BRAK!!!
"Profesor Agasa! Tolong aku!" Ucapku panik di depan pintu sehabis mendobraknya paksa.
"Tomoyo-sensei?!"
.
.
.Sudah lewat hari di mana Izaya terakhir berkunjung. Aku tetap menjalani keseharianku seperti biasa. Meski kadang akhir-akhir ini aku jarang keluyuran lagi di malam hari untuk ke kasino, atau ke tempat manapun. Kecuali sangat penting baru aku keluar rumah.
Karna beberapa alasan, aku tidak sengaja menghancurkan salah satu alat penting pemberian Izaya. Itu hanya satu-satunya di dunia ini, alat itu juga sangat canggih. Masalahnya adalah, jika Izaya tahu, aku yakin ia akan tambah gila.
Aku membawanya di salah satu toko elektronik. Tapi katanya, perancangan alat itu sangat rumit dan agak berbeda. Jadi tidak mungkin, bahkan jika aku membawanya di toko lain.
Yg terpikirkan di otakku adalah profesor Agasa. Dia sering membuat alat aneh di serial DC kan? Mungkin saja dia mengerti atau mungkin bisa memperbaiki alat ini. Jadi aku buru-buru ke rumahnya, dan.. begitulah.
.
.
."Naru hodo ne. Jadi ini barang yg sangat penting bagi sensei karna ini pemberian Izaya-san." Ucap Ai, masih dengan mata ngantuknya.
"Setengah benar setengah salah." Sahutku juga dengan mata kantuk.
Profesor memeriksa alatku dengan teliti, ia bergumam sedikit, "Kurasa bisa.. tapi mungkin membutuhkan waktu lama."
Aku berbalik ke arah profesor, menautkan kedua tanganku seperti memohon, "Onegai! Izaya mungkin akan menggila jika tahu!"
"Yah.. mungkin butuh beberapa hari. Apa tidak apa-apa?" Balas profesor
Wajahku langsung cerah ceria, "Yg benar?! Arigatou ghozaimasu, aku benar-benar tertolong!"
"Sebenarnya itu barang apa?" Tanya Conan yg duduk di atas kursi, ia nampak sedang mengecek sesuatu di dalam sebuah laptop.
"Itu adalah alat yg membuatmu bisa melupakan sesuatu." Jawabku.
"Melupakan sesuatu?" Kompak Ai dan Profesor, bahkan Conan langsung berbalik ke arah kami.
"Cara kerjanya agak menyakitkan dan tidak manusiawi. Aku pernah menggunakan itu beberapa kali." Lanjutku, lalu aku kembali menoleh ke profesor, "Alat ini memang berbahaya. Tapi tolong diperbaiki, profesor." Aku membungkuk 90° padanya.
"Ah! Meski kau tidak bilang pun akan tetap kuperbaiki! Tenang saja. Angkat kepalamu tolong!" Respon Profesor panik.
Aku kembali menegakkan badanku.
"Hah? Alat itu berbahaya kan?." Ragu Conan, aku meliriknya.
Aku tersenyum childish dan mengangkat jari telunjuk kananku, "Sebenarnya tidak terlalu buruk kok. Justru itu sangat membantu."
"Tapi alat yg membuat hilang ingatan? Itu sulit dipercaya." Sarkas Ai, dengan wajah malasnya yg biasa ia keluarkan di anime.
"Itu bisa loh, Ai-kun~. Cara kerjanya adalah, dengan menusukkan jarum pada korban. Maka akan ada aliran listrik yg langsung mengarah pada fungsi otak, dan akan tertanam chip bahwa ia akan lupa apa yg sedang terjadi." Aku pun menjelaskan beberapa hal, dengan nada childish dan kedua mataku yg membentuk eyes smile, "Yg berbahaya itu adalah, banyak aliran listrik. Kalau tidak terlalu mahir menggunakannya, bisa menyebabkan kematian, atau beberapa hal lainnya seperti rusaknya fungsi otak."
Ai dan profesor menatapku horor.
"Ja..jadi jadi sensei pernah menggunakannya?" Tanya Ai ragu padaku
KAMU SEDANG MEMBACA
Desire...
Fanfiction"EEHH!!? Amuro-san dan Tomoyo-sensei berpacaran?! "Kaget Conan dengan mata yg terbelalak. " Ssshh" Sonoko langsung membungkam mulut Conan dengan tangannya, "Jangan keras-keras, bocah nakal!" "Sou yo, Conan-kun." Ran mengangguk dengan antusias dan ma...