15

1.7K 180 4
                                    

Happy Reading!








pagi seperti biasa Haechan terbangun dengan posisi tidur yang cukup tidak nyaman. ia menggerakkan tubuhnya untuk merenggang kan otot-otot nya. ia menelisik kamar nya berantakan, pil obat berserakan, selimut yang jatuh dari kasur dan ada banyak bercak darah disana, lain pun sama hal nya penuh dengan darah kering. yang tentu saja itu milik nya.

ia menggeleng kan kepalanya serasa kepalanya kembali pusing, apa kemarin ia terlalu banyak menelan obat sampai efek nya pusing seperti ini? oh astaga dirinya seperti habis mabuk saja.

ia mengambil air yang dirinya sediakan di atas nakas dengan sekali teguk air yang ada didalam gelas itu habis tanpa sisa, ia duduk sejenak sembari membaringkan kepala nya untuk menetralisir rasa pening di kepalanya. sekali ia lirik jam alarm milik nya.

pukul 04.15

ia menghela nafas nya sejenak, mungkin ia akan berangkat menggunakan bus nanti. melihat kondisi nya seperti ini sangat tidak mungkin jika ia harus berjalan kaki ke sekolah nanti.

ia memejam kan mata nya merasakan pusing nya yang sedikit menghilang sampai putaran kejadian kemarin malam. semua ucapan Jeno kembali terngiang di otak nya.

"DASAR MANUSIA PALING MENJIJIKKAN!! SAMPAH!! KAU BAHKAN TAK PANTAS DIANTARA KITA HAECHAN! SEHARUSNYA TEMPAT MU BUKAN DISINI!! TEMPAT SAMA SEPERTI SAMPAH YANG BUSUK!!"

"JAUHI SAUDARA KU!! KAU SELALU BERDAMPAK SIAL UNTUK KAMI!! DASAR BICH! KAMI SELALU TERLUKA JIKA KAU BERDEKATAN DENGAN KAMI!! SEHARUSNYA KAU TAK LAHIR JUNG HAECHAN!!"

sampai satu tetes cairan bening itu berhasil lolos dari mata Haechan yang tengah terpejam.

"aku juga tak pernah minta untuk dilahirkan Hyung.. apalagi Appa ku sangat membenciku.."

"Eomma.. sampai kapan? sampai kapan aku menunggu..aku ingin bersama mu secepatnya. kenapa waktu begitu lambat Eomma? apa Tuhan begitu membenci ku sampai dia tak mengizinkan ku untuk bersama mu? apakah Tuhan ingin melihat ku menderita disini?"

"mereka membenci ku Eomma.. mereka membenciku.. mereka tak ingin aku ada di sekitar mereka.. aku ingin ikut eomma.."

Tes

"aishh sialan"

ia dengan cepat mengusap air mata nya kasar sekaligus mengusap darah yang kembali mengalir dari hidung nya. ia pun segera lari ke dalam toilet untuk membersihkan semua nya sekaligus ia harus bersiap-siap.

"kenapa tak berhenti sih!?" cetus Haechan begitu kesal saat darah yang keluar dari hidung itu tak kunjung berhenti.

sampai beberapa menit ia dapat mengatasi nya. menghela nafas lelah saat melihat wajah pucat nya di pantulan cermin. ia tersenyum dan menghapus jejak air mata nya.

"lihatlah bahkan aku menyiksa mu sampai seperti ini Haechan.. Mianhe" lirih nya berbicara sediri.

lalu ia pun langsung mandi dan bersiap untuk berangkat ke sekolah. ia mengambil obat yang sudah ia bereskan yang ada di atas nakas, kamar nya pun sudah nampak rapih kembali karna kekacauan yang ia buat semalam.

ya Setelah Jeno memukul nya Haechan berjalan cepat menuju kamar nya. sesampainya dikamar ia langsung mengunci kamar milik nya dengan rapat, kemarin pun ia menangis sampai terisak. sampai kepalanya pusing dan disusul darah segar yang mengalir lewat hidung nya.

Haechan pun segera mengambil empat botol pil yang ada di dalam nakas itu, ah itu tidak semuanya karna masih ada banyak obat didalam nakas lelaki itu. ia pun segera mengambil 3 sampai 4 pil yang entah itu obat pereda pusing nya atau bukan ia tak tau, kemarin malam kepala nya benar-benar pusing.

my home to return Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang