Ch 27

728 82 3
                                    

Bruk!

"Hahhhhh..."

Cale memiringkan kepalanya, bingung kenapa aku tiba-tiba langsung menghambur di atas sofa dan menghela nafas berat. Tapi ia tidak mengatakan apa-apa dan tetap melanjutkan kegiatannya untuk memberikan minum pada tamu; aku.

"Apa kau mau teh? Aku punya teh yg bagus untuk pereda stress." Tawar Cale sambil membuka lemari yg berisi banyak sekali daun teh yg berbeda jenis.

"Tidak.." pasti rasanya hambar, "Berikan aku jus kotak jeruk."

"Aku tidak memiliki itu di sini.."

"Ehh!? Sonaa~"

Cale kembali menutup lemarinya, beberapa saat kemudian ia mendekatiku sambil berkacak pinggang, "Tapi aku punya wine enak di sini."

Aku menoleh cepat ke arah Cale, memasang wajah berbinar-binar. Cale hanya memasang senyum polos(baca: pura-pura polos) padaku.

"Bungkus kan aku 1 botol!"

"... Tidakkah kau terlalu serakah?"

"Aku yakin tidak akan masalah buatmu jika aku mengambil 1 wine mahal milikmu."

Cale hanya mengendikkan bahu tapi tetap pergi entah ke mana, ia membuka lemari lain di mana banyak sekali botol wine yg terlihat sudah tua di sana. Aku bahkan sampai melongo. Ada beberapa wine terkenal dan mahal yg kukenal terletak indah di sana!

"Ya, kau benar. Tapi akan masalah bagiku jika kau mabuk dan memberi tahu semua rencanamu pada orang lain secara tidak sengaja.."

Aku yg awalnya di posisi baring langsung berubah menjadi posisi duduk, aku memeluk bantal sofa dan memasang wajah memelas.

"Aku tidak akan melakukannya, aku punya daya tahan yg kuat terhadap alkohol.
Jadi.. apa tidak boleh?"

Cale tersenyum melihat ekspresi wajah yg kupasang, ia mendekatiku sambil membawa sebotol wine yg sudah ia bungkus dengan plastik hitam. Aku langsung memasang wajah berseri-seri melihatnya, berharap pria itu mau memberikannya padaku secara cuma-cuma.

"Kalau begitu, ini hadiah dariku.. soalnya Tomoyo terlihat lesu dari tadi."

Aku menerima wine yg Cale berikan padaku. Membuka kantong plastik itu cepat, aku mengagumi wine tersebut. Lalu mencium dan memeluk botol itu erat-erat.
Aku tidak bisa meminum alkohol mahal ini dengan uang dari gaji pekerjaanku. Meski aku selalu meminta Izaya untuk membelikanku wine mahal. Sayangnya aku ketahuan onee-san bahwa aku pecinta dan pecandu alkohol. Alhasil ia memarahiku habis-habisan. Semenjak itu aku mengurangi rasa cintaku pada alkohol, tapi aku masih sering meminum bir/alkohol diam-diam.

"Aku senang Tomoyo senang. Karna Tomoyo sedang lesu, bagaimana kalau meminum alkohol itu agar moodmu kembali membaik?"

"Terima kasih, CaleDASAR SIALAN! Ini kadar alkoholnya tinggi sekali, KONO HENTAI!!!" PLAK! Aku melempar keras bantal sofa dan mendarat dengan mulus di wajah Cale.

Cale hanya cengar-cengir sambil mengambil bantal tersebut.

"Memang aku tidak tahu jenis alkohol apa ini?! Dan lagi ini merek yg bisa langsung membuat orang lain terangsang!" Lalu kenapa aku menerimanya? Aku baru sadar beberapa saat yg lalu. Astaga, aku malu karna dipermainkan oleh Cale. Moodku yg tadinya jelek jadi tambah jelek.

"Bukankah kau punya daya tahan-" Cale langsung diam masih dengan senyum watados miliknya saat aku menatapnya tajam.
"Baiklah, aku minta maaf, okey? Sebagai gantinya aku akan memberikanmu 3 botol wine kesukaanmu. Aku hanya ingin menggodamu tadi."

Aku menjawabnya monoton dengan tatapan datar sekarang, "Kupikir kau berniat melakukan hal kotor padaku."

Cale terdiam, ia bergumam seperti mendapatkan suatu ide cemerlang karena mendengar perkataanku. Ia tersenyum cerah, "Ide bagus. Bagaimana kalau kita melakukannya suatu hari nanti?"

Desire... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang