Ch 5

910 113 4
                                    

Hari ini aku memutuskan untuk makan siang di Poirot. Sekaligus untuk cuci mata, semoga aja hoki ketemu karakter favorit lagi seperti kemaren-kemaren. Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.

.
.
.
.
.

Dan.....

Yup! Aku lucky. Aku ketemu Conan, Azusa dan Amuro di cafe. Di mana Ran dan Kogoro? Nggak tahu. Kata Conan mereka ada urusan masing-masing.

.
.

Aku dan Conan duduk berdua di satu meja. Aku, sebagai penggemar berat Conan tentu senang banget. Mood makanku jadi bertambah besar. Ditambah bisa lihat Azusa dan Amuro, asal jangan bermesraan di depanku sih.

Pengunjung di cafe lumayan banyak lah. Hal ini membuat Azusa dan Amuro cukup sibuk.

Aku dan Conan mengobrol sedikit tentang beberapa tokoh terkenal. Sekedar untuk menghilangkan suasana sunyi diantara kami berdua. Dan entah mengapa kami nyambung dalam percakapan itu. Alhasil percakapan kami tambah panjang.

.
.

Tapi percakapan kami harus berhenti saat semua makananku habis. Aku juga berniat untuk pulang setelah asupan energi Conan ku sudah terisi dan puas lihat wajah Amuro serta Azusa.

Saat kulihat sekeliling Cafe, ternyata sudah sepi. Ah tidak, masih banyak pengunjung ternyata, anak SMA, semuanya siswi. Dilihat dari seragam sekolah nya, bukan seragam mirip Ran.

Penasaran. Aku pun memesan kue sebagai pencuci mulut, sekaligus kutraktir Conan juga, meski dia menolaknya tapi aku mengacuhkannya. Karna fokusku teralihkan ke para siswi SMA itu.

.
.
.

Beberapa saat kemudian.

.
.
.
.
.
.
.

Ckckckckckckckckc..

Aku berdecak lidah di dalam hati terus sambil geleng-geleng kepala. Saat Amuro akan membersihkan meja kami. Amuro bertanya padaku.

"Shinomoto-sensei, ada apa?" Tanya Amuro padaku

Aku menggeleng, "Bukan apa-apa." Lalu aku tersenyum seperti biasa.

Conan yg tidak mengerti maksud Amuro pun bertanya, "Memangnya kenapa?"

"Dari tadi sepertinya sensei terus menatapku dengan wajah kasihan." Jawab Amuro, "Apa cuma perasaanku saja?" Amuro pun mencoba berpikir positif.

"Eh? Kasihan..?" Conan menatapku, seperti meminta penjelasan.

Aku menganggukkan kepalaku.

"Ternyata memang benar." Ucap Amuro saat melihatku mengangguk.

"Kenapa..?" Kali ini Conan bertanya padaku

Aku melirik siswi SMA itu, "Siswi SMA itu dari tadi diam-diam memotret Amuro-san. Awalnya kupikir mereka memotret temannya yg lain, tapi setiap kali mereka mengarahkan ponselnya, di belakang teman yg dipotret itu selalu ada Amuro-san." Jelasku

"Tapi sepertinya Amuro-san juga menyadarinya. Karna setiap melihat hasilnya, wajah mereka seketika menjadi suram sambil mengatakan tidak berhasil. Aku juga memperhatikannya, tadi setiap kamera diarahkan ke arahnya, Amuro selalu berbalik atau menunduk." Lanjutku, 'Sasuga Barboun.'

Aku pun menggeleng kan kepalaku, "Astaga, aku jadi kasihan pada Amuro-san."

"Soalnya aku tidak suka flash yg keluar dari ponsel mereka. Itulah kenapa aku menunduk atau berbalik." Tutur Amuro

"Amuro-san sadar dengan tindakan mereka?" Tanyaku padanya, 'Berani-beraninya mereka sama husbuku. Aku saja masih nahan diri.'

"Maa, kurang lebih."

Desire... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang