Dor!
Terdengar suara tembakan dari arah Tomoyo. Amuro langsung berbalik dan berlari meninggalkan segala aktivitasnya di sana. Dia cemas terjadi sesuatu di sana yg diluar kendalinya. Belum lagi itu suara tembakan.
Sesampainya di sana. Yg ia dapati hanyalah peluru yg menuju ke arahnya. Dengan sigap ia menghindar. Tapi itu peluru, secepat apapun manusia, tidak akan bisa mengalahkan kecepatan peluru.
Di pipi kiri Amuro, mengalir darah dari luka gores peluru tadi.
Meski samar-samar karna hujan. Tapi Amuro bisa melihat semuanya dengan cukup jelas. Ada seseorang di sana berpakaian hoddie, wajahnya tertutupi, di tangannya ada pistol yg tertuju padanya.
"Shinomoto-san!" Teriak Amuro, khawatir karna tidak tahu keadaan Tomoyo sekarang.
Meski sekilas, orang itu terlihat bergeming sedikit.
"Shinomoto-san..?" Gumamnya pelan.
Amuro mengeluarkan pistolnya juga bersiap bertarung.
Terjadilah baku tembak.
Amuro dengan cekatan menembak ke arah bahu orang itu. Tidak kalah hebat orang itu langsung menunduk dan berlindung di balik mobil. Kembali berdiri lalu menembak beberapa peluru ke arah Amuro. Amuro berlari menghindari tembakan-tembakan itu.
Orang itu terlihat tenang menghadapi ini. Begitu pun Amuro, tapi ada yg membuat pikirannya buncah, itu Tomoyo.
Kemungkinan terburuknya Tomoyo tertembak. Mata Amuro melebar memikirkan itu, ia menepis jauh-jauh pikiran itu. Kembali fokus dengan pertempurannya saat ini.
"Shinomoto-san! Apa kau di sana?!" Sekali lagi Amuro berteriak, memeriksa keadaan Tomoyo. Bagaimana pun caranya, ia harus melakukan sesuatu.
"Nee~ siapa nama lengkap wanita tadi?" Terdengar suara dari orang itu, nadanya datar tapi juga terdengar childish.
Amuro tidak menjawab. Masih tetap dengan posisi menodongkan pistol ke arahnya. Kini dia memasuki mode Barboun.
Wanita tadi? Bukan wanita ini? Itu berarti Tomoyo tidak ada di sana(mobil). Artinya dia selamat entah bagaimana cara wanita itu melarikan diri. Yg harus ia lakukan saat ini adalah mengalihkan perhatian dan menangkap orang ini.
Bagi Barboun. Ini tidak akan sulit walau dia tidak serius pun.
Begitu pula dengan orang itu. Mudah baginya membunuh orang lain seperti bertepuk tangan.
Hanya saja yg membedakan keduanya saat ini. Orang itu meremehkan Barboun. Sedangkan Barboun, tidak peduli seperti apapun lawannya, ia tidak akan meremehkan lawannya dan selalu menghadapinya dengan serius.
Karna dalam mode Barboun. Seharusnya ia juga berdarah dingin sama seperti orang itu.
.
.
.
.
.
.Beberapa saat yg lalu..
Flashback..
Author POV End:
ah, apa dia Rampo-san? Uso desu yo nee?
HUH !!
PISTOL ?!!
//BRAKK// //Dor!//
Kudobrak pintu mobil bersamaan tembakan itu.
"Baa~ka..!!" Ucapku seraya berlari menjauhinya. Kuacungkan jari tengahku ke arahnya.
Aku berlari ke arah jalan yg baru kulalui bersama Amuro tadi.
Jika dia mengejarku. Aku yakin tidak butuh waktu lama ia menangkap ku. Kekuatan lariku dengan dirinya tidak bisa dibandingkan. Tapi bukan berarti aku akan menyerah, bodoh!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Desire...
Fanfiction"EEHH!!? Amuro-san dan Tomoyo-sensei berpacaran?! "Kaget Conan dengan mata yg terbelalak. " Ssshh" Sonoko langsung membungkam mulut Conan dengan tangannya, "Jangan keras-keras, bocah nakal!" "Sou yo, Conan-kun." Ran mengangguk dengan antusias dan ma...