2

2.2K 160 5
                                    


Happy Reading!










.

.

"kau tampak kesusahan Haechan butuh tumpangan?"

Deg.

Haechan tersentak kala suara familiar itu tepat ada di samping nya. ia mendongak dan disana Hyunjin berdiri menatap nya dengan puas. wajah nya penuh dengan lebam karna pukulan, bibir nya pun sobek dan masih ada darah diujung bibirnya itu. ia tersenyum smrik begitupun teman-teman nya yang berada di belakang Hyunjin.

Haechan menelan ludah nya dengan susah ia ingin beranjak namun dengan cepat merangkul pundak Haechan yang gemetar.

"tak usah takut seperti itu. kita bersenang-senang hari ini" ucap Hyunjin yang lalu tertawa begitu pun temannya.

"mau apa kau?" tanya Haechan.

"kau lupa untuk apa aku menemui saat ini? kau tak tau kabar nya jika kita kembali mengadakan tawuran, apa kau lupa Haechan?"

Haechan meruntuki kebodohan nya saat ini. karna panik ia mengeluarkan pertanyaan bodoh seperti itu, lelaki ini akan mendatangi nya jika akan melampiaskan kekesalannya pada kembaranya padanya.

Bugh

"sshhh"

tanpa aba-aba Hyunjin langsung memukul begitu keras rahang milik Haechan sampai sudut bibir lelaki itu mengeluarkan darah. ia meringis betapa nyerinya wajah nya sekarang karna ulah Hyunjin.

Bugh

Bugh

Bugh

tanpa memberi ampun lelaki itu terus menghajar Haechan hingga babak belur. bahkan kali ini lelaki manis berkulitan itu sudah di pukuli bergantian oleh 4 orang. sebenarnya masih ada lagi namun yang sering memukuli nya hanya 4 orang saja.

setelah puas dengan hasil nya Hyunjin menyuruh teman-teman nya untuk berhenti. lelaki manis itu sudah terbaring tak berdaya dengan ringisan merasakan ngilu nya luka nya.

Hyunjin berjongkok menatap seorang sedih melihat kondisi Haechan kali ini. "huh, dasar bodoh kau Haechan. kau rela dirimu terkapar seperti ini dan membiarkan saudaramu tak menerima balasan nya. padahal si Jamin pun tak perduli dengan mu. aku jadi penasaran apa kau benar-benar kembaranya atau tidak?" ucapnya remeh.

tanpa memperdulikan Haechan lelaki itu langsung pergi dengan teman-teman nya. Haechan mencoba duduk dengan menahan rasa sakit ini semua, sekarang ia harus bagaimana? jika semuanya tau ia akan mendapatkan lebih dari ini.

"shhh...sakit s-sekali" lirihnya.

dengan pelan pun ia berdiri kala Bus nya itu datang. ia tak mungkin berjalan kaki dengan keadaan seperti ini. sesampainya di rumah ia menetralkan nafas nya dan ekspresi wajah nya seolah tak ada apa apa hari ini

Ceklekk

"aku pulang"

seperti biasa tak ada sautan atau jawaban saat ia pulang kerumah, jam pun masih sore dan belum terlalu malam, ayahnya pun nanti ketika makan malam baru pulang. ya hari ini ia tak terlambat tapi ia harus segera menyembunyikan luka-luka ini sebelum yang lain nya tau.

ia berlari menuju kamar nya dengan tertunduk. namun langkah nya berhenti kala seseorang berdiri menghadang jalan nya. ia mendongak dan ternyata itu Jisung. si bungsu.

Jisung cukup terkejut kala ada beberapa luka di wajah kakak nya itu namun ia bisa mengendalikan ekspresi nya, sedangkan Haechan ia sudah panik, bagaimana jika Jisung bilang ke ayah nya dan saudara nya yang lain?

my home to return Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang