9

1.6K 142 1
                                    

Happy Reading!


H

aechan berlari tergesa-gesa setelah turun dari bus. lelaki itu berlari sekencang mungkin agar sampai di rumah. Astaga Sekarang prasaan nya benar-benar cemas bahkan ia tak bisa mengontrol kecemasannya saat ini.

lelaki itu buru-buru agar sampai rumah setelah mendapat kan pesan dari Jeno. entah pean apa yang membuat nya se panik ini yang jelas dirinya benar-benar harus sampai rumah saat ini. jam pun menunjukan pukul 18.01 sore.

Langkah nya mulai memelan kala sudah sampai di depan rumah nya ia berjalan perlahan mendekati pintu utama dan mulai mengatur nafas nya secara perlahan. ia pun membuka pintu rumah nya dan memberi salam seperti biasa rumah nya terasa sepi, tak ada jawaban.

ia pun berjalan menuju ruang tengah dan disana seluruh Saudara nya berkumpul dan satu orang lelaki paruh baya yang tengah duduk begitu angkuh nya di kursi single yang ada di ruang tengah itu.

keadaan yang hening membuat suasana yang sangat tak enak untuk Haechan. demi apa pun ia benar-benar tak menyukai suasana seperti ini apalagi kala pria paruh baya itu tengah duduk di sana. entah apa yang akan terjadi padanya saat ini ia benar-benar takut.

"dari mana saja kau?" pertanyaan dari Mark itu membuat Haechan mengangkat kepala nya dan menatap takut ke arah kakak pertama nya.

"a-aku, aku, aku dari toko buku untuk membeli beberapa buku yang aku perlukan Hyung dan mampir sebentar ke taman untuk rehat" jelas Haechan. ya jelas lelaki manis itu berbohong

"kau tak berbohong?" tanya Mark dengan nada dingin nya. Haechan menggeleng kan kepalanya

"tidak Hyung. aku benar-benar membeli beberapa buku k-kau bisa lihat kantong belanjaan ini"

Mark mengambil kantong belanja milik Haechan dan memeriksa nya dan benar saja ada tiga buku tentang sejarah dan negara lalu tiga buku lagi buku cerita fiksi alias novel. lelaki itu pun mengembalikan nya pada Haechan.

Haechan bernafas lega karna Mark percaya. dan Untung nya pun ia tadi mampir ke toko buku sebelum pergi ke rumah sakit dan ini benar-benar menolong nya hari ini.

sedangkan, Pria tua itu menatap Haechan dengan tatapan tajam dan menusuk membuat Haechan takut untuk menatap wajah pria tua itu. Haechan membungkuk salam menghadap pria tua tersebut.

"Selamat Malam Grandpa. apakah Grandpa baru sampai?" ucap Haechan yang berusaha sopan pada kakek nya. ya lelaki tua itu kakek Haechan dari sang Ibu. Kim Donghae.

Donghae berdiri dari duduk nya dan menghampiri Haechan pria tua itu masih memandangi Haechan dengan tatapan tajam nya. suasana yang canggung itu hanya berisi suara pendingin ruangan saja. hening tak ada suara.

Haechan mencoba menatap wajah Kakek nya dengan takut-takut prasaan nya kini benar tak karuan, sungguh dirinya panik saat ini. ia takut dengan Donghae.

"apa ka--"

PLAK

PLAK

ucapan Haechan berhenti kala tangan besar itu menamparnya. suara tamparan yang begitu terdengar itu menggema di seluruh ruangan bahakan para maid yang tengah mengintip di balik tampak terkejut melihat Tuan besar mereka menampar cucu nya telak.

Haechan mencoba menahan ringisan nya dan air matanya yang akan jatuh. ia kembali menatap Donghae dengan mengigit bibir bawah nya.

"kau mencoba berbohong ternyata" cetus pria tua itu. Haechan menatap terkejut ke arah kakek nya.

PLAK

satu tamparan lagi berhasil mendarat di pipi nya. panas kebas dan perih menjadi satu disana. mati-matian ia untuk menahan tangis nya.

my home to return Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang