Ch 4

980 113 13
                                    

Sraak..!

Aku terduduk lemas di jalanan. Aku bersandar di tembok pagar miring rumah orang. Wajahku sedikit pucat dan mataku cukup bergetar. Aku nggak kuat. Aku sudah diambang batas!!!

Tenang! Aku tidak sekarat! Ini hanya kebiasaanku yg dramatis saat aku lapar yg tidak bisa diajak kerja sama. Padahal aku ada urusan di sekitar sini.

Astaga, kenapa harus muncul sekarang si?? Sifatku yg lebay kelewat banget

Syukur tidak ada orang------

Mataku bergetar lebih saat menoleh ke kanan. Mulutku berkedut membentuk garis.

"Shit.."

"Shinomoto-sensei, kau baik-baik saja?" Seorang pria mendekatiku, terukir kekhawatiran di wajahnya.

Siapa? Siapa lagi..

AMURO TOORU !!!

Sungguh?? Diantara semua orang yg lewat di dunia 2D ini, kenapa harus dia? Tidak apa-apa kok kalau NPC, aku rela.

Timingnya tidak pas untukku menikmati salah satu kenikmatan DC.

"Apa sensei baik-baik saja?" Setelah mendekat, ia mengecek suhu tubuhku

Biarlah, meski dia bukan dokter tapi ia detective. Tidak apa-apa mungkin kalau dia.

"Tidak demam.." gumam Amuro, ia berpikir sejenak

"Aku akan menelpon ambulans, atau kau butuh sesuatu..?" Tanyanya lagi

Aku jadi teringat dengan pertemuan klise kita yg pertama. Tapi bukan waktunya flashback di sini.

"Aku lupa namamu.." ucapku pelan

"Ah, Amuro Tooru desu" jawabnya

"Bisa minta tolong.. ini darurat.." gumamku

Otakku sepertinya sudah ikut-ikutan perutku. Kenapa tidak bisa juga diajak kerja sama!?

Amuro mendekatkan wajahnya kepadaku.

"Aku.... Lapar ..."

"Eh?" Amuro menampakkan wajah polosnya

"...." Aku langsung terkulai lemas di lantai. Kedua mataku memutih, jiwaku hampir melayang. Betapa lebaynya diriku ini. Tapi aku begini bukan karna apa, tapi karna malu yg sudah tidak tertahankan.

Bunuh saja aku

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Mau mati.." gumamku suram.

Amuro mendekatiku yg duduk di bangku dekat sebuah minimarket. Ia membawakan sebuah botol air minum dari minimarket.

"Kau sudah merasa baikan?" Tanya Amuro sambil menyerahkan botolnya kepadaku.

Aku kembali berwajah riang seperti biasa. Karna sudah kenyang. Ditraktir  sama Amuro, lagi.

"Iya, terima kasih." Jawabku, langsung menerima botolnya, dan meminumnya untuk menghilangkan sisa makanan yg tersangkut di mulut.

"Yokatta desu ne." Ucap Amuro dengan nada ramah seperti biasa.

Aku hanya mengangguk. SUMPAH MALU-MALUIN TADI. Kalau ada lubang aku ingin masuk ke sana sekarang. Bisa-bisanya aibku ketahuan sama dia. Inilah kenapa aku benci adegan kebetulan saja, klise, atau takdir. Tunggu. Apa hubungannya? Ya jelas ada! Bentar, bukan saatnya melamun.

"Terima kasih untuk semuanya, akan kubayar semuanya besok.", Ucapku

Yg kumakan tadi itu bisa dibilang sangat banyak. Yg rugi adalah Amuro di sini. Sudah menggendongku menuju minimarket terdekat, mungkin karna tidak mau meninggalkan seorang wanita tidak berdaya sendiri di tempat sepi. Tidak hanya itu, dia bahkan membelikan banyak makanan untukku. Aku lupa tadi itu aku makan lewat mulut atau hidung. Kumakan saja saking kelewat malunya.

Desire... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang