Ch 21

638 90 7
                                    

Malam ini di kota Beika, Tokyo. Seorang anak laki-laki berumur 10 tahun, sedang sendirian di salah satu dermaga yg saat ini sepi dikarenakan belum beroperasi lagi. Anak itu sedang berdiri dengan satu tangan di atas mata, seperti sedang mencari atau menatap sesuatu di laut. Sebenarnya anak itu sedang mengawasi.

Pukul 07:04 pm.

"Obasan wa hontōni baka." Gumam anak laki-laki itu sambil menurunkan tangan yg tadi diangkatnya itu.

Dia mengambil smartphone nya dari saku celana lalu mengecek jam berapa sekarang. Ia cukup terkejut saat mengetahui sudah jam berapa.

"Apa tidak apa-apa membiarkan baa-san di sana? Aku khawatir padanya.." ucapnya pelan pada diri sendiri.

.
.

.
.

.
.
.

Di sisi lain..

Seorang petugas PSB//ralat// seorang pria baru saja selesai dari urusan nya di sekitar pelabuhan. Dia berkeliling sedikit bagian dermaga sesudah menyelesaikan urusan nya itu. Katanya ada laporan dari bawahannya bahwa ada keributan terjadi di sana tapi tidak ada bukti kuat. Jadi ia kembali menelusuri TKP.

Dia menelusuri dermaga bagian paling ujung kanan mendekati sebuah pabrik terbengkalai atau sudah tidak dipakai lagi. Banyak orang atau nelayan enggan ke sini dikarenakan suasana pabriknya yg terkesan horor. Cocok untuk pertemuan rahasia atau kegiatan rahasia. Dan kebetulan di sekitar sana pernah terjadi cukup banyak kasus kejahatan. Dan informasi terbaru kali ini adalah soal keributan atau tindakan rahasia, tapi tidak ada bukti kuat.

Awalnya ia mau melakukannya secara sembunyi-sembunyi atau jangan melibatkan identitas. Tapi sepertinya itu mustahil.

Di sana ia melihat ada seorang anak sendirian. Aneh ada anak kecil di sini, pikirnya. Apa yg dilakukan anak itu di sini, pria itu bertanya. Ia melangkah mendekati anak itu untuk mengusir rasa keingintahuannya.

Meski saat ini cukup gelap karna bulan tertutupi awan, tapi bukan berarti tidak ada cahaya sama sekali. Pabrik itu masih memiliki sumber cahaya walaupun tidak seterang dulu. Setidaknya cukup untuk penglihatan.

Dan dengan penerangan yg minim itu, pria itu langsung mengetahui siapa anak kecil laki-laki itu. Dia hanya melihatnya sekilas belum lama ini, tapi ia sudah tahu nama dan siapa anak itu. Dan ini adalah pertemuan pertama mereka secara langsung.

Anak laki-laki itu menoleh ke arahnya, sadar bahwa ada orang yg mendekatinya. Anak laki-laki itu menatapnya dengan wajah waspada dan serius.

Pria itu tersenyum berharap anak kecil itu menurunkan sedikit kewaspadaannya. Supaya ia bisa mengintrogasi nya tanpa anak itu sadari.

Pria itu adalah Amuro Tooru. Dan anak kecil laki-laki itu adalah Takeru.

"Konbawa, Takeru-kun. Apa yg kau lakukan di sini? Malam-malam begini belum lagi sendirian." Sapa Amuro pada Takeru

Takeru tertegun. Perasaan ia tidak pernah mengenal orang ini. Kenapa ia bisa tahu namanya tiba-tiba..? Apa pamannya melakukan sesuatu lagi? Atau ini ulah ayahnya, pikirnya.

Sadar dengan kecurigaan anak yg ada di depannya, Amuro pun menjelaskan. Bahwa ia tahu Takeru dari Shinomoto. Takeru menganggukkan kepalanya dan sedikit membungkuk, memberi salam.

"Kenalannya Tomoyo-baasan?" Tanya Takeru

Amuro mengangguk. "Amuro Tooru desu." Lalu ia memperkenalkan dirinya.

Begitu pula Takeru, "Mamizuka Takeru." Ia memperkenalkan dirinya dengan sopan.

"Apa yg kau lakukan di sini?" Tanya Amuro pada Takeru

Desire... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang