhir menjatuhkan apel itu ke lantai mendengar perkataan Chigiri.
Rin yang sudah menduga saat setelah mendengar kabar Yaka di rumah sakit dan alasan Chigiri pergi menjenguk orang yang ia sebut penting.
Sae terdiam, di dalam hati ia benar-benar terkejut dan kecewa.
Nagi menjatuhkan handphonenya, semua orang menatap ponsel yang sudah ia ambil lalu menggenggam sekuat tenaga itu. "Maaf, aku izin ke toilet." Sambil memperlihatkan layar dawai yang sudah retak parah.
Sesampainya di toilet, laki-laki itu terduduk dengan lemas. Menatap ponselnya, sambil menunduk. Tiba-tiba satu tetes air mata meluncur.
"Hee— nande?"
"Kenapa aku meneteskan air mata?" Gumamnya dengan tangan kiri yang masih meremas handphone itu sementara tangan kanannya menyentuh dadanya yang terasa sesak.
Dengan frustasi Nagi menarik rambutnya sambil menunduk, semakin ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri semakin deras air matanya yang keluar.
"Hal yang aku takut kan terjadi. Sejak dulu aku tidak sanggup memikirkan Aza memiliki kekasih dan sekarang? Aku harus merelakan Aza dengan laki-laki lain?!"
"Aku selalu menunggu momen dimana kita akan bertemu dan bermain bersama lagi, tapi kamu datang di waktu aku sudah melupakan impian itu. Disaat aku sudah mengingat impian kecil itu, kamu berlari sedangkan aku masih berjalan dan akhirnya yang mendapat mu adalah pelari handal."
Nagi menenggelamkan wajahnya antara kaki dan tangan, duduk meringkuk di atas toilet.
Setelah menghabiskan waktu di toilet akhirnya laki-laki itu keluar, ia mencuci wajahnya beberapa kali lalu berusaha berekspresi seperti biasanya.
Tanpa basa basi Nagi Seishiro membuka pintu dengan mudahnya, tapi tidak menemukan siapa-siapa hanya ada Azayaka.
"Hee- kemana yang lain?"
"Sudah pulang sejam yang lalu."
"Padahal aku hanya ke toilet sebentar."
"Sekarang pukul 21:03."
"Heeeeee~" Wajah Nagi terkejut, ia berlari ke jendela besar di sana. Langitnya sudah benar-benar gelap ternyata.
"Handphone mu kenapa?"
"Huh? Handphone ku?" Tanyanya memastikan.
Azayaka mengangguk. Nagi memberikan Handphone itu pada Yaka lalu tersenyum.
"Mengerikan." Ucap perempuan itu sambil membanting ponsel ke ranjangnya.
Nagi mengambil Handphone itu lalu duduk di ujung ranjang dengan tatapan yang masih menatap langit jendela.
"Tournament mana lagi yang harus aku ikuti untuk mendapatkan handphone ini... Huftttt~ menyebalkan!"
"Hah? Tidak meminta pada Mamah Nagi?"
Laki-laki bermarga Nagi hanya menggeleng lemah, ia tidak se-manja itu meminta sesuatu dengan mudah kepada orang tuanya.
"Aza sudah makan?" Tanyanya tiba-tiba.
"Belum."
"Tunggu sebentar, aku belikan makanan dulu."
"Tapi Chigiri membawakan aku makanan ini." Jawab Yaka sambil menunjukkan keresek besar di dekat nakas.
"Itu bukan makanan berat, Sei belikan Donburi, Karaage dan Yakitori ya."
Setelah mengatakan itu, Nagi keluar ruangan dengan niat ingin membelikan makanan.
"Apa-apaan itu? Hahahaa... Apa? 'Sei belikan makanan ya' hahaha... 'Sei' sejak kapan dia seperti itu? Dan tumben sekali menawarkan makanan!"
![](https://img.wattpad.com/cover/338925965-288-k909077.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFE WITH NAGI SEISHIRO
FanfictionNagi Seishiro dengan segala kegiatan yang menurutnya merepotkan hanya ingin hidup tenang tanpa gangguan. Hidupnya menjadi merepotkan gara-gara satu gadis kiriman orang tuanya, tapi lambat laun laki-laki itu malah ketergantungan dengannya. ©TriiyaJ...