Ch 2 (Part.1)

975 121 6
                                    

Aku ada di sebuah teras sebuah gedung. Jangan tanya ini gedung apa, ini gedung apartemen. Tapi bukan apartemen ku.

Moodku sedang lagi turun-turunnya. Kenapa tidak? Hujan!! Dan aku terjebak karna tidak bawa payung.

Aku menatap langit, ah, betapa gelapnya. Tidak heran hujannya begitu deras sehingga meninggalkan suara yg begitu keras juga. Jika aku basah-basahan, aku yakin satu titik hujan itu akan membuat kulitku sakit saat bersentuhan. Begini lebih baik. Syukur saja tidak ada angin.

Tapi berlama-lama di sini juga tidak baik. Aku kelaparan. Tapi di sini tidak ada tokoh atau warung makan. Apa aku harus beli makanan di minimarket? Seperti onigiri misalnya.

Aaaahhh~ aku rindu kasur ku. Pengen rebahan.

Terima kasih kepada Tsukasa-kun. Berkat dia aku ada di sini sekarang. Ceritanya panjang. Dari mana aku harus cerita ya---

"Are? Shinomoto-sensei?"

Suara itu langsung menghancurkan lamunanku. Siapa ya? Suaranya samar-samar karna hujan.

Ku dongak kan kepala ke depan.

Huh!? Kulihat Conan ada di depan ku. Woah! Kaget bukan main aku. Ini pertama kalinya aku bertemu dengannya seorang diri, biasanya ia ditemani detective cilik Aku senang sekali. Aku kekurangan asupan Conan sekarang ini, jadi pas sekali dia ada di sini!

Conan menatapku sambil memegang payungnya. Aku tersenyum lembut seperti biasa, lalu melambai kecil ke arah Conan, seperti memanggilnya untuk ke sini.

Conan hanya mengangguk dan berlari kecil ke arahku.

Setelah sampai di teras, ia menurunkan payungnya.

"Sedang berteduh, sensei?" tanya Conan, kupikir untuk sekedar basa basi.

"Ya. Dan pas sekali Conan-kun datang."

"?" Conan terlihat bingung.

Aku menunjuk salah satu minimarket tidak jauh dari seberang jalan raya.

"Bisa bantu sensei membeli payung? Sensei buru-buru."

"Uhm!" oh, dia langsung mau?

Tidak seperti biasanya kalau di anime,mungkin.

Aku memberinya uangku. Tidak lama dia akan beranjak, seseorang memanggilnya.

"Conan-kun! Mouu~ jangan tinggalin aku dong!"

Suara perempuan. Entah kenapa familiar.

Seorang perempuan mendekati kami. Saat dia menurunkan payungnya. Hatiku bergetar kuat.

"Gomen, soalnya tadi aku melihat kenalanku. Sepertinya ia kesulitan, jadi aku datang dan membantunya." balas Conan dengan senyuman

"Hontou?" si gadis rambut panjang berwarna hitam menatapku lalu tersenyum.

Aku juga ikut tersenyum dan melambai kecil ke arahnya.

"Ku pinjam Conan-kun dulu ya." ucapku

"Ah, haik." jawabnya

Dia lembut banget. Tidak heran banyak orang yg menyukainya.

Conan berpamitan pada kami dan segera menuju ke tempat penyebrangan.

"Kenalannya Conan-kun?" gadis SMA itu membuka percakapan

"Salah satu guru di sekolahnya." jawabku masih dengan senyuman

"Ah, seperti Kobayashi-sensei." gumamnya, tapi masih bisa didengar olehku.

"Aku wakil kelas 4-A di sekolah Teitan. Kamu? Kakaknya Conan-kun?"

"iie, Mouri Ran desu. Conan-kun sebenarnya tinggal di rumahku karna beberapa alasan, itulah sebabnya kami selalu bersama." balasnya

Tidak sopan jika bertanya apa itu alasannya. Terkadang aku cukup peka juga ternyata.

"Tapi, aku cukup terkejut." lanjutnya

"Apa itu?"

"Tiba-tiba saja Conan-kun berlari, kupikir ada kasus, tapi ia menemui seorang wanita di sini. Aku berpikir, ini tidak seperti biasanya."

"Ah! Maaf! Aku terlalu banyak bicara." lanjutnya lagi

Aku tertawa, "Tidak, tidak. Aku tidak keberatan. Itu membuatku senang karna tidak harus merasa bosan di sini!"

"Memangnya apa yg tidak seperti biasanya?" tanyaku

"Biasanya Conan-kun jarang tertarik untuk berhubungan dekat dengan orang dewasa lain, selain polisi atau semacamnya yg berhubungan dengan kasus. Makanya saat ia menemuimu, aku berpikir mungkin kenalannya. Ah! Aku jadi ingat, dia juga begini saat ada Jodie-sensei, tapi responnya berbeda." jelas Ran panjang lebar, diakhir kalimat ia bergumam,

"Tapi aku tidak menyangka ia cukup dekat dengan wakil kelas lain."

"Kami tidak sedekat itu, mungkin." aku terkekeh.

Yah, kami memang cukup sering berpapasan. Kami juga jarang berbicara. Jadi kupikir kami tidak sedekat itu. Apa Conan tertarik padaku? Mustahil. Tidak ada hal khusus di antara kami. Atau hanya kebetulan?

Aku berbincang cukup banyak dengan Ran.

Bisa bayangkan bagaimana perasaannya kalian saat ini jika ada di posisiku? Bertemu karakter DC lainnya. Belum lagi salah satu karakter yg difavoritkan!

Jika terjadi hal buruk besok padaku. Tidak apa. Aku rela! Asal bisa berbincang dengannya lebih lama.

Kalau mau dekat? Kenapa tidak mencoba berhubung dengan mereka? Menurutku itu tindakan yg sedikit abnormal kalau tidak dipikirkan matang-matang caranya. Yg ada mungkin malah dicurigai, memikirkan banyaknya maniak deduktif di sekitar Conan.

"Shinomoto-sensei! Ran-neechan!" Conan kembali, dengan membawa payung transparan pesananku dengannya.

Dia memberikan payungnya padaku.

"Arigatou~, Conan-kun." ucapku riang

Conan hanya mengangguk pelan dan berdehem

"Dengan begini aku bisa lepas dari neraka menunggu dan membosankan." aku terkekeh, sadar kalau diriku se dramatis ini.

"Kalau begitu aku pamit, aku buru-buru soalnya." ucapku pada keduanya

"Hai'k!" jawab keduanya

"Sensei ada urusan, ya. Kalau begitu hati-hati. Senang bisa bertemu dengan Shinomoto-sensei." Ran melambai kepadaku

"Yah, aku harus mengisi perutku. Itulah sebabnya aku terburu-buru." jawabku dengan nada riang seperti biasa

Ran tertawa canggung. Conan? Dia terlihat menatapku dan menampilkan ekpresi malasnya seperti di anime.

Aku tertawa melihat reaksi mereka. Cukup memuaskan. Pikirku

"Tapi di sini tidak ada restoran atau semacamnya." gumamku

"Jaa, di bawah rumah kami ada loh. Restoran makanan cepat saji." ucap Ran, sepertinya ia mendengarku

"Apa jauh?"

Ran menggeleng, "Tidak. Kalau mau, Sensei ikutlah dengan kami." ajak Ran. "Makanan di sana enak, terutama sandwich nya."

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali.

"Ya!" jawabku

Apa sudah sampai di mana Amuro bekerja di Cafe Poirot? Kalau begitu, Ayo Cuci Mata!

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tbc

Desire... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang