28 - Problem

334 43 4
                                    

[DON'T FORGET TO COMMENT AND KLIK STAR🌟]

















Azayaka menatap kedua orang tuanya bergantian meminta penjelasan atas semua yang terjadi. Tapi sayangnya perempuan itu tidak mendapatkan suatu jawaban tertentu dan malah meninggalkan dirinya begitu saja.

Bohong besar jika Tsukiyama Azayaka itu tidak sedih atas keputusan orang tuanya secara tiba-tiba ini.

Menangis dalam diam di dalam kamar hotel itu sendirian, mengutuk dirinya sendiri atas semua yang terjadi.

Memikirkan semua yang telah ia lewati dan berpikir jika perempuan itu hanya di manfaatkan hanya sekedar untuk bisnis.

Mengingat betapa kaya rayanya seorang Mikage Reo membuat Azayaka berpikir seperti itu.

Pintu terbuka begitu saja membuat Yaka terkejut serta takut, ia melihat orang yang baru saja masuk ke dalam kamar hotelnya tanpa mengetuk pintu.

Nagi Seishiro.

Mata mereka saling bertemu.

Wajah laki-laki itu terlihat memerah menahan amarah sedangkan Azayaka wajahnya sudah sembab karena menangis.

Helaan nafas panjang Nagi hembuskan sambil mengusap wajah dan mengacak-acak rambutnya sendiri sebelum menghampiri Azayaka.

Nagi mendudukkan dirinya dihadapan Azayaka yang meringkuk memeluk lutut di atas kasur, dengan cepat laki-laki bertubuh tinggi itu menarik sahabatnya ke dalam pelukan yang tidak bisa dikatakan sebagai penenang karena di dalam dirinya ada sesuatu yang ingin meledak begitu saja jika tidak ditahan yaitu rasa tidak rela dan amarah sebab tidak ada penolakan dalam perjodohan saat makan malam itu.

"Kenapa?" Pertanyaan pertama yang di lontarkan Nagi.

Sekian menit dalam keheningan, laki-laki itu melepaskan pelukannya dan mengguncang bahu sahabatnya dengan kesal wajahnya benar-benar merah karena marah bahkan tampilannya lebih acak-acakan dibandingkan dengan Azayaka.

"Kenapa kamu tidak menolaknya!"

"Sei... A-aku... "

Azayaka bahkan tidak mampu berkata-kata, nafasnya tidak bisa dikontrol dan air mata terus turun.

Mata laki-laki itu menatap lekat perempuan yang ada di hadapannya, tatapan yang dingin dan tajam.

"Aku kecewa!" Dua kata itu meluncur dari bibir manis Nagi.

"Aku juga kecewa dengan sikap mu Nagi!"

Jika Azayaka sudah memanggil nya dengan sebutan marga maka perempuan itu sudah benar-benar marah.

Tidak habis pikir, kenapa Nagi menyalahkannya padahal dirinya pun sama kecewa dan sama beratnya dengan semua yang serba mendadak begini.

Tiba-tiba laki-laki itu berdiri dan berjalan menuju pintu untuk keluar dari kamar itu.

"Kamu bahkan mengusir ku dari kamar ini..." Gumam Nagi tapi masih terdengar.

"B-bukan begitu Nagi!"

"Sudahlah!"

"Terimakasih sudah membuat suasana hati ku semakin hancur Nagi! Sebaiknya kamu cepat menyingkir dari hadapan ku!" Tegas Azayaka sedikit berteriak, tangan nya menghapus air mata dengan kasar lalu berbaring di tempat tidur tanpa menoleh kembali dan hanya membelakangi arah pintu.

Mata Nagi menatap lekat tubuh gemetaran perempuan itu tanpa ekspresi tapi setelah itu ia membuka pintu lalu menutupnya dengan keras.

Malam itu adalah hari paling menyedihkan untuk Tsukiyama Azayaka, dirinya menerima hal-hal yang benar-benar di luar ekspetasi.

LIFE WITH NAGI SEISHIROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang