34 - Books

226 23 3
                                    

Banyak banget Sider :)
Gak semangat gw.





Nagi Seishiro mengingat kata-kata terakhirnya pada perempuan itu seperti baru kemarin.

Musim panas yang hangat menempel di kulitnya dalam lapisan kulit saat ia berbaring di padang rumput bersama.

Mereka berdua masih muda saat itu. Nagi merasa mimpi terburuknya menjadi kenyataan saat ini.

Sudah bertahun-tahun sejak itu.

Kali ini, Nagi tidak akan melakukan kesalahan yang sama.

Ingatan itu terasa sangat nyata di pikirannya, menatap padang rumput yang dulu mengukir indahnya kenangan terakhir bersama perempuan yang ia sukai.

"Sedang apa?"

Suara itu membuat seorang Nagi Seishiro terbelalak lalu melihat kearah suara.

Hembusan angin menerbangkan rambut mereka berdua, membuat momentumnya sangat terasa.

Apakah ini takdir?

Laki-laki itu bangkit lalu tersenyum lembut padamu, ekspresi lembutnya menutupi rasa sakit yang menusuk di hatinya saat ia berjuang untuk tidak memikirkan apa yang mungkin terjadi pada seorang Tsukiyama Azayaka setelah berpisah hari itu.

Rambut Azayaka tergerai dalam ikal lembut dan bergoyang tertiup angin musim panas yang hangat. Aroma sampo memenuhi hidung Nagi yang begitu tak asing dan tidak ada berubah sedikitpun sama seperti dulu, aroma yang ia sukai.
Pipinya berubah sedikit merah muda saat mengingatnya.

"Sudah lama menunggu disini?" Tanya perempuan itu mulai mendekati Nagi yang masih diam mematung.

"Aku... Sengaja lebih awal kemari karena ingin mengingat momen terakhir kita. Aku bahagia bisa melihatmu sekarang..." Iaa berkata, dengan lembut menatap mata yang tampak lebih cantik karena riasan manis.

Nagi terus mengamati selama beberapa saat, memenuhi segalanya yang ia rindukan sebagai ingatan tentang Tsukiyama Azayaka.

Dimana pertama kali dipertemukan saat kecil, bagaimana saat orang tua masing-masing menyayangi diri mereka berdua, mengingat betapa jahatnya dulu Nagi saat di pertemukan kembali, merasakan rasanya satu rumah bersama, satu sekolah yang sama dan selalu bersama-sama.

"Kenapa memanggilku kesini?"

"Aku memanggilmu kesini untuk alasan tertentu..."

"Apa itu?"

Nafasnya seolah tertahan. Nagi berhenti sejenak selama beberapa detik, sebelum memutuskan untuk menjawab.

"Aku ingin kamu tinggal di sini dengan ku, seperti beberapa tahun lalu." katanya dengan lembut, melihat kamu dengan tatapan teduh dengan senyuman kecilnya yang tulus.

Tersenyum lebar lalu mengusap pipi Azayaka dengan lembut. "Aku ingin kamu terus ada di sisi ku... Selama-lamanya..."

Perempuan itu mundur beberapa langkah, menatap langit dan menjauh dari sisi Nagi.

"Aku tidak bisa..."

Nagi Seishiro membeku saat Azayaka mengucapi kata-kata tersebut. Ia mencoba untuk tidak berekspresi, meskipun dirinya mungkin patah hati.

"Aku memilih bersama Mikage Reo... Seperti yang ku katakan terakhir kali bertemu." Lanjut Tsukiyama Azayaka tanpa menoleh sedikitpun pada lawan bicaranya.

Waktu seakan berhenti dan laki-laki itu menjadi tak berdaya untuk banyak saat, pikiran dipenuhi dengan ingatan pahit soal Azayaka dan Reo.

"Berarti kamu..." Nagi berbicara dengan suara berat, dengan semua kekurangannya yang membuat dia tidak bisa menahan air mata. Dirinya tetap menatap walaupun dengan mata yang lempung dan penuh kecewa.

LIFE WITH NAGI SEISHIROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang