Ch 24

621 78 19
                                    

bacanya pelan-pelan saja..

Bakal double update kok. Maaf karna sempat tidak update Minggu-minggu kemarin. Kalau ada typo atau kesalahan, langsung komen ya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Terima kasih sudah mw baca sampai sini

.
.
.
.
.
.

Chapter 24

Aku mengantar pulang Conan menuju stasiun kereta. Kami pulang sambil bercakap-cakap, seakan kejadian tadi tidak pernah terjadi. Masih dengan posisi bergandengan tangan.

Aku masih bertanya-tanya kabar Amane dan Izaya. Aku memang tidak suka Amane, tapi bukan berarti aku benci padanya. Aku cukup peduli mungkin, mengingat aku melindunginya dari para Detective seperti Conan.

"Oh iya, sensei, Amuro-san bilang akan langsung ke sini sebentar lagi."

"???"

Conan hanya tersenyum sampai kedua matanya membentuk eyes smile. Aku tidak mengerti, mengapa? Apa yg mereka bicarakan berdua tadi di telpon? Soal aku yg menangis? Atau sesuatu yg berhubungan dengan kejadian menjengkelkan tadi?

"Kenapa?"

"Bukankah lebih baik menanyakannya langsung pada Amuro-san?"

"Err.. etto, kau tahu kan, Conan-kun? Amuro-san itu kadang-kadang agak.. kayak bukan Amuro-san."

"Bukan Amuro-san..?" Conan berpikir sejenak lalu tertawa renyah.
"Oh iya, sensei."

Conan berhenti tepat di tempat yg sepi penumpang. Ia mengisyaratkan sesuatu untukku. Aku pun menunduk, ia langsung berbisik padaku. "Apa sensei tahu sesuatu tentang organisasi yg sensei bilang hari itu?"

"Oh, organisasi gagak?" Aku kembali berbisik kepadanya.

Conan mengangguk. Aku pun kembali berdiri.

Puk

Aku menepuk kepala Conan pelan, meletakkan satu jari telunjuk di bibir dan tersenyum tipis. Tidak apa-apa kali cosplay jadi orang misterius.
"Kita bicarakan itu di tempat yg jauh lebih sepi daripada di sini, ya."

Conan mengangguk, ada sebutir keraguan di pipinya. Aku hanya tersenyum hingga kedua mataku membentuk eyes smile.

.
.
.

Suara dari pengumuman kereta akan segera berangkat sudah mulai berbicara. Aku hanya menatap Conan yg mulai masuk ke dalam. Sebelum masuk anak kecil itu menatapku.

"Sensei, kau baik-baik saja?"

....

Aku awalnya terdiam, lalu tersenyum, aku melambai kecil dengan tangan kananku, "Berkat kau."

Mata Conan melebar, ia lalu tersenyum seperti di anime movie nya. Apa arti senyuman itu ya?

Saat Conan sudah masuk dan pintu kereta tertutup. Aku hanya menatap kosong pintu tersebut. Menundukkan kepalaku, "Aku payah.."

Aku kembali mengangkat kepalaku, dengan sorot mata yg sudah berubah. Memasukkan kedua tanganku ke dalam ponsel.

'Terkadang aku benci firasatku.'

Desire... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang