29

2.3K 175 27
                                    


malam nya, tepat di kediaman Jung. Renjun teridam bisu sendiri di balkon kamar nya dengan satu figuran kecil yang berada di tangan nya ia mendongak menatap lagit malam itu.

"apa kah fakta itu benar Eomma?" gumam nya dengan mata sipit yang masih menatap ke arah langit.

hingga tak lama pemuda tampan itu duduk di salah satu kursi yang ada di balkon kamar nya. ia tatap lekat-lekat wajah sang ibu di dalam figuran kecil itu, senyum nya, wajah nya sangat cantik dan indah, ia merindukan sosok Eomma nya. ia merindukan ibu nya, ia ingin sekali memeluk ibu nya rapat-rapat.

ia usap lembut figuran kecil itu sambil tersenyum tipis, "jika benar, apakah aku salah? apakah Appa selama ini salah? lalu apa yang sebarnya terjadi? siapa paman yang persama paman Jungwoo kemarin? kenapa mereka mengatakan jika Haechan bukan saudara kami..?" lirih nya.

ya beberapa hari lalu saat Jungwoo bertemu dengan Doyoung Renjun kebetulan berada di cafe tersebut dan melihat sang paman tengah berbincang dengan seorang pria yang nampak seumuran dengan ayah nya.

awal nya ia kira paman nya hanya berbincang masalah bisnis, namun saat ia melewati meja kedua pria dewasa'tersebut terselip nama salah satu Saudara nya di perbincangan mereka berdua. 'Haechan'

ia dibuat penasaran, belum lagi melihat raut wajah kedua nya yang nampak serius dan wajah sang paman yang nampak menahan emosi nya. ia duduk di dekat meja kedua nya agar bisa mendengar percakapan dua pria dewasa itu.

ia mendengar kan semuanya, meskipun ada beberapa hal yang tak dapat ia dengar karna Jungwoo yang berbicara cukup pelan saat akan mengucapkan beberapa kaliamat dan yang seperti nya itu adalah hal yang penting.

hanya satu yang ia ingat di perbincangan serius itu, dan yang saat ini membuat otak berfikir sampai saat ini.

'Jung Haechan adalah bukan anak kandung Jung Jaehyun'

dan saat mendengar kalimat itu ia terkejut bukan main bahkan jantung nya berdetak lebih cepat, dada nya sesak mendengarnya. entah ia tak tau tapi itu benar-benar sakit.

sampai beberapa ingatan nya tertantang bersama sang adik terlintas didalam.benak nya. saat ia membantu Haechan jalan, saat menggendong nya saat Haechan merengek ingin beli es krim namun Eomma melarang nya, bagaimana Haechan yang selalu ingin dimanja oleh nya.

tak diduga pun bendungan air yang ia tahan akhir nya turun saat ia ingat bagaimana kasar nya ia kepada sang adik, ia tau ia keterlaluan tapi mau bagaimana pun, ego nya selalu memimpin permainan. ia tak bisa apa pun, rasa benci itu masih ada, rasa benci yang salah.

"Minahe..Mianhe. eomma..aku tak menepati janji Ren tak menepati janji Ren waktu itu.. Mianhe.." lirih nya

sepanjang malam yang dingin itu hanya terdengar isak an dari seorang kakak yang menyesal dengan apa yang ia lakukan selama itu. tangisan Renjun mengisi semua suara kosong nan sepi tadi. bahkan tanpa ia tau pun di luar kamar nya Jaemin mendengar isak an tangis sang Kakak.

Jaemin memejamkan mata nya dan menghela nafas lelah, ia tak tau bagaimana bisa menjadi serumit ini, bukan kah jika Haechan pergi mereka akan tenang? tapi ini? ah sudahlah ia tak tau ia tak ingin memikirkan hal konyol ini.

Jaemin pun langsung kembali ke kamar nya untuk istirahat, ia masih dalam kondisi pemulihan ia belum bebas melakukan kegiatan yang ia mau. karna itu ia harus benar-benar pulih dan bisa beraktivitas seperti biasa.

>>>

pagi ini Haechan melakukan hal seperti biasa, bangun, mandi, bersiap dan menyiapkan sarapan. untuk nya juga Soobin. iya Soobin benar menginap diaprt milik Haechan. Pagi ini Haechan cukup dibuat kesal oleh makhluk yang menumpang di apartemen nya itu, bagaimana tidak sahabat nya yang bernama Choi Soobin itu tak henti-hentinya bertanya letak barang seperti earphone nya, sisir, handphone dan lain sebagainya.

my home to return Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang