Ch 37

673 66 18
                                    

Dingin..

Adalah apa yg kurasakan sekarang. Ini aneh. Aku merasa tubuhku menggigil karna kedinginan. Tidak hanya itu, aku merasakan aneh tidak nyaman dan gelisah. Ini buruk. Sangat buruk.

Firasatku mengatakan sesuatu.

Aku membuka kedua mataku perlahan.

Aku langsung sadar, setelah melihat cahaya terang bulan masuk ke dalam kamarku. Aku tahu aku menutup jendela, jadi aneh melihat jendela kamarku terbuka.

Bagaimana itu bisa terbuka? Aku yakin sudah menguncinya setelah menutup. Apa angin? Mustahil kalau orang, aku tidak tinggal di lantai bawah dan jendelaku tidak memiliki balkon.

Walau keadaanku masih dalam keadaan khas orang baru bangun tidur disertai malas yg begitu kentara, aku bangun dari baringku. Berniat menutup kembali jendela kamar yg terbuka lebar. Aku pun berjalan pelan menuju ke arah jendela.

Sekarang aku tahu darimana sumber kedinginan yg kurasakan sehingga membuatku menggigil seperti itu.

Entah pandanganku yg kabur atau bagaimana, aku merasa bulan malam ini sangat terang dilihat dari bagaimana dia menerangi kamarku hanya bermodalkan jendela terbuka saja. Padahal suasana apartemen gelap terutama kamarku.

Kreek..! Kreek..!

Bunyi apa itu? Itu menggangguku. Langkahku langsung terhenti; lebih seperti aku yg membeku di tempat.

Deg.. deg.. deg.. deg.. deg.. deg.. deg.. deg.. deg.......

Aneh.

Kesadaranku pulih lebih cepat dibandingkan dugaanku tanpa sadar.

Dadaku berdegup kencang sekali. Perasaan gelisah apa ini?! Begitu tidak mengenakkan dan tidak menyenangkan. Mencekik. Rasanya udara mendadak menipis. Aku tidak suka.. tidak, aku benci perasaan ini.

Takut..

Kata itu mendadak terlintas dalam benakku begitu saja.

Deg..

Deg..

Deg..

Deg..

Aku takut..

Kenapa aku tiba-tiba seperti ini..?

Keringat mengalir membasahi pelipisku. Sial, aku keringat dingin sekarang. Aku bisa merasakan entah sejak kapan tanganku basah. Perasaan asing tapi familiar..

Glek..

Aku menelan ludah tanpa sadar. Bahkan rencana untuk langsung lari menjauh dari jendela tiba-tiba memenuhi diriku.

Karna angin yg cukup kencang masuk ke dalam, gorden jendela kamarku langsung berterbangan. Aneh. Sekali lagi aku merasa ada keanehan di sini. Aku kan sudah mengikat gorden jendela, lalu mengapa..?

Dibalik gorden yg terus bergoyang dan berterbangan alias berkibar akibat ulah angin, dibalik itu aku melihat sosok hitam. Seketika mataku melebar menatap sosok tersebut.

Deg.. deg.. deg..deg.. deg..deg.. deg..deg.. deg..deg.. deg..deg.. deg..deg.. deg..deg.. deg..deg.. deg..deg.. deg..deg.. deg..deg.. deg..deg.. deg..deg.. deg..deg.. deg..

Tap..!

Sosok itu, yg awalnya cuma berjongkok di sisi jendela kemudian melompat dan mendarat di dalam dengan anggunnya. Saat melakukannya dia melakukannya dengan lembut sampai-sampai aku hanya bisa mendengar suara samar-samar, hal itu membuatku terpana untuk beberapa detik. Caranya benar-benar persis seperti sosok hantu jika kau menyuruhku menggambarkannya. Tidak ada suara sama sekali. Tapi, berkebalikan dengan semua itu.. sosok itu merupakan seorang manusia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Desire... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang